Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Dangdut Lawas OM Lorenza Obat Kejenuhan Dangdut Koplo: Wayahe Wong Lawas Tampil

Paksi Raras Alit oleh Paksi Raras Alit
11 Februari 2025
A A
Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo MOJOK.CO

Ilustrasi Dangdut Lawas OM Lorenza Melawan Hegemoni Dangdut Koplo. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Blantika musik tanah air sedang dikejutkan dengan viralnya dangdut lawas OM Lorenza. Mereka menjadi penawar akan kejenuhan dangdut koplo.

Blantika musik tanah air sedang dikejutkan dengan viralnya dangdut lawas OM Lorenza. Di medsos bertebaran video gigs OM Lorenza di kampung-kampung, ditonton dan dijogetin ratusan orang. 

Gaya personel dan gaya penonton Lorenza yang unik memunculkan berbagai reaksi netizen. Salah satunya adalah ungkapan wayahe wong lawas tampil. Kemasan pertunjukan yang disajikan OM Lorenza memang “lawas”. Lawas dalam hal ini bisa dilihat setidaknya dari 2 hal.

Pertama, gaya unik atribut fashion mereka. Grup dangdut dari Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah ini pentas dengan dandanan jadul seperti celana cutbray, kemeja, dasi, sepatu pantofel lawas, topi pet atau gaya topi klasik, kacamata tebal, dan aneka pernik retro. Dresscode itu diikuti oleh para fansnya. Kita seperti melihat pesta kostum vintage dalam gigs Om Lorenza.

Citra “lawas” kedua dalam fenomena ini adalah hadirnya (kembali) irama dangdut lawas yang dikemas dengan penampilan ceria dan sedikit jenaka. Istilah dangdut lawas ini mengacu pada sub-genre (cabang aliran) musik dangdut era tahun 1970-an sampai menjelang akhir 1990-an, sebelum era dangdut koplo mewabah. 

Ada pula yang menyebut aliran ini sebagai dangdut asli. Tapi, agar tidak berdebat mana yang asli atau palsu, kita gunakan saja istilah dangdut lawas.

Ada perbedaan yang mencolok pada tempo dan ritme antara dangdut lawas dan dangdut koplo, terutama ritmis kendang/ketipung. Irama dangdut lawas mempunyai kesan lebih santai, enak untuk bergoyang pelan, jika dibandingkan dengan hentakan dangdut koplo yang progresif dengan ciri senggakan yang bertubi-tubi. 

Kita melihat para penonton OM Lorenza menikmati alunan yang lebih rileks, berjoget pelan, sing along dangdut lawas seperti “Singkong dan Keju” yang dipopulerkan Bill & Brod featuring Arie Wibowo.

Dangdut lawas adalah antikoplo

Banyak hal menarik yang bisa didiskusikan lebih dalam tentang fenomena ini. Kita bisa mulai dengan dugaan munculnya bibit pergeseran tren dangdut di tanah air. Dangdut lawas menyeruak di tengah masifnya dangdut koplo. 

Seperti yang kita pahami bahwa sebuah tren produk kebudayaan, dalam hal ini pasar musik, tidak pernah awet, selalu berganti dengan tren baru yang muncul (atau dimunculkan). Apalagi di zaman digital ini, tren makin berumur pendek.

Masyarakat digital makin haus dengan kebaruan tren (viralitas baru). Didorong oleh keinginan untuk selalu tampak up to date dalam merespons tren budaya yang mempengaruhi gaya hidup (menjadi pop culture). Popular culture di sini merujuk pada pengertian populi (‘people’, ‘rakyat’), yaitu budaya rakyat yang biasanya muncul dari pinggiran.

Michael B. Raditya, seorang pakar culture studies spesialis riset dangdut, menyebut dangdut sebagai budaya rakyat di Indonesia. Posisinya langgeng dan selalu ada di ruang-ruang budaya. Akan tetapi, posisi dangdut ini bisa berubah-ubah seturut perkembangan zaman. Kadang ia berada di tempat asalnya (pinggiran), kadang ke tingkat menengah, dan bahkan menyeruak ke kasta tinggi seperti yang dialami dangdut koplo belakangan ini.

Baca halaman selanjutnya: Perlawanan yang terjadi…

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 11 Februari 2025 oleh

Tags: caca handikadangdutdangdut koplodangdut lawasevie tamalaMeggy Zom lorenzaRhoma Iramatambal banwayahe wong lawas tampil
Paksi Raras Alit

Paksi Raras Alit

Seniman dan pegiat aksara Jawa.

Artikel Terkait

Penonton Dangdut Koplo, Fans NDX & Guyon Waton SDM Rendah MOJOK.CO
Esai

Penonton Dangdut Koplo dan Fans Guyon Waton & NDX Dianggap SDM Rendah, Tukang Kisruh, dan Tukang Rusak Festival

2 Juli 2024
rhoma irama prambanan jazz mojok.co
Hiburan

Dari Blitar Demi Rhoma Irama, Selfie dari Jauh Saja Tak Mengapa

16 Juli 2023
Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak MOJOK.CO
Esai

Omong Kosong Dangdut Miskin Tema dan Kamu Perlu Tahu Karya Monumental Dangdut Ngapak

25 April 2023
Warisan Penting Didi Kempot untuk Musisi Indonesia Zaman Kiwari MOJOK.CO
Esai

Warisan Penting Didi Kempot untuk Musisi Indonesia Zaman Kiwari

26 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.