MOJOK.CO – Sebelum pertemuan dengan Ridwan Kamil soal illuminati di Masjid Al Safar, Ustaz Rahmat Baequni pernah bahas UFO. Katanya itulah kendaraan pengikut Dajjal.
Yawla, tak kurang-kurangnya illuminati terus mencoba menggerus keimanan umat muslim dunia dengan simbol-simbol yang mereka sisipkan di kehidupan kami sehari-hari. Usai menyusup melalui bentuk bentuk nasi tumpeng sampai lambang FPI, kini agen-agen illuminati menyusup juga ke dalam desain arsitektur Masjid Al Safar di Bandung.
Bahkan bukan tidak mungkin, sempak yang dipakai sehari-hari ini merupakan konspirasi total bikinan illuminati yang berkomplot dengan Yahudi. Lha ya jelas kan. Sempak itu kan kalau ada dua lalu satu sisi dibalik dan ditumpuk akan menghasilkan lambang Bintang David. Itu lambang Yahudi, Fellas. Nggak ada yang lain. Fix.
Kami harus banyak bersyukur karena sudah disadarkan oleh Ustaz Rahmat Baequni dengan segala kejeniusannya. Melalui penjelasannya yang viral di mana-mana, Ustaz Rahmad Baequni memberi pengetahuan kami semua mengenai UFO, Dajjal, sampai kekhalifahan akhir zaman—termasuk juga bahaya lambang illuminati yang masuk ke dalam desain arsitektur Masjid Al Safar.
Terima kasih banyak Ustaz Baequni, tanpa panjenengan dunia medsos bakal sepi dan tak ada lagi rujukan yang bisa kami pakai untuk menghadapi fitnah Dajjal beserta konspirasi illuminatinya dengan cara stand up comedy.
Tak bisa dibiarkan lagi, umat tak bisa lagi bernegosiasi dengan segala konspirasi dunia semacam ini. Kami harus melawan!
Meski kemudian diketawain oleh berbagai sisi karena dianggap cocoklogi, tapi memang begitulah rasanya berada di jalur ini. Orang akan melihat kami seperti sekelompok orang aneh. Nggak apa-apa, Ustaz Rahmat Baequni pasti sudah mikirin risikonya untuk kami.
Menurut Ustaz Rahmat Baequni yang jenius, keberadaan desain arsitektur segitiga di tempat imam Masjid Al Safar itu sangat berbahaya. Haya jelas, masa kalau umat mau salat harus menghadap lambang illuminati? Yang benar saja.
Bagi mereka yang nggak punya keimanan seperti kami, haya jelas nggak bakal paham dengan hal-hal kayak begini.
Ingat ya, salat itu menghadap kiblat. Menghadap ke kakbah. Lha kalau kemudian tempat imamnya saja bentuknya segitiga dengan lingkaran di tengahnya yang mirip kayak mata Dajjal, itu sudah pasti bikin salat kami nggak kaffah dong. Bikin niat kami rusak dong. Dan jelas bikin ibadah kami nggak diterima dong. Hm, mencurigation mmng.
Lalu dengan logika begini kami diserang, kalau pakai logika gitu ya harusnya kalau di hadapannya ada tembok masjid, berarti kami dianggap menyembah tembok dong? Kalau di depannya kebetulan ada dispenser kami nyembah dispenser dong? Kalau di depan kami salat ada imam salat, kami nyembah imam salat dong?
Oh, ya nggak segitunya dong. Plis deh, kami juga nggak goblok-goblok banget kok.
Maksudnya, dengan melihat lambang itu, lalu kami bakal membatin dalam hati. Wah, kok itu simbol illuminati ya? Nah, di saat itulah salat kami tidak tenang. Salat jadi nggak khusyuk. Lalu rusak segala amalan kami seketika. Kami berdosa. Pahala kami ilang. Masuk neraka deh. Tuh, serem kan?
Ridwan Kamil sendiri sudah melakukan tabayyun ke kami. Menjelaskan ini-itu ke umat dan Ustaz Rahmat Baequni. Meski penjelasannya benar-benar nggak mutu karena memakai ilmu semiotika dan ilmu arsitektur yang bikinan Barat-Kafir-Yahudi itu.
Jelas beda dong dengan dasar-dasar ilmu dari Ustaz Rahmad Baequni yang sudah terjamin kehalalannya. Langsung wangsit dari langit berupa cuplikan-cuplikan foto beserta video dari gugel dan yutup.
Ya nggak usah pada sewot, kalau di acara kemarin malah Ridwan Kamil yang akhirnya datang. Meski pada dasarnya kalau mau tabayyun, seharusnya kami yang tabayyun ke Ridwan Kamil.
Etapi kan kami umat istimewa. Yang curiga kami, yang suuzon kami, yang sebar prasangka kami, ya kami dong yang harus didatangi. Enak aja kok minta kami yang datang dan tabayyun. Emang situ siapa?
Lalu di antara semua penjelasan yang paling canggih dan tak bisa dibantah oleh para munafikun soal konspirasi illuminati ini adalah saat Ustaz Rahmat Baequni tercinta pernah menjelaskan mengenai fenomena UFO.
Para munafikun itu pasti terdiam, terbelalak matanya, lalu terkunci mulutnya, tidak bakal bisa berkata apa-apa. Yah, emang gitu sih kalau ustaz kami udah memaparkan fakta-fakta yang emejing sedunia akhirat. Mereka pasti kelojotan bingung mau jelasin gimana lagi.
Jadi begini. Di sebuah acara ilmiah dan syar’i, Ustaz Rahmat Baequni menjelaskan tentang UFO dengan sangat benderang. Bahkan jauh lebih benderang ketimbang Albert Einstein.
“Kalau kita (manusia) baru menemukan pesawat yang bisa menyamai kecepatan suara, Dajjal sudah menciptakan UFO. Ingat, UFO adalah kendaraan pengikut Dajjal,” kata beliau.
Yawla, betapa luar biasa luas ilmu beliau. Sampai tahu kalau UFO itu merupakan kendaraan pengikutnya Dajjal. Padahal negara-negara maju kaya Cina, Israel, sampai Amerika saja nggak tahu lho siapa pengendara UFO. Ini Ustaz Rahmat Baequni, dengan penuh rahmat, mampu tahu. Apa nggak wangun itu namanya?
Lalu, demi membuktikan pernyataan tersebut. Ustaz idola kami semua ini menceritakan jejak-jejaknya.
“Di Yogyakarta, UFO pernah terlihat. Pernah lihat kan? Di sawah di Yogyakarta ada crop circle kan? Itu kode lho. Kode untuk konspirasi dunia,” kata Ustaz Rahmat Baequni lagi.
Apa yang disebut Ustaz Rahmat Baequni emang benar. Tahun 2011 silam, memang ada crop circle di daerah Berbah, Sleman, Yogyakarta. Namun, kalau mereka yang imannya cuma tipis-tipis pasti bakal membantah.
“Woy, itu kan bikinnya mahasiswa iseng aja. Orangnya yang bikin juga udah ngaku. Ke mane aja lu, Tong! Karya seni gitu kok dikira bikinannya Dajjal. Dibilang kode-kode konspirasi lagi. Kode ndasmu sempal,” kata mereka si iman tipis-tipis.
Yah, begitulah kalau sudah kemakan cuci otak konspirasi dunia illuminati. Nggak percaya dengan informasi-informasi dari kami. Akhirnya, apa yang ditakutkan Ustaz Rahmat Baequni emang benar adanya. Nggak banyak orang yang bakal percaya sama cerita-cerita ini.
Tapi nggak apa-apa, mereka pasti nggak akan bisa menjawab jika fakta-fakta dari kami semakin terlihat nyata. Apalagi setelah kami didatangi Ridwan Kamil yang tabayyun, nama besar kami pasti akan semakin diperhitungkan. Dan mereka tidak akan lagi mampu menjawab keajaiban-keajaiban pengetahuan kami.
Seperti quotenya Imam Syafi’i: “Jika ada orang bodoh mengajakmu berdebat, maka sikap terbaik adalah diam, jangan ditanggapi.”