MOJOK.CO – Seorang lelaki sedang bertanya-tanya soal hubungan berkomitmen yang sedang ia jalani. Ia capek kecewa karena terus menerus dibikin cemburu.
TANYA
Perkenalkan, saya R dari kota P. Saya terlahir sebagai seorang laki-laki. Selama kurang lebih 20 tahun hidup sebagai laki-laki, tentu saya pernah jatuh cinta sama perempuan. Nah, sialnya, saya masih jatuh cinta dengan sosok wanita yang sama dalam beberapa tahun belakangan ini. Rasa-rasanya hati ini sudah memilih dia dan akan sangat sulit bagi saya untuk berpindah hati.
Dengan demikian, dalam tahun-tahun terakhir ini saya lakukan segala manuver. Mulai dari ajakan bertemu dengan alasan belajar bersama, hingga duduk-duduk berdua di alun-alun kota. Demi dia, semua saya lakukan; mengetuk pintu depan rumahnya, menyalami orang tuanya, bahkan ketika si mbak memutuskan merantau keluar kota, saya rela berkendara ratusan kilometer hanya untuk sekadar bertemu.
Perjuangan dan pengorbanan saya tidak sia-sia. Saya beri dia komitmen dan dia pun menerima komitmen saya. Setiap telepon, permintaan, dan ajakan saya selalu diresponnya dengan positif. Kami jadi dekat.
Namun, lika-liku dalam kisah asmara ini tentu tetap ada, saya sering merasa kecewa. Mungkin bukan galau, hanya sedikit kecewa saja. Kenapa? Saya sering dibuatnya cemburu. Entah maksudnya hanya untuk menguji atau memang ingin menyakiti saya, tapi itu sudah cukup membuat keriangan dalam hari-hari saya hancur. Bagaimana tidak? Ibarat kata, saya sudah lompat jauh dan terbang tinggi hanya untuknya.
Pernah dia meminta maaf dan bilang kalau dia menyesal. Tapi kalau permintaan maaf itu memang tulus dan dia benar-benar menyesal, kenapa sampai sekarang saya masih sering merasa kecewa? Kenapa, Mbak?
Saya memang jatuh cinta. Tapi di lain sisi juga tidak bisa seperti ini terus. Saya sungguh bingung sampai-sampai saya menulis curhatan ini dan dengan rela mengirimkannya ke Redaktur Mojok. Dengan harapan mendapat balasan yang sekiranya mampu memberi tahu langkah mana yang harus saya kemudian tempuh.
Hanya itu yang mau saya sampaikan, terima kasih. Salam, R.
JAWAB
Hai Mas R, yang sedang ragu-ragu dengan komitmennya dalam menjadi bucin yang kredibel.
Oke, saya simpulkan ya, Mas. Jadi kalian ini udah saling berkomitmen. Terus sekarang lagi LDR. Dan si mbaknya sering bikin sampeyan kecewa karena sampeyan sering dibikin cemburu. Dan sekarang sampeyan bingung harus bagaimana. Karena di satu sisi sampeyan capek terus menerus dikecewain. Akan tetapi di sisi yang lain, sampeyan masih mencintai dia. Betul, begitu?
Kalau dari saya sih, hal pertama yang paling bisa sampeyan usahakan adalah berkomunikasi sama dia. Untuk membahas lagi, bagaimana dan sejauh mana komitmen kalian saat ini? Dan bagaimana sebaiknya hubungan tersebut diteruskan ke depannya? Semacam nge-charge energi cinta kalian lagi lah.
Pasalnya, bisa jadi kalian juga lagi dalam tahap bosen-bosennya. Apalagi hubungan cinta itu sudah berjalan beberapa tahun, bukan? Jadi, merawat cinta itu juga penting, Mas. Biar perasaannya jadi segar lagi. Nggak gitu-gitu aja.
Kalau saya lihat sih, cara dia sok bikin sampeyan cemburu itu, sebetulnya hanya lagi pengin bikin drama dalam hubungan yang sedang kalian jalani. Memang sih, nggak logis. Ngapain juga, hubungan yang udah dijalani baik-baik malah dibikin drama yang bikin capek dan curiga. Akan tetapi, hal ini jangan dianggap remeh begitu saja. Sedikit drama itu perlu, bahkan menjadi penting. Lagi-lagi, supaya kalian nggak bosen ataupun spaneng.
Sedikit pertengkaran dan konflik terkadang dapat meningkatkan rasa sayang. Tapi dengan catatan, jangan terlalu banyak drama juga, sih! Kalau dramanya kebanyakan ya sama aja. Capek. Cuma nguras energi. Semacam: memangnya nggak ada urusan lain yang bisa diurusin dibanding persoalan cinta romantis aja, apa?
Ehm, jadi kalau sampeyan tanya ke kami, kayak gitu ya, Mas. Hal yang paling mungkin diusahakan adalah bertemu dengan dia. Kemudian mendiskusikan perjalanan komitmen kalian: kira-kira mau dibawa ke mana? Dan apakah masih mungkin untuk tetap saling membersamai sekaligus mempersemai cinta? Halah.