Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

Mencoba Melupakan Dia yang Idaman

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
1 Juli 2017
A A
curhat
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Curhat

Gus dan Cik di Kediaman Mojok, curhat dong…

Begini, Gus, Cik. Jadi ceritanya, saya lagi lagi gundah gulana. Beberapa bulan yang lalu, lelaki idaman saya (huhu) menikahi pacarnya. Bagi saya, ini tentu menyakitkan, sebab kami sudah dekat selama satu tahun jadi kakak adek zone, friendzone, dan segala zone-zone yang lain segala macam.

Nah, nggak tahu bagaimana ceritanya, tanpa ancang-ancang dan tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, dia tiba-tiba sudah punya pacar, dan bahkan sudah mau nikah.

Hati saya tentu remuk. Saya mencoba meminta penjelasan sama dia, eh si dia cuma diam nggak jelas maunya apa.

Saya berusaha menabah-nabahkan diri dan hati, padahal asli, saya sesengukan berhari hari. Sebagai teman, ya teman, saya datang ke nikahannya, salim, dan pulang. Lutut sudah gemetar mau jatuh gara-gara nggak sanggup dan ndilalah highheels juga ketinggian.

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk move-on, ya mau bagaimana lagi, toh dia juga sudah nikah, sudah ketemu jodohnya (meskipun ya ampun, kok makin ciamik saja sih habis nikah).

Nah, Gus, Cik, di sini mulai timbul masalah.

Belum dua bulan nikah, dia mulai lagi. Dia mulai sering wasap lagi apa di mana dan sebagainya. Sebagai teman, ya, teman, saya tentu menanggapinya dengan biasa-biasa saja. Namun jujur, sesungguhnya jantung saya blas nggak biasa-biasa saja. Ada semacam deg-degan yang sulit untuk dideskripsikan.

Kami berbeda kota, sebab dia pindah ke kota istrinya. Pernah suatu ketika, saya ada acara di kota istrinya itu, dan saya diajak ketemu berdua, saya menolaknya. Saya nggak kuat, perasaan saya masih sama, dan dia mulai lagi, saya takut sekali. Dan semakin hari, saya kok ya semakin kangen saja sama dia. Saya mesti gimana ya, Gus, Cik? Barangkali kalian punya nasihat yang baik untuk saya.

Tari.

Jawab

Dear Tari yang semoga raganya well walaupun hatinya dedel duwel,

Saya tahu betul apa yang sampeyan rasakan. “Ditinggalkan” oleh seseorang yang sudah sangat-sangat dekat dengan kita. Dan kita dipaksa untuk lepas dari bayang-bayangnya.

Iklan

Entah ini sudah keberapa ratus kalinya saya mengatakan kalimat klise ini: “kalau kau berani jatuh cinta, maka kau juga harus berani cintamu jatuh”, namun memang begitulah kenyataannya. Jatuh cinta itu memang risikonya cuma dua, bahagia dan merana. Dan ndilalah, untuk kasus sampeyan yang satu ini, sampeyan mendapat risiko yang nomor dua. Risiko yang hanya bisa ditutup dengan satu hal: melupakan.

Dalam sebuah hubungan, melupakan memang menjadi aktivitas yang luar biasa susah. Butuh usaha yang keras. dan bajingannya, kadang, semakin kita berusaha dengan keras, hasilnya malah semakin buruk, bukannya semakin lupa, tapi malah semakin ingat. Kata Pablo Neruda “Love is so short, forgetting is so long,”

Begitu sampeyan memutuskan untuk move-on, itu jelas sebuah langkah awal yang bagus. Sebab, itu menjadi bukti bahwa sampeyan adalah perempuan yang sadar diri, perempuan yang paham betul, bahwa terlarang hukumnya untuk menjalin hubungan dengan lelaki yang sudah menjadi suami orang lain. Saya yakin, sampeyan bukan perempuan yang menganut mahdzab “kutunggu dudamu”.

Ketika dia ternyata pindah ke kota lain, itu sebenarnya adalah angin baik yang mendukung sampeyan untuk bisa melupakan. Bagaimanapun, ingatan, seperti halnya perasaan, ia tumbuh dan hidup oleh sebab kebiasaan. Ketika sampeyan semakin jarang bertemu, semakin minim komunikasi yang terjalin, maka semakin mudah untuk melupakan.

Nah, angin baik ini harusnya sampeyan manfaatnya semaksimal mungkin. Batasi komunikasi dengan dia. Kalau perlu, sampai pada batas nol persen. Ketika sampeyan sudah berusaha membatasi, tapi justru dianya yang mulai menghubungi, cobalah untuk menangkis. Jangan malah merasa kalah. Lelaki itu, Tari, semakin dia merasa diharapkan, semakin brutal ia “menyerang”.

Coba untuk secara implisit memberitahu dia bahwa sampeyan sudah berada di dalam kehidupan yang baru, kehidupan yang seolah-olah mengatakan “tanpamu aku rapopo.” Kalau perlu, katakan padanya bahwa sampeyan sedang dekat pria lain, sungguhpun itu hanya berpura-pura.

“Mas, ini aku lagi deket sama cowok, dia pemain ketipung di salah satu orkes melayu gitu, orangnya standar sih, nggak cakep-cakep banget, tapi hentakan ketipungnya itu lho, bikin aku meleleh panas dingin. Kira-kira mas punya usulan tempat nggak buat kencan sama lelaki seorang pemain ketipung kaya dia?”

Cara terbaik untuk melupakan sebenarnya adalah dengan mengingat yang baru, namun berhubung sampeyan belum punya “yang baru”, maka berlagak seolah-olah sampeyan punya tentu bukan opsi yang buruk.

Intinya, batasi komunikasi. Dan mentahkan segala pesan yang dia kirimkan. Buat dia tak nyaman saat berkomunikasi dengan sampeyan, sampai pada titik tertentu, dia malas menghubungi sampeyan.

Nah, dan yang paling penting, selalu ingat nasihat ini: Jangan pernah menomorsatukan orang yang menomorsekiankan kita.

Ketika dia sudah memilih perempuan lain untuk dinikahi, itu artinya, sampeyan bukan perempuan nomor satu dalam hidupnya. Karenanya, berhentilah untuk menomorsatukan dia, berhentilah memikirkannya. He doesn’t deserve you.

You deserve better.

Terakhir diperbarui pada 1 Juli 2017 oleh

Tags: melupakanmenikahphp
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO
Ragam

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4
Video

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menikah | Semenjana Eps. 4

24 Februari 2025
Mendengar Penyesalan Gen Z yang Nikah Muda: Jangan Buru-Buru Kawin Kalau Gajimu Masih Setara UMR Jogja MOJOK.CO
Ragam

Mendengar Penyesalan Gen Z yang Nikah Muda: Jangan Buru-Buru Kawin Kalau Gajimu Masih Setara UMR Jogja

10 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.