Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Ada yang Tidak Beres dalam Pertemanan Ini

Linda Christanty oleh Linda Christanty
23 Oktober 2017
A A
Mojok_politik_kedua

Mojok_politik_kedua

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Belum pernah saya mengalami situasi yang lebih buruk dibanding tahun-tahun terakhir ini pasca-Reformasi.

Tidak hanya kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu tak terselesaikan, pelanggaran hukum dan kesewenang-wenangan terhadap rakyat terjadi dengan membabi buta dan mencolok mata. Sesama rakyat teradu domba oleh pertarungan antar-elite kekuasaan dan menerkam sesamanya seolah serigala.

Di masa pilkada Jakarta lalu, beberapa teman yang terkena dampak perang urat saraf yang diciptakan untuk kepentingan politik kekuasaan telah menghapus saya dari pertemanan di media sosial. Meskipun sebagian tersadar, lalu ingin menyambung pertemanan lagi. Di masa ini, seorang kenalan lama sengaja menelepon untuk mengancam saya agar tidak bersikap kritis. Dia membungkam kebebasan berpendapat yang dulu kami perjuangkan. Alasannya? Kelompoknya sedang memiliki rencana tertentu dengan junjungannya dan seorang oknum jenderal sesuku. Apa itu? Entahlah, dia tidak menjawab.

Seorang teman dan suaminya menetapkan saya sebagai pendukung pihak penculik aktivis berdasarkan “kajian ilmiah” mereka terhadap status Facebook saya dan menghapus saya juga dari pertemanan. Padahal mereka yang diculik itu jelas-jelas berteman lebih dekat dengan saya dibanding kedua orang itu. Saya masih terus mencari teman-teman yang hilang sampai hari ini, sedangkan mereka berdua sibuk mengurus kasus lain.

Beberapa teman menyatakan bahwa saya adalah TNI berbaju sipil karena saya mengutip pernyataan Bung Karno bahwa ada beberapa blok imperialis di dunia ini: blok Amerika dan sekutunya, blok Soviet dan sekutunya, blok Tiongkok dan sekutunya.

Bagi saya, menjaga negeri sendiri dari penghancuran dan kehancuran bukan hanya tugas para tentara, tapi tugas seluruh rakyat. Negeri ini berada dalam posisi silang di Asia Tenggara yang strategis letaknya secara geopolitik. Kata-kata Bung Hatta dalam buku masih saya ingat, bahwa letak yang strategis itu membuat tidak satu pun negara di dunia akan membiarkan Indonesia dalam keadaan stabil.

Seorang kenalan lama cemberut karena saya tidak mendukung oknum jenderal yang didukungnya: orang yang merusak lingkungan hidup, melakukan praktik korupsi, dan merugikan negara. Padahal kasus adik saya, Panglima Budhi Tikal, yang kini ditahan dan sedang melalui proses persidangan adalah dalam rangka melawan kepentingan oknum tersebut.

Ada yang tidak beres dalam pertemanan ini. Ada yang tidak beres di negeri ini dan di dunia ini. Mengkritik praktik ketidakadilan bisa dituduh radikal, tinggal ditambahkan kata “Islam” di depan kata “radikal”, jadilah kalian tertuduh kegiatan terorisme yang diincar pemerintah sendiri dan pemerintah asing.

Sekarang ini tiga teman saya, peneliti dari luar negeri, telah menyimpulkan bahwa Indonesia telah dikuasai sepenuhnya oleh radikal religius dan pembuktian telah dibuat mereka dengan menyeleksi narasumber: lima orang hijaber dan satu orang anti-hijaber. Mereka bertiga harus membuat kesimpulan untuk lembaganya bahwa Indonesia sudah dalam tahap setara Libya atau Irak. Artinya: Indonesia sudah layak diserbu pasukan asing di bawah payung PBB.

Celakanya, mereka ini teman saya juga. Berkali-kali saya menjelaskan bahwa kebanyakan Islam di Indonesia adalah Islam moderat, tapi mereka justru merasa lebih ngeri lagi. Moderat itu bahaya, kata mereka, karena moderat itu bagaimanapun adalah Islam juga, dan mayoritas pula. Politik Islamofobik adalah landasan penelitian tersebut. Banyak orang berkata bahwa Komunisme sudah menjadi setengah masa lalu dan negara-negara pemodal perlu strategi bersama untuk mengendalikan dunia: Timur Tengah, sebagian Afrika, dan sebagian Asia dapat disatupaketkan dalam julukan “bahaya Islam”.

Mengkritik monopoli dan oligarki di masa ini bisa dituduh anti pada suku-suku tertentu, terutama Jawa, Batak, dan Hakka. Orang-orang yang tidak bersalah dari ketiga suku ini diseret untuk ikut bertarung dan menjadi umpan dari politik rasial yang dimainkan elite kekuasaan. Konflik antarmasyarakat yang sudah ada dipertajam. Perbedaan diperuncing. Potensi konflik diperluas.

Apa yang terjadi di masa depan? Saya tidak tahu karena sudah sebegini kacaunya.

Terakhir diperbarui pada 12 Mei 2021 oleh

Tags: AktivisHak Asasi ManusiaIslamJendralmedia sosialpilkadapilkada jakartapolitik
Linda Christanty

Linda Christanty

Artikel Terkait

Gugun El Guyanie : Awalnya Soal Skripsi, Berakhir Membongkar Dinasti
Video

Gugun El Guyanie : Awalnya Soal Skripsi, Berakhir Membongkar Dinasti

28 Oktober 2025
Republik dan Bayang Penjajahan yang Tak Usai
Video

Republik dan Bayang Penjajahan yang Tak Usai

25 Oktober 2025
Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Kotak Pandora Politik Terbuka: Gus Romy Ungkap Krisis di PPP
Video

Kotak Pandora Politik Terbuka: Gus Romy Ungkap Krisis di PPP

20 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.