Kenalan Yuk Sama Orde Baru alias Ordenya Pak Harto - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Esai

Kenalan Yuk Sama Orde Baru alias Ordenya Pak Harto

Rusmanto oleh Rusmanto
4 April 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Ada dua slogan yang melekat erat dalam kehidupan rakyat biasa pada zaman Orde Baru. Asal-bapak-senang dan kalau-bisa-dipersulit-kenapa-dipermudah.

Nggak usah banyak berharap Gen Z alias generasi pasca-milenial akan kenal yang namanya orde baru. Generasi milenial yang mengalami orde baru dan peralihan menuju era (yang katanya) reformasi aja belum tentu bisa cerita.

Orde Baru diceritakan pada generasi now dengan gaya dan istilah yang hampir tidak lagi dikenali. Dari otoriotarianisme sampai hegemoni kekuasaan digambarkan bagai novel dengan genre crime history.

Tapi yang namanya novel, sebagian orang hanya akan mengangap sebagai cerita fiksi yang berkesan. Paling banter akan bilang: oh, based on true story ya? Tapi ya cuma sambil lalu aja.

Jadi kalau tiba-tiba diajak menolak kembalinya Orde Baru, apa ya sanggup?

Baca Juga:

Daftar Istilah dan Bahasa Jaksel yang IMO Cukup Penting Sih, CMIIW

DPR Minta Seleksi CPNS 2021 Diulang karena Ada Kecurangan? Oya Ding, Rakyat Kan Tak Bisa Punya Oknum

Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

Saya sendiri mengalami orde baru hingga SMA, jadi pengalaman saya bersama orde baru tidak begitu mendalam. Tapi, saya masih ingat dan bisa menceritakan zaman Orde Baru berdasarkan pengalaman saya sendiri dan orang yang ada di sekitar saya.

Yang paling bisa diceritakan dan dibandingkan dengan zaman sekarang dari Orde Baru adalah birokrasinya yang luar biasa. Zaman itu ada dua slogan yang menggaung dan melekat erat dalam kehidupan rakyat biasa. Hal itu membuat mereka semua (termasuk saya) enggan berurusan dengan yang namanya “birokrasi”.

Slogan yang pertama adalah ABS alias Asal-Bapak-Senang, yang merupakan ciri utama birokrasi saat itu. ABS diterapkan dari level paling rendah hingga level tertinggi birokrasi negara. Hal ini mungkin akan dialami oleh para bawahan, yang tentu saja berimbas pada rakyat.

Di sini, bawahan akan berusaha sekuat tenaga (kalau nggak kuat masih pinjem tenaga orang lain) untuk menyenangakan hati atasannya. Jadi tingkat pengukuran prestasi pegawai adalah dengan membuat atasan hidup nyaman dan bahagia.

Sebetulnya nggak cukup atasan aja yang dilayani, tapi pasangannya (suami atau istrinya) juga anak-anaknya (kalau ada).

Saya pernah bertemu dengan bawahan yang berusaha menyenangkan hati atasannya. Sang Atasan minta dibelikan rokok di warung pada bawahanya. Dari mana saya tahu cerita ini? Jawabanya adalah: karena ibu saya yang punya warung.

Apabila dilihat sekilas, itu adalah perintah yang mudah untuk dilakukan. Tapi, tidak semudah itu Fulgensio. Untuk sekedar disuruh-suruh, sebuah institusi biasanya akan menggunakan Tenaga Pesuruh Kantor.

Nah, karena yang diperintah adalah bawahannya, berarti ada makna tersembunyi. Ketika disuruh, bawahan tidak akan berani bertanya: rokok merek apa, berapa bungkus, atau pertanyaan teknis lainnya.

Ia akan langsung mencari informasi pada rekan kerja: Pak Kepala kalau nyuruh beli rokok bagaimana prosedurnya? Dan perlu diketahui, biasanya uang bawahan nggak diganti, dan bawahan juga nggak berani minta, sedih nggak?

Tidak sekedar urusan pribadi, proses-proses birokrasi juga tidak lepas dari urusan Asal Bapak Senang. Ini mungkin penyebab Repelita banyak yang terbengkalai. Pertanyaan cerdasnya adalah: apa yang dimaksud dengan Repelita?

Mari sejenak kita tinggalkan Repelita dan berkunjung ke pasar tradisional. Dalam sebuah sidak atau peninjauan pasar oleh pimpinan, sebuah skenario selalu diterapkan agar kunjungan berhasil dengan memuaskan.

Jadi, rombongan (peninjauan selalu dilakukan ramai-ramai dan siang hari) hanya akan lewat jalur yang ditetapkan. Alasan utamanya bukan karena faktor keamanan, tapi agar rombongan tidak melihat sisi kelam pasar yang becek dan bau, meskipun tidak musim hujan.

Kalau diceritakan, akan banyak kisah tentang slogan ABS yang bisa ditemukan. Tapi ada baiknya kita menuju slogan kedua yang tidak kalah spektakuler. Dalam layanan birokrasi masa itu akan bisa kita temukan istilah, “Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?”

Hal tersebut pernah saya alami ketika mengurus surat-surat pada zaman Orde Baru. Saat itu saya mengurus surat izin di sebuah instansi (tentu saja bukan punya saya, saya masih terlalu muda dan belum punya KTP).

Dalam aturan resmi yang tertulis di meja layanan, biaya pengurusan adalah 25 ribu rupiah. Tapi setelah berkas lengkap, saya diminta 300 ribu untuk biaya tanda tangan kepala kantor dan kepala bagian. Dan tentu saja, biaya tambahan itu tidak ada kuitansinya alias pungli.

Pertanyaan supernya adalah: apakah yang dimaksud dengan pungli?

Udah, nggak usah mikirin pertanyaan nggak mutu tersebut. Pertanyaan sesungguhnya adalah: apakah saya bisa menolak memberikan pungli? Tentu saja bisa, tapi akan memberikan efek yang menyebalkan. Bagian pelayanan dengan jujur bilang, kalau tidak bayar, berkas tidak akan diprioritaskan.

Pengalaman serupa dialami guru SD saya ketika mengurus surat-surat (saya tidak tahu, dan nggak tanya surat apaan) di tingkat provinsi. Di dalam map berisi berkas, akan diselipkan sejumlah uang dalam amplop agar berkasnya cepat diproses.

Kalau tidak melakukan hal itu, maka bisa menunggu berhari-hari baru selesai. Sementara itu, dalam masa menunggu, ia harus mengeluarkan biaya ekstra untuk penginapan dan makan. Jadi akan lebih hemat dan murah bila hanya memberikan amplop.

Sebetulnya banyak layanan birokrasi yang menggunakan kedua slogan tersebut. Ada yang salah satunya, ada juga yang menggunakan perpaduan di antara keduanya.

Emangnya nggak ada layanan yang cepat, tapi nggak perlu bayar lebih buat pungli?

Layanan semacam itu tentu saja ada, tapi membutuhkan persyaratan khusus. Asalkan kamu adalah kerabat dari pejabat tinggi, kamu akan dilayani bak raja. Nggak perlu antri, apalagi keluar duit, bahkan kamu akan dijamu makan siang lezat dengan cuma-Cuma. Dan yang lebih hebat, nanti kalau pulang masih diberi amplop buat sangu beli jajan di jalan.

Sebetulnya birokrasi itu mudah dan murah, yang bikin mahal adalah “biaya kenakalan” birokrasi itu sendiri.

Jadi, kalau kamua masih menemukan beberapa hal yang diceritakan di atas, berarti kamu masih berada di atmosfer zaman Orde Baru. Paling tidak, beberapa cerita di atas bisa membuat yang belum tahu jadi bisa kenal dengan yang namanya Orde Baru.

Ingat ada pepatah: tak kenal, maka tak sayang. Siapa tahu setelah mengenal jadi sayang. Terus acara menolak Orde Baru berubah menjadi acara penyambutan.

Nah, di sini mungkin saya bakal repot kalau harus ikut tanggung jawab, saya kan cuma ngenalin doang, urusan jadian apa nggak, kan terserah.

Terakhir diperbarui pada 3 April 2019 oleh

Tags: asal bapak senangbirokrasiGen Zgenerasi milenialOrde Baru
Rusmanto

Rusmanto

Dirahasiakan biar nggak diculik.

Artikel Terkait

ilustrasi Daftar Istilah dan Bahasa Jaksel yang IMO Cukup Penting Sih, CMIIW mojok.co

Daftar Istilah dan Bahasa Jaksel yang IMO Cukup Penting Sih, CMIIW

16 Desember 2021

DPR Minta Seleksi CPNS 2021 Diulang karena Ada Kecurangan? Oya Ding, Rakyat Kan Tak Bisa Punya Oknum

6 November 2021
Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

Jerat Warisan Bahasa Orde Baru

15 Oktober 2021
Sebelum Listrik PLN Masuk Kampung Saya: Lebih Baik Nyalain Diesel daripada Mengutuk Kegelapan

Sebelum Listrik PLN Masuk Kampung Saya: Lebih Baik Nyalain Diesel daripada Mengutuk Kegelapan

3 September 2021
kompilasi from this to this versi pemerintah luhut binsar yasonna laoly pembebasan napi menteri terawan jokowi indonesia mojok.co Gapapa Pemerintah Koreksi Target Herd Immunity Indonesia, Jujur Lebih Bagus

Gapapa Pemerintah Koreksi Target Herd Immunity Indonesia, Jujur Lebih Bagus

4 Agustus 2021
Parenting dan Penyesalan Orang Tua yang Terlambat karena Anak Tumbuh Secepat Kilat

Parenting dan Penyesalan Orang Tua yang Terlambat karena Anak Tumbuh Secepat Kilat

25 Juli 2021
Pos Selanjutnya
5 Alternatif Uang Kembalian Selain Permen Biar Nggak Monoton

5 Alternatif Uang Kembalian Selain Permen Biar Nggak Monoton

Komentar post

Terpopuler Sepekan

PSIM, Maitimo, Vujovic, dan Suporter: Meretas Revolusi Parang Biru

Kenalan Yuk Sama Orde Baru alias Ordenya Pak Harto

4 April 2019
warung kopi mbah kuwot mojok.co

Kisah Mbah Kuwot Selamat dari Romusha dan Buka Warung Kopi Legendaris di Trenggalek

19 Juni 2022
Universitas Sanata Dharma

Bakso Dab Supri Sanata Dharma yang Mencatat Kisah-kisah Mahasiswa 

18 Juni 2022
baskara aji mojok.co

Soal Jam Malam, Sultan Minta Menyeluruh di Jogja

24 Juni 2022
Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati MOJOK.CO

Teror Pulung Gantung: Air Mata dan Seutas Tali Pati di Pohon Jati

23 Juni 2022
UTBK bocor di jogja

Viral di Sosmed, UTBK di UPN “Veteran” Yogyakarta Bocor, Pelaku Ditangkap

20 Juni 2022
Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022

Terbaru

Kasman Singodimedjo tagih janji ke Sukarno sial Piagam jakarta

Kasman Singodimedjo, Menagih Janji 7 Kata Piagam Jakarta pada Sukarno

26 Juni 2022
Garuda Pancasila, Sudharnoto

9 Fakta Pencipta Lagu Garuda Pancasila yang Tersingkir dari Sejarah

26 Juni 2022
Makan Bersama di Tepikota, kuliner jawa timur di Yogyakarta

Minggu Bersama di Tepikota, Menikmati Kuliner Jawa Timur di Jogja

25 Juni 2022
Pentingnya ganti oli mesin mobil

5 Alasan Ganti Oli Mesin Perlu Dilakukan Berkala

25 Juni 2022
hasil pertandingan piala presiden PSS Sleman PSIS Semarang

Takluk dari PSIS Semarang, PSS Sleman Harus Menang di Laga Terakhir Grup A Piala Presiden

24 Juni 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In