Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

Selalu Gagal Pacaran, Ingin Menikah

Prima Sulistya oleh Prima Sulistya
5 November 2016
A A
Selalu Gagal Pacaran, Ingin Menikah

Selalu Gagal Pacaran, Ingin Menikah

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tanya

Dear Mojok….

Sebagai mantan playboy-cum-konsultan asmara, sebetulnya saya tidak benar-benar punya masalah perihal asmara. Jatuh cinta. Patah hati. Jatuh cinta lagi. Patah hati lagi. Begitu terus, sebagaimana yang dialami klien-klien. Tapi kali ini beda. Hal yang sedang saya alami dan rasakan ini bukan soal percintaan anak remaja dengan segala keresahannya. Ini tentang suatu yang sakral. Orang-orang menyebutnya: pernikahan.

Setelah 73 kali berpacaran dan semuanya kandas, saya berpikir untuk memantapkan diri maju ke depan penghulu. Tapi, ternyata niat baik saja tidak cukup. Kali pertama saya melamar seorang gadis, meski lamaran itu tidak resmi sebagaimana keluarga bertemu keluarga, gadis itu lebih memilih kembali bersama masa lalunya. Kedua kali, lalu ketiga kali, begitu juga. Lamaran kedua dan ketiga ini lucu sekali. Beberapa saat mereka menjauh, lalu mendekat lagi. Terakhir kali akhirnya saya berpikir untuk melupakan perasaan saya kepada keduanya, tentu ini saya amati dari bagaimana mereka bersikap.

Seperti yang sudah saya tuliskan, niat baik saja tidak cukup. Yang saya takutkan bukanlah saya tidak dapat membahagiakan pasangan saya kelak. Dalam cerita pendek berjudul “Pernikahan yang Hampa”, kegetiran itu justru muncul dari satu sisi: masa lalu pasangan. Saya terus berusaha mengubur dalam-dalam kenangan, termasuk kenangan bersama ke-73 mantan pacar saya itu. Memang tidak mudah. Tapi mungkin memang tidak baik membahas masa lalu, apalagi jika pasanganmu mudah meragukan perasaannya sendiri.

Saat ini saya sedang dekat dengan seorang perempuan. Ia mau jadi pembaca pertama cerpen-cerpen saya yang tak kunjung dimuat di beberapa media. Ia juga tahu bahwa misal dalam beberapa bulan ia bisa sayang sama saya, kami tidak akan pacaran. Kami akan menikah. Tapi seseorang bisa berbeda sikap seketika. Dua menit lalu ia mungkin menganggap kamu seorang yang layak dicintai. Dua menit berikutnya bisa saja mantan pacarnya membuat ia berpikir bahwa hubungan kalian ya tidak ke mana-mana. Ia menginginkan kalian tetap berteman, dan ia kembali menjalin hubungan dengan seseorang di masa lalunya. Mungkin saja, to? Hehehe…. Yang sudah tunangan saja bisa batal nikah, gimana yang baru kepengin? Hehehe….

Menurut Cik Prim dan Gus Mul, saran apa yang cocok buat saya, selain kerja yang rajin, tetap sayang keluarga, peduli terhadap teman, atau sekadar jadi seorang yang menyenangkan bagi orang lain?

Salam melow,

Tri Em di Jakarta

 

Jawab

Dear Tri

Sebagai orang yang hanya pernah pacaran lima kali, jujur saya gentar menjawab pertanyaan Anda. Dari segi pengalaman, 73-5 itu bukan angka yang kecil. Tidak banyak olahraga yang bisa menyandingkan skor dengan perbandingan demikian. Jika skor seperti itu terjadi di sebuah pertandingan sepakbola, saya yakin semua anggota tim yang kalah pasti langsung pensiun dan memilih jadi polisi saja.

Tapi, kemudian saya teringat pada seorang kawan yang pernah diterima cintanya pada pukul 12 siang dan kemudian diputus pada pukul 3 dini hari keesokan harinya. Mengingat itu, rasa minder saya terobati. Setidaknya saya manusia yang pernah pacaran selama dua tahun, bukan ayam.

Tri yang baik,

Semangat Anda mencari cinta sungguh saya apresiasi, menjurus pada dedikasi Arjuna. Namun, yang saya khawatirkan adalah meskipun kamu masih terbayang-bayang masa lalu, kamu tidak belajar darinya. Saya pikir hal paling lumrah setelah 73 kali kandas dalam percintaan adalah memutuskan bahwa “cinta tu bullshit” atau “semua cewek itu munafik”, mengutip seorang kawan yang kisah cintanya naas. Namun, effort-mu yang bahkan menaikkan tingkat kesulitan dengan mengubah target dari “cari pacar” ke “cari istri” sungguh luar biasa. Orang Jawa Timur akan bilang, kapokmu kapan?

Iklan

Walaupun demikian, saya kira tidak sehat meringkus takdir percintaan dalam target-target. Cinta yang demikian menjadi cinta yang terukur dan melelahkan, kuantitasnya tinggi tapi kualitasnya rendah. Saya pikir, hari ini masyarakat sudah lebih terbuka untuk menerima bahwa pernikahan bukan lagi suatu kewajiban. Santai saja. Florentino Ariza dalam Love in the Time of Cholera toh butuh seumur hidupnya untuk mendapatkan cinta sejatinya. Dan ia bahagia.

Bukankah lebih indah jika cinta datang di waktu tak terduga, tak disangka-sangka. Kita menyebut momen demikian: kejutan.

Salam sabar

Cik Prim

N.B.: Gus Mul akan menjawab pertanyaan yang masuk Sabtu depan. Dan mohon pembaca berhenti mengatakan Gus Mul jomblo. Itu sudah masa lalu.

Disclaimer: #CurhatMojok menerima kiriman curhat asmara pembaca yang akan dijawab oleh dua redaktur Mojok, Gus Mul dan Cik Prim. Tayang tiap malam Minggu pukul 19.00, setiap curhat yang dimuat akan mendapat bingkisan menarik. Kirimkan curhatmu ke [email protected] dengan subject “Curhat Mojok”.

 

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2021 oleh

Tags: curhatgagal pacaranmenikahpacaran
Prima Sulistya

Prima Sulistya

Penulis dan penyunting, tinggal di Yogyakarta

Artikel Terkait

Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO
Ragam

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4
Video

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4

24 Februari 2025
Mereka yang Disuruh Putus Orang Tua Pacar karena Bukan Mahasiswa: Sakit, tapi Tak Perlu Repot-repot Kasih Pembuktian MOJOK.CO lebaran
Liputan

Cerita Pilu 2 Pria yang Hubungannya Kandas Menjelang Lebaran, Ada yang Bawa-bawa Agama dan Dianggap Tak Punya Masa Depan!

9 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.