Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Sampah Plastik Berkurang, Ikatan Pemulung Indonesia Protes Plastik Dibatasi

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
20 November 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) memprotes soal larangan penggunaan plastik di Indonesia. Pendapatan dari sampah plastik jadi menurun drastis, Bosque.

Sudah sejak lama penggunaan plastik di dunia dikritisi karena persoalan lingkungan. Sampah plastik memang jadi masalah karena kelewat lama untuk bisa diurai di Bumi.

Wajar kemudian kalau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah giat menyelesaikan aturan soal plastik sejak lama. Bahkan KLHK memberi target kalau urusan sampah plastik ini bisa berkurang sebesar 30 persen untuk 10 tahun ke depan.

Masalahnya, urusan membatasi penggunaan plastik ini ternyata nggak semudah itu. Dalam bayangan kita, urusan plastik ini tentu bakal bermasalah dengan pengusaha-pengusaha plastik, namun ternyata pihak yang protes justru bukan dari sana, melainkan dari teman-teman pemulung.

Ya, situ nggak salah baca: pemulung.

Baru-baru ini, Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) memprotes perilaku pembatasan plastik. Bentar, bentar, jebul ada tho itu paguyupan pemulung di Indonesia tuh. Baru tahu. Hehe.

Protes kayak gini sih wajar, sebab paguyupan yang menyuarakan aspirasi pemulung di seluruh Indonesia ini merasa terusik karena program yang disiapkan KLHK ini jelas sangat berpengaruh pada mata pencaharian mereka.

Bahkan, di Jakarta saja sudah ada pengurangan volume sampah plastik yang berarti mengurangi potensi pendapatan para pemulung. Mungkin jumlahnya nggak begitu kelihatan bagi masyarakat kelas menengah kayak kita, tapi bagi pemulung, jelas terasa.

“Di tempat kami, Pulo Gadung dan Bantar Gebang, di dua tempat itu botol plastik sudah menurun,” kata Pris Polly Lengkong, Ketua IPI seperti laporan CNN Indonesia.

Protes mereka pun juga berlandaskan pada data, bahwa sebanyak 3,7 juta pemulung dari 25 provinsi di Indonesia sangat bergantung dengan sampah plastik. Sebab tidak seperti sampah yang lain, plastik sangat mengutungkan karena bisa dijual sebagai bahan daur ulang.

Ketua Ikatan Pemulung Indonesia ini juga menjelaskan kalau dari sampah plastik, seorang pemulung bisa menghasilkan duit sebesar Rp100-150 ribu untuk satu kampung saja. Sedangkan kalau di jalanan perkotaan, dari plastik, pemulung cuma bisa menghasilkan Rp50 ribu per hari.

Angka ini tentu bakal mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena sudah mulai muncul kesadaran dari masyarakat soal penggunaan plastik. Apalagi saat ini kalau beli sesuatu di minimarket bisa kena tambahan biaya . Daripada kena biaya untuk plastik, mending buat donasi yee kan?

Melihat kesadaran yang (sebenarnya) bagus itu, wajar kalau para pemulung protes karena kantong-kantong sampah jadi makin sedikit plastiknya. Apalagi mulai ada tren-tren untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti penggunaan sedotan stainless atau pakai sedotan bamboo.

Tentu saja pihak IPI juga menyadari akan bahaya plastik untuk lingkungan, oleh karena itu IPI tidak protes secara ngawur.

Iklan

Menurut IPI ada baiknya pihak-pihak terkait seperti Kementerian Lingkungan Hidup atau LSM yang peduli dengan lingkungan, tidak mengampanyekan larangan plastik, melainkan menggalakkan kesadaran daur ulang plastik lebih dulu.

Sebab, berkaca dari aspirasi teman-teman pemulung ini, bisa jadi persoalan plastik yang terjadi belakangan ini sebenarnya bukan pada penggunaan plastiknya, melainkan pada mentalitas buang sampah sembarangannya. Wabilkhusus sampah plastik.

Ya iya dong.

Pada kenyataannya, masalah yang terjadi seperti pada 2018 lalu ada 5 kilogram sampah plastik berada di dalam perut paus yang mati di Wakatobi, sebenarnya bukan pada persoalan penggunaan plastik, melainkan ya karena plastik dibuang sembarangan di laut.

Jadi kalau teman-teman pemulung protes karena kampanye pengurangan penggunaan plastik mulai berhasil, ya itu wajar aja sih.

Selain karena “mata pencaharian gue, elu usik”, bisa jadi mereka berpikir:

Masalahnya ada di buang sampah plastik sembarangan kok solusinya kurangi penggunaan plastik sih?

BACA JUGA SAMPAH PLASTIK DI INDONESIA TERBANYAK KEDUA DI DUNIA, KITA HARUS BAGAIMANA? atau tulisan Ahmad Khadafi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 20 November 2019 oleh

Tags: lingkungan hiduppemulungplastiksampah plastik
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Bumiku Lestari: Inovasi Bank Sampah yang Bisa Ditukar dengan Bahan Makanan Sehat
Video

Bumiku Lestari: Inovasi Bank Sampah yang Bisa Ditukar dengan Bahan Makanan Sehat

23 Oktober 2025
Hendisman dapat gelar sarjana Universitas Labuhanbatu. MOJOK.CO
Sosok

Getirnya Kuliah di Jurusan Akuntansi karena dari Keluarga Kurang Mampu, Akhirnya Kerja Jadi Pemulung dan Cumlaude

7 Mei 2025
Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi.MOJOK.CO
Ragam

Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi

26 Desember 2024
sampah plastik di pantai wisata mojok.co
Sosial

3 Pantai Ini Membuktikan kalau Wisata Bukan Solusi Membersihkan Pantai

12 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.