Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Wajar Kalau Si Bapak yang Dikasih Sumbangan Cuma Seribu, Ngamuk di Kasir Indomaret

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
12 Mei 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Viral video bapak-bapak ngamuk di Indomaret karena dikasih sumbangan cuma seribu perak. Ya wajar sih kalau ngamuk, duit segitu emang bisa buat beli apa? Chiki?

Alhamdulillah di bulan Ramadan yang penuh berkah ini kita tidak henti-hentinya diberi cobaan berkali-kali untuk menambah ketahanan kesabaran kita sebagai umat muslim.

Bagaimana tidak? Usai ribut penghitungan suara Pilpres yang belum ada kata damai, kita kembali disuguhkan dengan viral video pemalakan minta sumbangan sekelompok orang yang ngamuk-ngamuk di Indomaret.

Sebabnya sih nggak main-main, pria bergamis dalam video ini mengamuk berserta rombongannya karena merasa dilecehkan oleh kasir Indomaret. Pelecehannya pun ngeri, cuma dikasih sumbangan seribu. Iya, seribu banget. Ini kan namanya penghinaan todemax.

Berikut videonya:

https://www.youtube.com/watch?v=N7_cL4YBZ44

Buat mbak-mbak Indomaret-nya ini, FYI aja nih, masa ya setega itu sih ngasih duit sumbangan seribu perak untuk sahabat-sahabat muslim yang sudah bersusah payah minta-minta dengan begitu bersemangat pada bulan Ramadan ini?

Minta sumbangan di tengah-tengah puasa Ramadan itu nggak gampang lho! Udah menahan lapar, haus, menahan emosi lagi. Apa yang ditunjukkan itu masih dalam tahap-tahap sabar lho padahal. Kalau kesannya kok kasar gitu, ya wajar, kan emang mampunya menahan emosi cuma sebatas itu. Namanya juga usaha, dihargai dikit laah.

Lebih-lebih bapak-bapak ini sampai masuk ke tempat yang penuh makanan ringan kayak Indomaret begitu. Godaannya berat, Fellas. Udah sweeping dari satu toko ke toko lain, eh enak aja dikasih duit sumbangan cuma seribu perak. Empatinya emang betulan lemah nih.

Mbok ya kasih sumbangan ke bapak-bapak model begini tu 100 juta atau 1 miliar gitu lho. Sandiaga Uno aja sedia duit kampanye sampai triliyunan kok, masa duit segitu aja nggak ada. Pelit amat seeh.

Apa ya mbak kasir Indomaret itu nggak mikir duit sumbangan seribu perak gitu bakal habis begitu bapak-bapak ini keluar dari Indomaret?

Baru keluar udah diminta duit parkir. Ya kalau datangnya cuma pakai satu motor, lha rombongan satu RT begitu kan ya bukannya untung dapat duit sumbangan, malah tekor. Sumbangan seribu perak dikantongin, malah keluar duit 10 ribu buat bayar parkir komunal.

Duh, Pak, perjuanganmu masih puanjang jebul. Ongkos minta sumbangan bisa lebih gedhe daripada sumbangannya. Tapi nggak apa-apa, keep fighting ya, Pak. Cemangat.

Hal ini belum memerhatikan duit yang dikasih Mbak Kasir Indomaret yang bentuknya masih dalam bentuk logam nikel. Ini kan penghinaan kuadrat namanya.

Iklan

Emangnya bapak-bapak yang minta sumbangan itu telepon koin pengemis gitu? Peminta-minta di pinggir jalan gitu? Tukang parkir? Kang nggak. Lihat dong otot-otot semangatnya yang ketutupan sorban itu. Ngoyot kayak akar pohon belimbing.

Hambok lebih peka lagi, Mbak. Ngasih sumbangan itu mbok dengan cara yang baik. Kalaupun nominalnya sama seribu tapi kan bisa pakai duit kertas gitu. Jadi kan kesannya nggak pengemis-pengemis amat gitu lho bapaknya itu.

Kalaupun nggak ada duit kertas kan ada cara lain. Misalnya pakai kembalian permen misalnya, sesuai dengan nominal seribu. Kan lumayan bisa buat takjil berbuka puasa. Atau kalau masih nggak mau, bisa misalnya dikasih dalam bentuk GO-Pay. Jadi tetap ada kesan nggak malak-malak banget gitu lho.

Ya kan kasihan bapak-bapak ini, udah minta sumbangan ke sana kemari malah dikira lagi malak minta jatah preman. Padahal kan bisa dibicarakan baik-baik. Nggak perlu sampai segitunya lalu ngasih duit sumbangan seribu perak dalam bentuk logam gitu.

Prinsip minta sumbangan yang penting seikhlasnya itu kan juga harus dipertimbangkan juga ke pihak penerima. Apalagi penerimanya model bapak-bapak ini. Yang sudah kelihatan kaffah betul dari pakaian dan busananya itu.

Jadi nggak boleh dong sedekah atau sumabngan itu hanya berpatokan sama keikhlasan si pemberi, ya harus dipertimbangkan juga dong keikhlasan si penerima. Namun tentu saja ini hanya berlaku pada bapak-bapak peminta sumbangan ini aja.

Sebab, bapak-bapak ini merupakan pejuang yang sesungguhnya. Teriak-teriak takbir sambil melempar-lempar barang-barang dagangan orang lain. Gebrak-gebrak meja dengan penuh aura-aura dakwah. Sampai menebar kebaikan dengan mengungkit-ungkit besaran sumbangan orang lain.

Kalau ada yang kemudian mengutip ayat Al-Quran dari surat At-Taubah ayat 79 yang isinya begini:

(Orang-orang munafik tersebut) mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan orang-orang (miskin) yang tidak bisa bersedekah selain kemampuannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka.  Allah akan membalas penghinaan mereka itu dan untuk mereka azab yang pedih.

Ya mungkin, wabilkhusus buat bapak-bapak yang ngamuk-ngamuk di Indomaret itu ayat tersebut nggak berlaku. Sebab ayat kitab suci kan dipakai cuma untuk legitimasi hak aja, bukan untuk ingetin kewajiban mereka. FYI aja nih, sobat Miramar mah bebas gitu lho.

Terakhir diperbarui pada 12 Mei 2019 oleh

Tags: Acehngamuksumbangan indomaretsumbangan Rp1.000viral
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Aktual

Perantau Aceh di Jogja Hidup Penuh Ketidakpastian, tapi Merasa Tertolong Berkat ‘Warga Bantu Warga’

10 Desember 2025
Derita Warga Bener Meriah di Aceh: Terisolir, Krisis Pangan, Ditipu. MOJOK.CO
Ragam

Sepekan Lebih Warga di Bener Meriah Aceh Berjuang dengan Beras 1 Kilogram dan Harga BBM yang Selangit

9 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO
Aktual

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.