Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Air adalah Salah Satu Alasan Islam Ada

Muhammad Iqbal oleh Muhammad Iqbal
2 Juni 2019
A A
Hikayat-2019 - Mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Andai kita umat Islam meyakini bahwa bumi ini adalah masjid, tempat kita beribadah dan sujud kepada Allah maka 70% masjid kita ini adalah air.

Islam mengajarkan bahwa kita bukanlah pemilik apa pun yang ada di alam semesta ini.

Segala sesuatu yang ada di sisi dan sekitar kita sesungguhnya bukanlah milik kita, termasuk molekul yang tersusun dari dua atom hydrogen dan satu atom oksigen, yakni air. Bahkan seyogyanya, kita bukanlah pemilik air walaupun sebagian besar elemen penyusun bumi (70%) adalah air.

Amanat yang diberikan Allah Swt. kepada kita menjadi penjaga (khalifah) bumi menuntut kita untuk bertanggung jawab atas segala tindakan yang kita lakukan, termasuk segala tindakan berkelindan dengan air.

Andai kita meyakini bahwa bumi ini adalah masjid, tempat kita beribadah dan sujud kepada Allah maka 70% masjid kita adalah air. Masjid kita adalah lautan, sungai-sungai kecil maupun yang besar, danau, mata air, dan sumur.

Tentu saja sebagai khalifah Allah di muka bumi, kita berhak memanfaatkan air. Bahkan, kita memerlukan air untuk sekadar bertahan hidup. Akan tetapi, kita mengingkari hak itu jika kita mengotori, meracuni, atau enggan memberi air kepada tanaman, hewan, dan sesama manusia—semua yang juga membutuhkan air untuk bertahan hidup.

Ibrahim Abdul-Matin dalam karyanya, Greendeen: Inspirasi Islam dalam Menjaga dan Mengelola Alam (2012: 181-185) meneroka dengan cerkas, bahwa prinsip-prinsip Islam sebagai “Agama Hijau” menuntut kita untuk mengelola dan mendisribusikan air secara adil dan merata.

Sebab, kita semua terhubung dengan air sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Semua manusia memiliki hak yang sama atas air. Ini makna tauhid: Kesatuan Tuhan dan ciptaan-Nya.

Keadilan dalam pengelolaan air merupakan jalan utama dan mendasar untuk mewujudkan tauhid, keadilan (‘adl), dan keseimbangan (mizan) di jagat ini. Kita semua berasal dari air. Kita semua membutuhkan air untuk bertahan hidup, dan kita semua bertanggung jawab menjaga air tersedia dan aman bagi siapa pun.

Tatkala potensi air dikelola dan diatur secara galat, air justru menjadi saluran yang menghubungkan manusia dengan kematian. Akibat ketidakadilan dalam sistem pengelolaan, air menjadi sumber kematiaan, bukan kehidupan.

Perhatikan data statistik yang diwartakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tahun 2008, WHO merilis bahwa 3,6 juta orang mati setiap tahun akibat penyakit-penyakit yang berkelindan dengan air, dan bahwa 84% dari mereka yang meninggal dunia itu adalah anak-anak dari usia nol hingga empat belas tahun.

Kekurangan ait tidak hanya berkelindan dengan kurangnya volume air yang dibutuhkan tubuh untuk bertahan hidup, tetapi juga berkelindan dengan sistem sanitasi yang buruk, atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kurangnya akses kepada air bersih.

Ekstraksi air di negara-negara berkembang juga sangat memberatkan kaum perempuan yang di banyak negara harus berjalan rata-rata 3,7 mil hanya untuk mendapatkan air. Data-data statistik ini menorehkan lukisan yang usam berkelindan dengan akses dan distribusi air.

Tidak ada solusi seketika atau pil ajaib yang dapat menuntaskan persoalan selit belit berkelindan dengan air. Namun, sebagai manusia beriman, selaiknya kita menjadikan keimanan sebagai kompas sikap dan perilaku kita sehari-hari, termasuk sikap kita berkenaan dengan air.

Iklan

Sejak awal kemunculannya di dunia Arab kurang lebih empat belas abad yang lampau, Islam telah mengajarkan dan memerintahkan umatnya untuk menjaga kesucian. Tidak hanya itu, Al-Quran dan hadis secara khusus memberi panduan berkelindan dengan penggunaan air.

Dalam ayat-ayat Al-Quran, Allah menegaskan kesaling-hubungan seluruh makhluk sehingga dikatakan bahwa mencederai seorang manusia sama dengan mencederai seluruh manusia.

Dikaitkan dengan penegasan Al-Quran itu, berarti kita membatasi atau menahan seseorang  untuk mengambil haknya atas air, berarti kita telah mengusik dan merusak kemanusiaan.

Jika kita membatasi akses kepada air, berarti kita telah melakukan kerusakan dan keburukan. Tindakan semacam itu akan menimbulkan konsekuensi berkanjang: kematian dan penyakit.

Rasulullah saw. memperingatkan para pengikutnya mengenai akibat buruk yang akan menimpa orang yang menolak memberikan air.

Dia bersabda, “Ada jenis tiga manusia yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kebangkitan, tidak pula dibersihkan oleh-Nya, dan mereka itu akan ditimpa siksa yang berat. Salah satu dari mereka adalah orang yang memiliki air berlimpah tetapi enggan memberikannya kepada para musafir” (H.R. Bukhari, [10] 10).

Oleh sebab itu, untuk menjadi orang yang diridha Sang Pencipta, kita harus berupaya keras untuk menciptakan akses terhadap air bagi setiap orang. Air seharusnya dimiliki secara kooperatif.

Agama Islam mengajarkan bahwa sumber-sumber air seperti mata air, sumur, sungai, danau, dan sejenisnya—yang semuanya merupakan tanda-tanda (ayat) Allah—adalah milik kita semata dan diperuntukkan bagi semua manusia.

Allah berfirman, Dan kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kalian dengan (air) itu dan bukanlah kalian yang menyimpannya (Q.S. al-Hijr [15]: 22).

Tuhanlah yang memiliki air dan Dia pulalah yang mengendalikannya. Sebagaimana segala sesuatu yang liyan, kita telah diberi tanggung jawab untuk menjaga air dan memanfaatkannya secara adil dan ugahari.

Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur? (Q.S. al-Waqi’ah [56]: 69-70).


Sepanjang Ramadan MOJOK.CO akan menampilkan kolom khusus soal hikayat dan sejarah peradaban Islam dari sejarahwan Muhammad Iqbal.

Terakhir diperbarui pada 1 Juni 2019 oleh

Tags: #hikayatagama AllahairIslam
Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

Editor Marjin Kiri. Dosen IAIN Palangka Raya. Sejarahwan ngoyot.

Artikel Terkait

Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid
Video

Dinamika Politik di Masjid Istiqlal dan Fenomena Muslim Tanpa Masjid

30 Maret 2025
Dakwah Kreatif ala Miko Cakcoy Lewat Wayang, Jembatani Tradisi dan Agama di Era Modern
Video

Dakwah Kreatif ala Miko Cakcoy Lewat Wayang, Jembatani Tradisi dan Agama di Era Modern

15 Maret 2025
Makna Khodam dalam Perspektif Islam dan Kejawen
Video

Makna Khodam dalam Perspektif Islam dan Kejawen

3 Agustus 2024
mahasiswa surabaya kuliah di iran.MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Asal Surabaya Nekat Kuliah di Iran, Rasakan Negara yang Dicap “Mengerikan” Ternyata Membuat Nyaman, Hidup Sebulan Modal 500 Ribu

30 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.