MOJOK.CO – Seru banget kuliah di Basindo UGM. Sudah dosennya lucu-lucu semua, ternyata nama mereka itu material tebak-tebakan banget. Nih, saya kasih tebakan biar kamu emosi.
Menginjak semester dua dan hampir nggak lagi menyandang status Gadjah Mada Muda karena sudah ada maba membuat saya semakin bersyukur. Oya, saya bersyukur banget bisa jadi mahasiswa Yujiem alias UGM. Kalau disuruh milih antara Yujiem atau pacar, ya jelas Yujiem, lah!
Lagian nggak mungkin kita pacaran kemudian ditanya, “Dapat pacar jalur apa, Mas?”
Saya nggak mungkin jawab, “Jalur UTUL, Mas, alias Jalur UJIAN KETULUSAN!”
Tapi kalau kita jadi mahasiswa Yujiem, nih, entah masuk lewat jalur UTUL atau gosokan ale-ale, semua orang bakal bilang begini, “Subhanallah, pinter, ya! Keterima di UGM!” Padahal ya nggak gitu juga.
Sebagai mahasiswa UGM, saya makin bangga lagi karena kuliahnya di jurusan Sasindo yang sekarang sudah berganti nama menjadi Basindo alias Bahasa dan Sastra Indonesia. Mungkin waktu berganti nama, Bapak Kaprodi kami tercinta membuat bubur merah dan putih lalu dibagikan kepada warga Yujiem seperti tradisi orang Jawa ketika ganti nama.
Tapi, meskipun sudah berganti nama, saya belum pernah tuh denger orang ngomong, “Wah, pasti jago bahasa, ya!” Yang ada adalah pasti katanya jago sastra. Yo wis ben, aku ra popo.
Padahal, pelajaran bahasa ini juga asik-asik gimana gitu. Apalagi bagi mahasiswa semester kedua di Basindo UGM. Bersiaplah ketemu mata kuliah lucu luar biasa, yaitu Fonologi yang diampu Bapak dosen kesayangan mahasiswa, Pak Bowo. Bukan, ini bukan legenda Tik Tok!
Ketua kelas saya biasanya nyebut beliau “Paduka Bowo”. Bukan maksud kurang ajar, ya. Ini sebagai gambaran aja betapa kami memuja dan mencintai beliau yang lucunya nggak ada obat. Mata kuliah Pak Bowo dulunya berlangsung setelah Jumatan, pukul 1 siang. Tapi, berhubung perkuliahan jadi online, kelas dimajukan jadi pukul 9 pagi.
Tapi oh tapi, mata kuliah ini kadang juga ambyar. Absurd. Minggu kemarin ini, 51 orang mahasiswa disuruh buat tebak-tebakan sama Paduka Bowo. Tiap orang bikin 5 tebak-tebakan. Jadi, akan ada 255 tebak-tebakan yang terkumpul. Mau dibuat buku tebak-tebakan kali, ya. Royalti penjualan disumbangkan semua. Makin cinta, deh sama Yujiem.
Tapi kok tebak-tebakan? Jadi begini, fonologi itu mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Contoh, nih, MOJOK vs POJOK. Ada, kan, fonem yang berbeda? Yaitu /m/ dan /p/. Atau PUTU vs PUTHUT. Yang satu pakai /t/, yang satu nggak pakai. Nah, kayak gitu. Tapi jangan berat-berat dipikir. Mengko ambyar.
Untuk tugas tebak-tebakan ini saya nggak mau asal-asalan. Saya memang selalu maksimal saat nugas, hehehe. Tebak-tebakan saya ini terinspirasi dari nama dosen Basindo yang material tebak-tebakan banget. Nyenengin banget pokoknya masuk Basindo UGM.
Nah, buat Mojok, saya kasih 3 tebak-tebakan yang comel-comel pokoknya. Duanya lagi saya simpan sendiri. Kalau mau denger, japri saya aja. Siapa tahu bisa mutulan. Hehehe….
*JENG JENG JENG*
1. Kenapa Prof. Putu selalu tampak bahagia?
Jawabannya: karena kalau nggak bahagia bukan PUTU, tapi PUTUS. WKWKWKWKW lucu kan, lucu, dong. Ayolah….
Prof. Putu ini profesor yang mengajar maba Basindo UGM semester 1. Tepatnya mata kuliah Linguistik Umum. Beliau ini, meskipun profesor, master linguistik, tapi kalau ngajar maba itu bisa lucu banget. Kocak parah, anjir. Selain selalu bahagia, menggemaskan, dan menghibur, beliau ini nggak gampang marah. Serius, deh. Idola banget.
Ciri khas Prof. Putu itu suka ngomong, “Jadi, ini linguis, YA!” Kalau kalian ikut kelasnya, siapkan kertas dan catat berapa kali beliau ngomong “YA”.
Tapi, meskipun Prof. Putu bikin kalian bahagia saat di kelas, nilai kalian di akhir semester mungkin membuat sedih lebih dari putus. Syukur-syukur dapat C. Sebab, saat menjawab ujian, jawaban kita mesti sama persis dengan kalimat dalam modulnya. Untung nilai saya selamat…karena dapat C minus. Mayan….
2. Siapa dosen Basindo UGM yang nyambi jualan buah?
Jawabannya: Pak Aprinus. Karena selain suka nulis paper, Pak Aprinus ini jualan buah “aprikus”. hehehe….hehe…he…lucu, lah. Ini salah satu tebak-tebakan andalan saya, btw.
Pak Aprinus mengajar Pengantar Ilmu Sastra. Dosen yang tegas dan disiplin. Mengajari dasar penelitian sastra sejak dini. MasyaAllah! Benar-benar menumbuhkan kemampuan para mahasiswanya supaya kehidupan kami akan manis seperti buah aprikus.
BTW, kalian tahu buah aprikus, nggak? Kalau nggak tahu bisa googling sendiri, ya.
3. Siapa dosen Basindo UGM yang jadi saudaranya Squidward?
Jawabannya: Bu Umi.
Ya, beliau saudaraan sama Squidward.
Squidward = cumi-cumi
Bu Umi = Umi Umi
Hehehe….hehe…he….
Selain mengajar Sejarah Bahasa, beliau juga mengajar Bahasa Arab. Nah, bahasa Arabnya “ibu” apa? Umi. Kalo manggil Ibu Umi? Jadinya “Umi Umi”. Kan mirip cumi-cumi. WKWKWKW….
Umi Umi ini asalnya bukan dari Bikini Bottom, ya. Jangan bercanda, deh. Beliau ini berasal dari luar negeri, yaitu “Pyongyang”, alias “Piyungan”. Haduh, masak nggak tahu Piyungan? Itu lho, sebuah daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berbatasan langsung sama Kabupaten Italia, alias Sleman ale, Sleman ale ale.
Jauh ya dari Yujiem. Kasian sebenarnya. Apalagi Ibu Umi ini nggak tahan dingin. Jadi, pernah AC kelas kami diturunkan suhunya. Eh, beliau kedinginan. Alhasil, suara Ibu Umi hilang selama dua minggu. Sedih sekali karena tidak bisa maksimal mengajar. Tapi beliau ini baik dan sabar. Pokoknya dosen terbaek deh. Umi Umi emang unch-unch!
Nah, demikian 3 tebak-tebakan hasil nugas kelasnya Paduka Bowo. Dulu saya nggak nyangka kalau dosen-dosen Basindo UGM itu material banget buat tebak-tebakan. Saya curiga, dosen-dosen bahasa di semua kampus itu memang lucu-lucu. Orangnya nggak gampang marah kalau diajak bercanda. Mungkin cuma kesel aja kalau mahasiswanya kebablasan.
Nah, biar makin seru, di lain kesempatan saya akan buat tebak-tebakan pakai nama MWA, DPA, BEM KM, dan satpam, sampai rektor UGM. Biar orang tahu kalau rektor Yujiem itu orangnya super lucu juga. Hehehe….
BACA JUGA 15 Tebak-tebakan yang Katanya Paling Bikin Emosi atau artikel menarik lainnya di rubrik ESAI.