Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

11 Komentar Politisi Paling Wagu Sepanjang Tahun 2018

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
29 Desember 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sepanjang 2018 kita dihiasi dengan segala macam komentar para politisi yang super duper wagu. Dari soal hoax Ratna Sarumpaet sampai perkara remeh tai burung. Ajaib!

Sebentar lagi tahun 2018 bakalan berakhir. Hore (biasa wae, Mas).

Tahun 2018 juga bisa disebut sebagai tahun penuh keriuhan karena munculnya berbagai kejadian unik, terutama dalam dunia politik Indonesia yang suci. Berbagai selentingan politisi mewarnai khasanah di segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Menembus sekat-sekat usia, golongan, agama, sampai dinding rumah arisan ibu-ibu PKK.

Semua rakyat keplok-keplok melihat selentingan kontroversial nan wagu dari para politisi. Hal yang di satu sisi bikin hati miris, namun di sisi lain juga bikin bersorak-sorak karena seru sekali mendengar selentingan-selentingan wagu tersebut muncul dari mulut para politisi terdidik nan terpelajar.

Meski begitu, saya sih nggak pernah bersorak ngelihat situasi demikian. Apaan sih, sampah kok dikeplokin?

Oke deh, beberapa sih saya ada yang ikut keplok-keplok. Dikit tapi.

Melalui penelusuran panjang—dibantu dengan search engine Google yang disponsori Iluminati dan Yahudi tentu saja—saya bersama Mojok Institute akhirnya menemukan beragam komentar-komentar terwagu para politisi.

Ada 11 poin yang berhasil kami kumpulkan. Kalau ada yang nanya; lho, kenapa cuma 11? Kenapa nggak sekalian 12, bulan dalam satu tahun aja ada 12? Ya ini karena semata-mata karena yang ganjil-ganjil itu lebih sunah. Dah gitu aja.

Yok, mari kita gasss….

Indonesia Bubar 2030 (Maret 2018)

Calon Presiden dari kubu oposisi, Prabowo Subianto mengawali tahun 2018 dengan menyebut bahwa negara lain sudah meramalkan Indonesia bakalan tidak ada lagi—alias bubar pada 2030. Pidato yang disampaikan di hadapan ratusan kader Partai Gerindra ini segera menyulut berbagai komentar.

Masalah tidak berhenti di sana. Sebab, diketahui kemudian, wacana yang disampaikan Prabowo ini jebul dinukil dari sebuah buku fiksi ilmiah berjudul Ghost Fleet karya Peter W. Singer. Tapi nggak apa-apa Pak Prabowo, Pak Jokowi aja juga kutip-kutip kisah di pilem Avengers sama Game of Thrones yang juga fiksi kok. Jadi santai kayak di pantai aja.

Lha wong kitab suci saja bisa dimaknai fiksi kok kalau kata Rocky Gerung. Ya nggak?

Partai Setan dan Partai Allah (April 2018)

Politisi senior Amien Rais tidak ketinggalan meramaikan lantai dansa komentar-komentar wagu tahun 2018. Sebulan setelah ramai-ramai soal kasus Indonesia bubar 2030, Amien Rais mengeluarkan pernyataan yang canggih nan ajaib.

“Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah (Partai Allah). Untuk melawan siapa? untuk melawan hizbusy syaithan (Partai Setan),” ujar Amien Rais.

Iklan

Tanpa kekuatan elektoral dan kemampuan finansial yang mumpuni (ketimbang lawan politiknya), Amien Rais barangkali sedang berjuang menaikkan citra PAN dengan mempraktikkan cara “modal dengkul” ala Gus Dur guna bisa berkecimpung lagi dalam arena politik praktis lagi pada usia senja.

“Saya jadi Presiden itu cuma modal dengkul,” kata Gus Dur suatu kali. Orang tertawa mendengarnya, ketika tawa belum reda mendadak Gus Dur melanjutkan, “itu pun dengkulnya Amien Rais.”

Stuntman Jokowi Asian Games 2018 (Agustus 2018)

Dalam acara seremoni Pembukaan Asian Games 2018 yang diadakan di Indonesia, Jokowi dicitrakan menaiki moge ketika masuk ke Stadion Gelora Bung Karno. Penampilan yang atraktif dengan aksi-aksi berbahaya itu membuat banyak politisi oposisi bersuara.

Beberapa di antaranya yang menyampaikan komentar terwagu tahun 2018 adalah Ferdinand Hutahean dan Roy Suryo—yang kebetulan sama-sama politisi dari Partai Demokrat. Keduanya kompak meminta Jokowi jujur bahwa aksi yang dilakukan tersebut menggunakan stuntman.

“Pak Jokowi kami minta jujur ke publik untuk menjelaskan (pemakaian stuntman) karena di media sosial ini terpecah,” ujar Ferdinand.

“Sebaiknya ditulis ‘TAYANGAN INI DILAKUKAN OLEH PROFESIONAL’, sehingga publik dicerdaskan dan diberikan penjelasan yang jujur,” kata Roy Suryo.

Mungkin komentar ini juga ada baiknya didengar juga oleh Tom Cruise, Van Diesel, sampai Dwayne “The Rock” Johnson ketika sedang melakukan atraksi di film-film aksi mereka.

Tuh, Mas Tom, Mas Van, dan Mas Rock dengerin tuh. Kalau pakai stuntman itu bilang-bilang. Penting ini. Sama penonton film kok pakai aksi tipu-tipu segala. Dasar tukang akting dan pencintraan ih kelen semuwa. Suwampah.

Surga dan Neraka ala Farhat Abbas (September 2018)

Jangan pikir cuma politisi oposisi saja yang mengeluarkan komentar wagu sepanjang tahun 2018, dari kubu Jokowi sendiri juga ada. Salah satunya adalah postingan dari pengacara multitalenta Farhat Abbas di akun instagramnya.

 

View this post on Instagram

 

Yang Pilih Pak Jokowi Masuk Surga ! Yang Gak Pilih Pak Jokowi dan Yang Menghina, Fitnah & Nyinyirin Pak Jokowi ! Bakal Masuk Neraka ! ( jubir-Indonesia )

A post shared by Farhatabbastv (@farhatabbastv226) on Sep 10, 2018 at 12:26am PDT

Postingan ini tentu memancing komentar keras dari berbagai kubu. Farhat Abbas diserang karena mempolitisasi agama dalam kampanyenya mendukung Jokowi.

Memangnya sekarang tugas Malaikat Roqib dan Atit udah digantikan sama Bang Farhat? Kalau iya, politisi PKB ini memang betulan multitalenta dah. Nggak cuma di dunia politik dan dunia pengacara, tapi juga di dunia artis sampai dunia gaib. Salut, Gan. Serba bisa.

Tempe Setipis Kartu ATM (September 2018)

“Tempe katanya sekarang sudah dikecilkan dan tipisnya udah hampir sama dengan kartu ATM. Ibu Yuli di Duren Sawit kemarin bilang, jualan tahunya sekarang dikecilin ukurannya,” kata Sandiaga Uno.

Hal yang sebenarnya ingin ditunjukkan Sandi adalah harga keledai, eh, kedelai sudah naik tinggi sehingga para pengusaha tempe harus bikin tempe tipis-tipis. Sayangnya, tempe ini segera digoreng habis-habisan sampai gosong.

Sandi dihajar habis-habisan dari kanan kiri. Bahkan sampai ada seseorang yang printing custom kartu Flazz BCA, eMoney Mandiri, TapCash BNI, BRIzzi pakai gambar tempe.

kartu tempe

Siap Pak Edy (September 2018)

Usai dari dunia politik betulan, bulan September 2018 mata kepala para netijen yang haus akan aroma-aroma perselisihan muncul dalam dunia politik sepak bola. Siapa lagi kalau bukan Lord Edy Rahmayadi yang jadi aktornya.

Dalam wawancara dengan Aiman Wicaksono, Edy Rahmayadi sempat menegur presenter Kompas TV tersebut ketika bertanya soal rangkap jabatan Ketua PSSI. Dengan enteng, pensiunan Pangkostrad ini menghardik Aiman saat sedang live di televisi, “Apa urusan Anda menanyakan itu?”

Tagar #siapPakEdy langsung viral beberapa saat setelahnya.

Apalagi setelahnya komentar-komentar wagu Pak Edy bermunculan bak domino. Dari wartawan harus baik, baru timnas bisa baik, lalu soal jumlah pemain sepak bola yang terlalu sedikit jadi sebab kekerasan suporter, sampai kurangnya guru ngaji dalam dunia sepak bola Indonesia.

Memang luar biasa Gubernur Sumut, eh, Ketum PSSI kita yang satu ini. Mantap abis. Osiyap, Pak Edy!

Hoax Ratna Sarumpaet (September-Oktober 2018)

Geger 2018 tidak akan komplet jika tidak memasukkan Hari Kapusan Nasional dengan pemeran utamanya: Ratna Sarumpaet. Mengaku wajahnya babak belur karena dipukuli oleh gerombolan orang tak dikenal, ternyata Ratna cuma operasi plastik.

Tidak main-main, Ratna membohongi—hampir semua—politisi dari kubu oposisi. Bahkan termasuk Prabowo Subianto, Fadli Zon, sampai Amien Rais. Hal yang menunjukkan bahwa Ratna ternyata masih mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam berakting sebagai artis dan seniman teater. Ratna pun kemudian dianggap pantas menerima Piala Oscar karena akting menawan ini.

Tapi dari geger-geger Hari Kapusan Nasional, komentar wagu bukan malah muncul dari Ratna, melainkan muncul dari Ferdinand Hutahean, politisi Partai Demokrat.

“Karena yang saya pahami, orang operasi plastik untuk mempecantik diri. Tapi kok Ratna tidak jadi cantik? Tetap saja seperti semula? Inilah yang harus diusut,” ujar Ferdinand wagu todemaaaaaaaax.

Tai Burung ala Ferdinand Hutahean (Oktober 2018)

Tak ada angin tak ada ujan, Ferdinand Hutahean politisi Partai Demokrat mendadak berkicau di akun twitternya soal tanda-tanda alam.

Ferdinand yang mendukung pasangan calon presiden nomor urut 2, menyampaikan bahwa alam pun memberi firasat yang sangat harfiah tentang kemenangan jagoannya.

Pagi2 mau ke mobil. Burung meninggalkan kode keras no 2 ?? pic.twitter.com/pnXyHLcQXy

— FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) 8 Oktober 2018

Angkat tangan kalau ngomentari yang atu ini. Ini mah level wagunya sudah sampai tahap makrifat.

Politik Genderuwo dan Politikus Sontoloyo (November 2018)

Jika di awal tadi ada Prabowo Subianto dengan komentar soal Indonesia bubar pada tahun 2030, Jokowi juga nggak ketinggalan ketika menyebut para politisi di parlemen dengan istilah sontoloyo, serta ngatain cara lawan politiknya dengan politik genderuwo.

Ungkapan wagu dan tak berfaedah ini pun muncul karena belakang isu PKI dan agama kembali muncul ketika Jokowi hendak maju sebagai calon presiden. Hal yang kemudian melahirkan dua puisi agung nan luwar biyasa keren dari politisi multitalenta Fadli Zon.

Rakyat Harus Maklum kalau Kinerja DPR Buruk (Desember 2018)

Minimnya Undang-undang yang berhasil disusun, serta jumlah kehadiran yang memprihatinkan dari para Anggot DPR RI, membuat rapor para Wakil Rakyat ini begitu buruk sepanjang 2018.

Meski begitu, bukannya meminta maaf karena kinerjanya begitu buruk, Wakil Ketua DPR Fadli Zon malah meminta rakyat Indonesia maklum.

“Saya kira pasti akan terjadi penurunan intensitas (kehadiran) karena ada banyaknya kegiatan di dapil kan sekaligus kampanye. Ini saya kira yang perlu dimaklumi juga. Ini terjadi di semua partai politik,” ujar Fadli.

Tapi sebenarnya, komentar wagu Bang Fadli ini seharusnya disikapi positif. Sebab, selain soal kasus Siap Pak Edy, komentar wagu ini lah yang nyatanya malah bisa menyatukan para cebong dan kampret. Meski ya itu, cuma sesaat aja. Nggak gitu terasa.

Kriminalisasi Ulama ala Fadli Zon (Desember 2018)

Yup, akhirnya tahun ini bisa ditutup dengan komentar wagu Bang Fadli Zon soal kasus penangkapan Habib Bahar bin Smith karena kasus kekerasan terhadap anak.

Penahanan Habib Bahar Smith ini bukti kriminalisasi ulama dan diskriminasi hukum di Indonesia. Hukum telah dijadikan alat kekuasaan, alat menakuti oposisi n suara kritis. Selain itu tentu tindakan penahanan ini ancaman thd demokrasi. Kezaliman yg sempurna. #rezimtanganbesi https://t.co/r87laH8gVF

— Fadli Zon (@fadlizon) 18 Desember 2018


Komentar yang aduhai wagu. Karena secara tidak langsung, Fadli Zon dianggap membenarkan tindak kekerasan Habib Bahar kepada anak-anak. Iya, menganiaya anak orang itu bukan kejahatan asal yang dihajar bukan anak saya! Eh.

Terakhir diperbarui pada 28 Desember 2018 oleh

Tags: hoax ratna sarumpaetindonesia bubar 2030kriminalisasi ulamaPKISiap Pak Edysontoloyostuntman jokowi
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

PKI dan Politik Ingatan: Dari Demonisasi hingga Penghapusan Sejarah
Video

PKI dan Politik Ingatan: Dari Demonisasi hingga Penghapusan Sejarah

27 September 2025
bti, petani, tani.MOJOK.CO
Ragam

Rumus “3S-4J-4H” Wajib Dijalankan Pemerintah Kalau Mau Petani di Indonesia Maju

28 Januari 2025
Seputar Peristiwa 65 yang Tak Mungkin Ada di Buku Sejarah MOJOK.CO
Esai

Seputar Peristiwa 65 yang Tak Mungkin Ada di Buku Sejarah

30 September 2024
seni berpemilu ala pki jasmerah mojok
Video

Begini Strategi PKI Memenangkan Suara di Jawa Tengah pada Pemilu 1955

21 Desember 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.