Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pelaku Penembakan Orangutan Sumatera Dihukum Azan Magrib dan Isya Selama Sebulan

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
30 Juli 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Vonis pelaku penembakan orangutan Sumatera bernama Hope sudah keluar. Bukan vonis penjara, tapi vonis disuruh azan magrib dan isya selama sebulan. Waw.

Ada yang tak biasa dengan hukuman yang menjerat AIS (17 tahun) dan SS (16 tahun). Dua remaja yang berasal dari Subussalam, Aceh, ini terbukti menjadi pelaku penembakan orangutan Sumatera yang dilindungi bernama Hope. Ada 74 butir peluru senapan angin yang bersarang di tubuh Hope dan satu anak orangutan ditemukan tewas.

Jika mengacu pada UU Konsevasi Hayati, seharusnya kedua pelaku penembakan orangutan Sumatera ini bisa diancam dengan penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak 100 juta. Akan tetapi, karena keduanya masih di bawah umur, hukuman yang diberikan malah bikin geli sendiri.

“Mereka dikenai sanksi sosial yang harus dipenuhi oleh terlapor, yaitu wajib azan Magrib dan salat Isya di masjid desa mereka, di Kota Subulussalam, selama satu bulan. Sanksi diawasi oleh PK, Bapas, dan Aparat Desa,” kata Sapto Aji Prabowo, Kepala BKSDA Aceh.

Orangutan Sumatera ini ditemukan pada 11 Maret 2019 silam di Desa Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat, Subulussalam, Aceh.

Saat ditemukan kedua orangutan Sumatera ini, induk bersama anaknya, berada dalam kondisi mengenaskan. Setelah dipantau dan dievakuasi si induk ditemukan masih hidup, sedangkan anak orangutan tewas karena tidak bisa dirawat oleh induknya yang terluka sangat parah. Di tubuh Hope juga ditemukan 74 peluru yang bersarang dan beberapa luka sayatan.

Ditemukannya orangutan Sumatera yang tertembak di Aceh ini segera menyulut aksi aktivis lingkungan. Aksi massa dilakukan untuk mendesak aparat agar segera mengusut tuntas pelaku penembakan. Apalagi detail kondisi mengenaskan Hope muncul di berbagai media massa. Seperti beberapa tulang belulangnya patah sampai mencuat keluar karena ditembak beberapa kali.

Saat ini Hope sudah berhasil diselamatkan. Meski begitu Hope yang dinyatakan sembuh masih berada dalam kondisi memprihatinkan. Selain kehilangan anaknya, orangutan Sumatera ini juga didiagnosis mengalami kebutaan di kedua bola matanya.

Masalahnya, kegeraman aktivis lingkungan dan warganet ini terpentok pada usia pelaku yang masih bau kencur. AIS dan SS tidak bisa dipenjara karena masih di bawah umur. Hukuman sosial yang ditetapkan kepada keduanya pun dinilai masih terlalu “ringan”.

Selain diharuskan melakukan azan saat salat magrib dan isya selama sebulan, AIS dan SS juga diharuskan membersihkan masjid atau musala juga. Jika sampai kedua pelaku ketahuan tidak melakukannya, maka hukuman ini akan diulang lagi dari awal.

Padahal, sebenarnya nggak apa-apa juga kalau kedua pelaku misalnya dihukum menjadi takmir masjid selama beberapa tahun—atau seumur hidup deh. Kan lumayan, beberapa masjid di daerahnya jadi ada yang ngurus. Ini juga aneh, kenapa cuma satu bulan doang hukumannya?

Lagian hukuman kok jadi muazin gitu. Padahal kalau di dunia pesantren sekalipun, hukuman jadi muazin itu tak pernah masuk pada kategori hukuman. Itu mah bukan hukuman, itu penugasan woy.

Hukuman itu kan sifatnya ya bikin jera, lha kok ini disuruh azan magrib dan isya doang, hanya sebulan lagi. Halah, itu mah nggak beda jauh sama anak-anak yang disuruh minta tanda tangan imam salat tarawih di masjid saat bulan Ramadan.

Terakhir diperbarui pada 30 Juli 2019 oleh

Tags: Acehhopeorang utanpenembakan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Aktual

Perantau Aceh di Jogja Hidup Penuh Ketidakpastian, tapi Merasa Tertolong Berkat ‘Warga Bantu Warga’

10 Desember 2025
Derita Warga Bener Meriah di Aceh: Terisolir, Krisis Pangan, Ditipu. MOJOK.CO
Ragam

Sepekan Lebih Warga di Bener Meriah Aceh Berjuang dengan Beras 1 Kilogram dan Harga BBM yang Selangit

9 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO
Aktual

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025
Olahraga panahan di MLARC Kudus. MOJOK.CO

Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.