MOJOK.CO – Viral video bapak-bapak ngamuk di Indomaret karena dikasih sumbangan cuma seribu perak. Ya wajar sih kalau ngamuk, duit segitu emang bisa buat beli apa? Chiki?
Alhamdulillah di bulan Ramadan yang penuh berkah ini kita tidak henti-hentinya diberi cobaan berkali-kali untuk menambah ketahanan kesabaran kita sebagai umat muslim.
Bagaimana tidak? Usai ribut penghitungan suara Pilpres yang belum ada kata damai, kita kembali disuguhkan dengan viral video pemalakan minta sumbangan sekelompok orang yang ngamuk-ngamuk di Indomaret.
Sebabnya sih nggak main-main, pria bergamis dalam video ini mengamuk berserta rombongannya karena merasa dilecehkan oleh kasir Indomaret. Pelecehannya pun ngeri, cuma dikasih sumbangan seribu. Iya, seribu banget. Ini kan namanya penghinaan todemax.
Berikut videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=N7_cL4YBZ44
Buat mbak-mbak Indomaret-nya ini, FYI aja nih, masa ya setega itu sih ngasih duit sumbangan seribu perak untuk sahabat-sahabat muslim yang sudah bersusah payah minta-minta dengan begitu bersemangat pada bulan Ramadan ini?
Minta sumbangan di tengah-tengah puasa Ramadan itu nggak gampang lho! Udah menahan lapar, haus, menahan emosi lagi. Apa yang ditunjukkan itu masih dalam tahap-tahap sabar lho padahal. Kalau kesannya kok kasar gitu, ya wajar, kan emang mampunya menahan emosi cuma sebatas itu. Namanya juga usaha, dihargai dikit laah.
Lebih-lebih bapak-bapak ini sampai masuk ke tempat yang penuh makanan ringan kayak Indomaret begitu. Godaannya berat, Fellas. Udah sweeping dari satu toko ke toko lain, eh enak aja dikasih duit sumbangan cuma seribu perak. Empatinya emang betulan lemah nih.
Mbok ya kasih sumbangan ke bapak-bapak model begini tu 100 juta atau 1 miliar gitu lho. Sandiaga Uno aja sedia duit kampanye sampai triliyunan kok, masa duit segitu aja nggak ada. Pelit amat seeh.
Apa ya mbak kasir Indomaret itu nggak mikir duit sumbangan seribu perak gitu bakal habis begitu bapak-bapak ini keluar dari Indomaret?
Baru keluar udah diminta duit parkir. Ya kalau datangnya cuma pakai satu motor, lha rombongan satu RT begitu kan ya bukannya untung dapat duit sumbangan, malah tekor. Sumbangan seribu perak dikantongin, malah keluar duit 10 ribu buat bayar parkir komunal.
Duh, Pak, perjuanganmu masih puanjang jebul. Ongkos minta sumbangan bisa lebih gedhe daripada sumbangannya. Tapi nggak apa-apa, keep fighting ya, Pak. Cemangat.
Hal ini belum memerhatikan duit yang dikasih Mbak Kasir Indomaret yang bentuknya masih dalam bentuk logam nikel. Ini kan penghinaan kuadrat namanya.
Emangnya bapak-bapak yang minta sumbangan itu telepon koin pengemis gitu? Peminta-minta di pinggir jalan gitu? Tukang parkir? Kang nggak. Lihat dong otot-otot semangatnya yang ketutupan sorban itu. Ngoyot kayak akar pohon belimbing.
Hambok lebih peka lagi, Mbak. Ngasih sumbangan itu mbok dengan cara yang baik. Kalaupun nominalnya sama seribu tapi kan bisa pakai duit kertas gitu. Jadi kan kesannya nggak pengemis-pengemis amat gitu lho bapaknya itu.
Kalaupun nggak ada duit kertas kan ada cara lain. Misalnya pakai kembalian permen misalnya, sesuai dengan nominal seribu. Kan lumayan bisa buat takjil berbuka puasa. Atau kalau masih nggak mau, bisa misalnya dikasih dalam bentuk GO-Pay. Jadi tetap ada kesan nggak malak-malak banget gitu lho.
Ya kan kasihan bapak-bapak ini, udah minta sumbangan ke sana kemari malah dikira lagi malak minta jatah preman. Padahal kan bisa dibicarakan baik-baik. Nggak perlu sampai segitunya lalu ngasih duit sumbangan seribu perak dalam bentuk logam gitu.
Prinsip minta sumbangan yang penting seikhlasnya itu kan juga harus dipertimbangkan juga ke pihak penerima. Apalagi penerimanya model bapak-bapak ini. Yang sudah kelihatan kaffah betul dari pakaian dan busananya itu.
Jadi nggak boleh dong sedekah atau sumabngan itu hanya berpatokan sama keikhlasan si pemberi, ya harus dipertimbangkan juga dong keikhlasan si penerima. Namun tentu saja ini hanya berlaku pada bapak-bapak peminta sumbangan ini aja.
Sebab, bapak-bapak ini merupakan pejuang yang sesungguhnya. Teriak-teriak takbir sambil melempar-lempar barang-barang dagangan orang lain. Gebrak-gebrak meja dengan penuh aura-aura dakwah. Sampai menebar kebaikan dengan mengungkit-ungkit besaran sumbangan orang lain.
Kalau ada yang kemudian mengutip ayat Al-Quran dari surat At-Taubah ayat 79 yang isinya begini:
(Orang-orang munafik tersebut) mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan orang-orang (miskin) yang tidak bisa bersedekah selain kemampuannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu dan untuk mereka azab yang pedih.
Ya mungkin, wabilkhusus buat bapak-bapak yang ngamuk-ngamuk di Indomaret itu ayat tersebut nggak berlaku. Sebab ayat kitab suci kan dipakai cuma untuk legitimasi hak aja, bukan untuk ingetin kewajiban mereka. FYI aja nih, sobat Miramar mah bebas gitu lho.