Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

5 Kegiatan Menarik Bagi Anda yang Tidak Ikut Pemilu

Puthut EA oleh Puthut EA
1 November 2018
A A
kepala suku
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Keputusan untuk tidak menyia-nyiakan waktu pergi ke TPS dan ikut pemilu adalah sebuah keputusan politik. Setuju atau tidak setuju, itu realitas politik juga.

Tidak semua orang suka pemilu, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden. Bagi mereka, ikut pemilu adalah hal yang dianggap tidak penting dan kadang menggelikan, apalagi jika dikaitkan dengan sukses tidaknya hidup seseorang.

Seorang kawan saya pernah bilang, dia sukses berbisnis bukan karena SBY yang jadi presiden atau Jokowi yang jadi presiden. “Ke depan, bisnisku berjalan dengan baik atau tidak, bukan karena Prabowo yang menang atau Jokowi yang menang.”

Pendapat serupa ini juga pernah saya dengar dengan versi yang lebih dalam dari seorang alim seperti Gus Baha’. Beliau kurang-lebih berkata begini: Kekeliruan yang sering terjadi adalah menyandarkan kesuksesan dan ketidaksuksesan pada siapa yang menjadi presiden, gubernur, atau bupati. Padahal persoalan utamanya, ya, ada pada diri orang itu sendiri. Mau presidennya hebat, gubernurnya bekerja dengan baik, bupatinya baik hati, tapi kalau cara mengelola  keuangan seseorang ngawur dan perilakunya buruk, ya tetap saja tidak sukses.

Pendapat seperti itu banyak diamini oleh orang, apalagi yang bertarung sebagai seniman, wiraswasta, dan intelektual. Ditambah, soal politik makin riuh, sementara makin banyak politikus yang kena kasus korupsi. Kalau golongan ini dianggap apolitis, justru keliru. Mereka sangat politis. Sangat paham politik. Sangat melek politik. Dan justru karena itu, keputusan mereka untuk bersikap biasa saja termasuk tidak mau menyia-nyiakan waktu pergi ke TPS adalah sebuah keputusan politik. Setuju atau tidak setuju, itu realitas politik juga.

Nah, sekarang, kegiatan apa yang menarik dilakukan oleh kaum semacam itu, di saat orang lain sibuk mengantre nyoblos di TPS?

1. Berkumpul bersama keluarga

Bagi orang rumahan, hal yang paling mudah adalah tinggal di rumah. Memasak bersama anggota keluarga, makan enak, lalu berbaring di depan teve sambil menonton hitung cepat sehingga tahu siapa yang berpotensi besar menjadi presiden.

2. Belanja dan menonton

Sementara warga negara lain menggunakan hak pilihnya, ada juga yang memilih untuk menghibur diri bersama teman atau keluarga dengan pergi ke mal. Mereka berbelanja, menonton film, lalu ngopi di mal sambil berkelakar dan mengecek berita via gadget, mengikuti perkembangan tentang siapa yang menang pilpres versi hitung cepat.

3. Mancing

Klub mancing bertumbuhan di banyak tempat. Kali ini yang mewabah adalah klub mancing di sungai. Berbeda dengan klub mancing di laut, mancing di sungai berbiaya lebih murah dan lebih merakyat karena bisa dilakukan kapan saja dan ada banyak sungai kecil yang bisa dijadikan spot mancing. Pada bulan April, aliran sungai sangat deras karena masih ada sisa musim hujan. Pemancing sungai masih dimanjakan dengan ikan-ikan sungai yang melimpah. Dan ini alternatif kegiatan yang menarik bagi mereka yang tidak suka pergi ke TPS.

4. Kemping dan naik gunung

Nah, bagi mereka yang suka kegiatan luar ruang, ini juga saat yang pas untuk kemping dan naik gunung. Bagi pencinta alam, bulan April sampai Oktober adalah bulan yang baik buat mendaki gunung. April memang masih ada hujan, tapi curah hujan sudah tidak tinggi. Jadi, di saat orang lain deg-degan menyaksikan jagoan mereka menang pilpres atau tidak, para kaum yang memilih kemping dan mendaki gunung akan mendapatkan kepuasan yang berbeda: berada di alam terbuka, menghadap cakrawala, menyaksikan matahari terbit. Asyik!

Iklan

5. Umrah

Sementara bagi mereka yang punya cukup uang, punya cukup waktu, dan ingin mendekatkan diri kepada Tuhan, bisa melaksanakan ibadah umrah. Memang sih, ibadah ini tidak cukup dilakukan sehari. Biasanya butuh waktu antara seminggu sampai sepuluh hari, bergantung paket umrah yang dipilih. Tapi tentu ada sensasi sendiri di saat banyak orang di dalam negeri sedang dalam tensi tinggi, penuh emosi, sementara kita bisa berjarak dengan itu semua, lalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Tentu tidak lupa berdoa yang terbaik bagi bangsa ini.

Nah, lima kegiatan itu bisa dijadikan alternatif bagi Anda yang tidak ikut pemilu. Asyik, bukan? Mari kita kemon!

Terakhir diperbarui pada 1 November 2018 oleh

Tags: golputmancingNyoblospemiluTPS
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Presidential Threshold, MK.MOJOK.CO
Aktual

Penghapusan Presidential Threshold adalah Langkah Maju Bagi Demokrasi

3 Januari 2025
Pemilu 2024 Selesai, Petugas KPPS Balik Setelan Pabrik: Jelas Mancing, Mabar, Slot! MOJOK.CO
Ragam

Pemilu 2024 Selesai, Petugas KPPS Balik Jadi Kaum Korea: Jelas Mancing, Mabar, Slot!

15 Februari 2024
Cerita Ibu Rumah Tangga di Semarang Dapat Serangan Fajar 4 Parpol, tapi Tetap Golput karena Bukan DPT.mojok.co
Ragam

Cerita Ibu Rumah Tangga di Semarang Dapat Serangan Fajar 4 Parpol, tapi Tetap Golput karena Bukan DPT

15 Februari 2024
Kerja di Lembaga Quick Count Pemilu Ternyata Sama Capeknya dengan Anggota KPPS.mojok.co
Aktual

Cerita Petugas Quick Count Pemilu: Hasil Sering Diremehkan Meski Saat Bekerja Sama Capeknya dengan Anggota KPPS

15 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.