Daging adalah Kita: Refleksi Idul Qurban Seorang Peragu - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Daging adalah Kita: Refleksi Idul Qurban Seorang Peragu

Iqbal Aji Daryono oleh Iqbal Aji Daryono
6 Oktober 2014
0
A A
Daging adalah Kita: Refleksi Idul Qurban Seorang Peragu

Daging adalah Kita: Refleksi Idul Qurban Seorang Peragu

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Belasan tahun silam, dua hari usai Idul Adha. Klub pengajian alumni SMA 8 Yogyakarta berkurban di Ngawen, Gunungkidul. Teknis penyembelihan hewan kurban kami serahkan ke warga kampung, sedangkan kami sendiri cuma bantu-bantu.

Proses berjalan, lalu muncullah pemandangan yang membuat banyak orang heboh. Seekor kambing yang lehernya sudah disayat serius, lepas dari pegangan, berlari meronta-ronta. Kepalanya kewer-kewer sudah nyaris putus, tapi tetap saja dia lari ke sana ke mari.

Secara hukum agama, ini agak membingungkan. Menyayatkan pisau lebih dari satu kali ke leher hewan sembelihan itu terlarang (itu kenapa syarat penyembelihan adalah pisau harus sangat tajam). Sementara, waktu itu kambing masih hidup meski leher sudah disayat dalam-dalam.

Seorang bapak-bapak yang sok tahu mendadak muncul bak Gundala Putra Petir. Dia menangkap si kambing, memegang kepalanya dengan mantap, dan.. cress!!! Lepaslah kepala malang itu.

Di sebuah sudut, kawan saya Nana Juansa terdiam membatu, menatap nanar semua adegan tersebut. Wajahnya sepucat Suster Ngesot. Dia lalu terduduk, terengah-engah, seperti mau pingsan.

Siangnya, waktu daging kurban ditongseng rame-rame, Nana minta menu spesial yang merepotkan tuan rumah: tempe goreng. Sejak hari itulah pelan-pelan dia berubah, hingga puncaknya Nana memproklamirkan diri sebagai vegetarian, dari sekte yang paling radikal.

Baca Juga:

Idul Adha, Busyro Muqaddas, warga jogja

Ceramah Idul Adha Busyro Muqoddas: Warga Jogja Diberi Contoh Menyengat Mantan Walikota

9 Juli 2022
Memilih daging yang tepat bisa mengurangi kolesterol

Tips dari Chef dan Ahli Gizi untuk Mengurangi Kolesterol pada Hidangan Daging Idul Adha

9 Juli 2022

***
Saya dan istri suka sate kelinci. Kalau ke Kaliurang, selalu menyempatkan diri jajan sate kelinci Pak Tir, yang gerobaknya selalu mangkal di depan pintu masuk Taman Bermain. Di Bantul pun kami beberapa kali nyate kelinci di barat lampu merah Jebugan, sebab warung itu yang paling gampang diakses dari rumah kami di Sewon.

Suatu sore, sekitar tiga tahun silam, kami bertiga ke Jebugan. Pesan dua porsi. Baru beberapa menit menunggu, anak kami Hayun minta pipis. Kami numpang ke kamar mandi si empunya warung sate.

Dan terjadilah sore kelabu itu. Hayun menangis menjerit-jerit. Ekspresi anak semungil itu (waktu itu dia masih 2,5 tahun) begitu histeris. Ternyata Hayun ketakutan, karena dengan matanya sendiri ia melihat di depan kamar mandi belasan kepala kelinci yang imut-imut itu pating glundhung. Semua sudah terpisah dari badannya. Benar-benar pemandangan yang bahkan untuk orang dewasa seperti kami pun bikin merinding.

Kami cemas sekali, jeritan Hayun bisa-bisa sangat membekas pada pahatan diary masa kecilnya. Jadilah, santapan sore itu adalah sate kelinci yang paling nggak enak sepanjang sejarah persatean kami.

Di tengah pusaran perasaan hati yang tak karuan, hari itu kami pungkasi dengan sebuah sumpah: tak akan lagi makan sate kelinci. Selamanya.

***

“Aku nggak makan daging hewan yang lucu.” Begitu kata Gugun Ekalaya, seorang seniman asal Blitar. Saya mendengar kalimat itu pada sebuah malam di Sagan, jauh sebelum peristiwa sate kelinci di Bantul tadi.

Saya pribadi tertarik dengan ideologi Gugun yang satu itu (entah sekarang dia masih konsisten atau enggak). Ide itu mengingatkan saya pada Irene Drabek, teman saya cewek Swiss, yang tidak makan daging kecuali ayam. “Soalnya ayam itu goblok. Kalau aku naik sepeda dan mau nabrak ayam, ayamnya nggak minggir tapi malah lari terus di depan sepedaku,” katanya dalam sebuah obrolan 16 tahun silam.

Ideologi-ideologi nanggung seperti punya Gugun dan Irene sepertinya bisa menjadi jembatan bagi banyak orang. Orang yang dalam sudut tersunyi di hatinya tak tega melihat pembunuhan sesama makhluk, tak tahan melihat darah yang muncrat dan leher yang menganga, namun di sisi lain terlalu pengecut untuk lepas dari kenikmatan dunia bernama daging.

Pada Idul Adha kali ini, kami juga motong kambing seperti biasanya. Ya, ini karena iman. (Apa boleh buat kan? Hehe) Di saat yang sama, saya memang selalu ngiler dengan potongan-potongan daging kambing yang sudah berbalut bumbu kecap. Sate kambing pun selalu jadi jawaban resmi, tiap kali saya ditanya tentang menu kuliner favorit.

Maka, hari ini saya pun mau menyempurnakan niat mengikuti jejak ideologi Gugun Ekalaya: tidak akan makan hewan yang lucu. Itu saja. Perkara kategori kelucuan itu seperti apa, ya suka-suka saya. Mumpung kita bangsa manusia sedang berkuasa di dunia, menjadi sentrum semesta raya, nah, inilah saatnya membuat definisi dengan semena-mena.

Harap maklum. Ini benar-benar jalan tengah maksimal untuk sedikit menenteramkan hati yang gundah. Menghibur diri sendiri, menghindar dari label ‘predator total’, sembari terus mengucapkan kata mutiara: “Munafik adalah kita.” Haha.

Kamu sendiri, apa ideologi perdaginganmu?

Terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2019 oleh

Tags: dagingIdul Adhaperaguqurban
Iqbal Aji Daryono

Iqbal Aji Daryono

Penulis dari Bantul. Lulusan Sastra Jepang, UGM.

Artikel Terkait

Idul Adha, Busyro Muqaddas, warga jogja
Kilas

Ceramah Idul Adha Busyro Muqoddas: Warga Jogja Diberi Contoh Menyengat Mantan Walikota

9 Juli 2022
Memilih daging yang tepat bisa mengurangi kolesterol
Kesehatan

Tips dari Chef dan Ahli Gizi untuk Mengurangi Kolesterol pada Hidangan Daging Idul Adha

9 Juli 2022
jokowi kurban mojok.co
Kilas

Seberat 2 Ton, Jokowi Berkurban Sapi Australia dan Jawa untuk Warga Jogja

8 Juli 2022
lokasi salat idul adha mojok.co
Kilas

Daftar Lengkap Lokasi Salat Idul Adha Muhammadiyah 2022 di DIY

8 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Ahok, Wing Chun, dan Perguruan Kungfu Miliknya

Ahok, Wing Chun, dan Perguruan Kungfu Miliknya

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Daging adalah Kita: Refleksi Idul Qurban Seorang Peragu

Daging adalah Kita: Refleksi Idul Qurban Seorang Peragu

6 Oktober 2014
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
its mojok.co

7 Jurusan ITS yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tak Begitu Ketat

17 Maret 2023

Terbaru

Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
korban mutilasi mojok.co

Miris, Wanita Asal Patehan Jogja Jadi Korban Mutilasi di Pakem

21 Maret 2023
jokowi ketemu megawati di istana

3 Jam Jokowi Ketemu Megawati di Istana, Timang-Timang Nama Capres atau Reshuffle Menteri?

20 Maret 2023
Miftahur Rizaq: Perupa Muda yang Hidupnya Diselamatkan Rokok

Miftahur Rizaq: Perupa Muda yang Hidupnya Diselamatkan Rokok

20 Maret 2023
5 rekomendasi podcast politik

5 Podcast yang Seru Disimak Menjelang Tahun Politik 

20 Maret 2023
becak listrik mojok.co

Gantikan Becak Kayuh, Becak Listrik Mulai Mengaspal di Malioboro  

20 Maret 2023
arsip surat RA Kartini

Rieke Diah Pitaloka Sebut Surat-Surat RA Kartini Penting Dijadikan Memori Kolektif Dunia

20 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In