Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Mau Berantas Korupsi? Pakai Ide Prabowo Naikkan Gaji Pejabat dong

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
18 Januari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Debat Pilpres 2019 melahirkan ide brilian mengenai cara atasi korupsi dari Capres Prabowo Subianto: naikkan gaji pejabat! Osiyaaap.

Dalam debat Pilpres 2019 perdana yang berlangsung pada Kamis (17/01), kelihatan betul bahwa Presiden Joko Widodo alias capres nomor urut 1 sama sekali nggak mengerti cara mengatasi tindak kejahatan korupsi di negeri ini.

Apaan sih, katanya berpengalaman selama 4 tahun ke belakang, gitu aja nggak bisa jawab yang yahud saat debat pilpres. Hal yang jelas berbeda dengan cara-cara revolusioner yang disampaikan capres Prabowo Subianto.

Jokowi lalu menawarkan bahwa transparansi merupakan salah satu solusi konkret untuk mengatasi tindak kejahatan korupsi. Jokowi kemudian memberi contoh bahwa anaknya saja nggak lulus tes CPNS karena memang nilainya nggak mencukupi. Hal yang bisa terjadi karena ada transparansi dalam kinerja pemerintahan.

Makanya, Pak, anaknya suruh bawa contekan biar lulus CPNS. Minta kisi-kisi dong sama panitia, bijimana sih? Masa jadi pejabat tinggi kok mentalnya rakyat jelata gitu. Hedeh.

Lagian transparansi keuangan kok jadi solusi yang diumbar di debat pilpres. Justru dengan transparansi semacam itu koruptor bukannya berkurang tapi malah tambah banyak.

Lah iya kan? Semakin banyak koruptor ketahuan kan menunjukkan kalau banyak koruptor di negeri ini. Masa logika gini aja nggak paham sih?

Ingat baik-baik, Pak Jokowi, yang namanya transparan-transparan itu nggak baik. Itu aurat. Apalagi untuk para pejabat publik yang jadi contoh. Ya nggak baik dong untuk generasi penerus bangsa kalau lihat banyak pejabat ketangkap jadi pelaku korupsi. Ntar kalau mereka terinspirasi bijimana?

Bandingkan saja dengan usulan Prabowo yang paripurna kerennya. Menurut Prabowo, salah satu pemicu dari praktik korupsi di negeri ini adalah banyak pejabat yang gajinya kecil banget. Prabowo juga mencontohkan mengenai gaji gubernur yang cuma Rp8 juta.

“Kemudian dia mengelola provinsi, umpamanya Jawa Tengah yang lebih besar dari Malaysia dengan APBD yang begitu besar, ini hal-hal yang tidak realistis,” kata Prabowo.

Oke baiklah, bagi para haters Prabowo pasti bakal langsung nyerang bahwa ada salah data karena menyebut luas Malaysia lebih besar ketimbang Jawa Tengah. Ah, gini ini kalau IQ cuma 200 satu kolam, ngebaca informasi dari Prabowo saja nggak bisa memandang jauh ke depan.

Prabowo ingin menunjukkan melalui kalimat tersebut bahwa Indonesia kalau dipimpin olehnya bakal memperluas wilayah sampai ke wilayah Malaysia. Nah ketika itu terjadi, wilayah Malaysia bakal tersisa jadi kecil banget. Yah, paling ya cuma seluas Pasar Beringharjo lah.

Nah, sekarang bandingin deh, luas Pasar Beringharjo sama luas Jawa Tengah? Luas mana? Hedeh, kamu yang suka nyinyir gitu mana ngerti deh sama kalimat-kalimat visinoner kayak gini.

Lagian ya, kalau dilihat dari fakta-fakta beberapa gaji pejabat yang sudah ditetapkan sebagai narapidana korupsi, beberapa di antaranya memang kecil banget. Coba kita hitung bareng-bareng kalau kamu nggak percaya betapa menyedihkannya gaji pejabat-pejabat kita.

Iklan

Misalnya gaji Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mokhtar. Sebagai orang sehebat beliau, gaji pokoknya cuma Rp121 juta per bulan. Duit segitu ya mana cukup? Oke deh, Akil memang dapat fasilitas protokoler, rumah dinas, sampai dapat mobil dinas yang bermerek kelas premium.

Lah, terus uang buat jalan-jalan tiap seminggu sekali dari mana? Ya kali jangan dibandingin sama kaum missqueen kayak kamu yang cuma cukup jalan-jalan ke Ragunan. Itu aja udah senengnya minta ampun.

Duit buat gonta-ganti mobil keluaran terbaru dari mana? Masa iya Pak Akil kamu suruh naik motor Vario 125 ke kantor? Emangnya kamu yang kalau kuliah aja harus pake sepeda onthel?

Lagian duit Rp121 juta per bulan itu ya kecil banget. Buat beli mobil Toyota Alphard keluaran terbaru aja mesti harus pinjam duit kanan-kiri. Masa iya kamu tega banget, pejabat sekelas hakim MK sampai dikejar-kejar debt collector karena nggak bisa nyicil utang beli Alphard?

Jadi nggak salah dong kalau Pak Akil terpaksa korupsi buat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belum dengan hakim MK lain kayak Patrialis Akbar misalnya, yang digaji lebih kecil lagi, cuma Rp78 juta per bulan untuk gaji pokoknya. Yawlah, kejamnya pemerintahan di rezim ini. Hakim MK sekelas Patrialis kok digaji cuma 78 juta?

Buat beli Kawasaki Ninja 250 cc keluaran terbaru aja cuma sisa dikit. Cuma sisa 10-5 jutaan doang. Sisanya buat makan pizza sebulan ya mana cukup, setaaan?

Belum kalau mau bayar biaya servis motornya, nyicil beli mobil terbaru, atau buat beli arloji cantik. Udah gitu, mana kena pajak mahal lagi. Tega nian memang rakyat kita sama pejabat-pejabat sekelas mereka dengan gaji rendah segitu.

Ini belum memasukkan penderitaan Setya Novanto yang cuma dapat gaji pokok Rp60 jutaan sebagai Ketua DPR RI. Meski dapat beberapa fasilitas dan tunjangan-tunjangan lainnya, tapi kan itu kecil banget untuk gaya hidup Pak Setnov.

Terutama untuk membayar biaya kesehatannya. Ya kan beliau sering sakit-sakitan saat sidang kasus korupsi E-KTP kemarin. Mana sempat kecelakaan nabrak tiang listrik lagi. Duh, kasihan betul memang pejabat kita satu ini.

Lagian Pak Setnov juga harus bayar uang sewa untuk penjara rasa real estetate di LP Sukamiskin. Masa iya, Pak Setnov kudu meringkuk di sel kusem dengan parfum perempuan. Idih, masa sekelas Ketua DPR harus hidup seperti rakyat-rakyat miskin sih? Mana kemanusiaan kalian? Di mana HAM? Mana UNICEF?

Melihat betapa menderitanya para pejabat kita, maka masyok akal sekali kalau menurut Prabowo bahwa gaji pejabat di negeri ini diperbesar. Ya iya dong, ketimbang APBN dan utang-utang negeri ini habis buat bangun jalan tol, bikin jalan Trans Papua, sampai impor-impor nggak guna hamending dikasih ke pejabat-pejabat kita dalam bentuk gaji.

Kalau pun jebul masih korupsi juga, ya tinggal bilang, “mungkin korupsinya nggak seberapa.”

Terakhir diperbarui pada 18 Januari 2019 oleh

Tags: debat pilpresgaji pejabatjokowikorupsiKoruptorprabowo
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.