Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Curhat

Diputus karena Ingin Fokus Ujian Nasional

Audian Laili oleh Audian Laili
23 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seorang lelaki galau karena diputus oleh pacarnya dengan sebuah alasan klasik: ingin fokus Ujian Nasional dulu.

TANYA

Dear Mojok….

Perkenalkan namaku Roy. Cowok kalem dari kampung. Aku mau cerita sedikit tentang hubungan asmaraku. Jadi gini, aku dan pacarku sudah pacaran 2 tahun. Setiap hari kami sering bertemu karena rumahku dan rumahnya cukup dekat. Namun, setelah aku diterima di salah satu perguruan tinggi, aku pun harus meninggalkan kampung halaman demi mengejar pendidikan. Akhirnya, kami menjalani hubungan jarak jauh atau yang sering disebut sebagai LDR.

Pacarku yang sebentar lagi akan menjalani Ujian Nasional, mulai mengikuti pelajaran tambahan yang diadakan oleh pihak sekolah. Jadi setelah pulang sekolah, dia langsung mengikuti les tambahan. Malam harinya dia juga mengkaji kembali pelajaran yang telah disampaikan di sekolah.

Karena dia harus terus belajar setiap harinya, jadi waktu untukku sedikit berkurang. Kadang ketika aku mengirim pesan kepadanya dia sedang sibuk. Malam hari aku telepon, dia juga sibuk belajar. Tidak ada waktu sedikitpun untuk berbicara dengannya.

Pada akhirnya hubungan kami mulai diwarnai dengan pertengkaran. Aku menginginkan dia menyisahkan sedikit waktunya untukku. Namun karena Ujian Nasional, dia lebih fokus untuk belajar. Untuk mengatasi masalah ini, aku akhirnya mengalah. Aku berjanji untuk tidak mengganggunya sebelum Ujian Nasional selesai.

Hingga suatu hari, ada sebuah pesan masuk datang darinya. Dengan hati yang gembira, aku membalas pesannya. Aku melayani coletehannya mengenai kehidupannya di sekolah. Hingga sampai pada suatu pesan dia bilang ke saya,

“Roy, terimakasih sudah menemani diriku selama 2 tahun ini. Aku bahagia atas waktu yang telah kau habiskan untukku. Namun, sepertinya hubungan ini tidak bisa dilanjutkan lebih jauh lagi. Aku tidak tega melihat dirimu yang kesepian tanpa kehadiranku. Kini, aku memilih mundur dari kehidupanmu. Carilah pengganti diriku yang mampu habiskan waktu di setiap detiknya untukmu.”

Pesan itu sangat mengiris hatiku karena dia adalah pacar pertamaku. Aku sangat mencintai dirinya. Memang Menteri Pendidikan telah menetapkan Ujian Nasional sebagai salah satu syarat yang menentukan kelulusan. Namun, apakah harus dengan kata perpisahan untuk memuluskan jalan Ujian? Kira-kira saya harus menyalahkan siapa dalam kasus perpisahan ini? Dan apakah kita bisa balikan lagi? Mohon jawaban dan solusinya ya, Mojok untuk mengobati kegalauan ini. Terimakasih.

JAWAB

Hai Roy, yang sedang merasa patah hati karena diputusin oleh si cinta pertama. Sini-sini, kami peluk erat virtual dulu, siapa tahu bakal ngerasa lebih tenang menghadapi kenyataan yang bangsat banget itu.

Tapi, tidak perlu menyalahkan siapa-siapa dalam hal ini. Percayalah, mencari biang kerok yang bertanggung jawab mengenai ini hanya akan membuatmu lelah tanpa menemukan solusi apa-apa. Apa iya, kamu mau menyalahkan Menteri Pendidikan? Meskipun UN memang kerap kali menyebabkan putus cinta dan putus harapan, sungguh menyalahkannya hanya membuang-buang waktu  dan tenaga saja.

Lantas, jika kamu tanya apakah kalian dapat balikan? Sebetulnya ini tergantung seberapa jauh usaha yang telah kamu lakukan untuk meminta dia mengaku khilaf telah memintamu putus. Misalnya, apakah kamu sudah pulang ke rumah dan mengunjungi rumahnya untuk membahas ini semua? Apakah kamu sudah betul-betul meyakinkan dia bahwa kamu tidak ada masalah apapun jika harus menyesuaikan diri dengan kegiatannya itu hingga dia menyelesaikan Ujian Nasional? Nah, dari usahamu itulah baru kamu sendiri yang bisa memperkirakan, berapa persen kemungkinan dia bisa kembali.

Kadang-kadang, memang butuh waktu untuk dapat meyakinkan seseorang. Kalau kamu merasa tidak dapat terlepas darinya, asal kamu kuat, tidak masalah untuk membiarkan dia fokus dengan sekolahnya terlebih dulu saat ini. Ya, jika memang alasannya putus karena ingin lebih fokus ke UN, datang lagi ke dia ketika kewajibannya itu selesai. Dengan harapan besar, semoga alasannya minta putus, memang betul ingin fokus UN. Bukan karena alasan lainnya yang menyakitkan, semacam: sedang PDKT dengan laki-laki lainnya yang lebih menarik, yang lebih terjangkau secara jarak, dan yang ada setiap saat.

Meski dalam hati kami yang terdalam, kami juga nggak yakin-yakin amat kalau fokus UN menjadi alasan yang sebenarnya. Toh, bukankah kamu sudah berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan jadwal kegiatannya sehari-hari yang sungguh padat itu—sampai-sampai tak ada sedikit pun waktu untuk memprioritaskan sedikit saja waktu untuk bercengkrama denganmu?

Iklan

Roy, kalimat, “Aku tidak tega melihat dirimu yang kesepian tanpa kehadiranku. Kini, aku memilih mundur dari kehidupanmu,” itu kami rasa sangat wagu. Apakah kamu betul-betul yakin dengan alasannya ini?

Begini, Roy, pernyataan seolah-olah mengalah dan tidak tega dengan keadaanmu itu, sebetulnya hanya sedang menyelamatkan dirinya sendiri supaya citranya tidak rusak di depanmu. Dan tanpa kamu ketahui, meski telah kamu rasakan dan curigai, itu bukanlah alasan yang sebenarnya.

Perlu kami sampaikan lagi, bahwa kamu tidak perlulah sok membodohi diri sendiri dengan berharap dia akan kembali lagi padamu. Alasan klasik ini sudah terlalu sering terjadi. Intinya, ya, dia ingin putus. Mungkin karena bosan, mungkin sudah lelah, atau mungkin ada seseorang lainnya yang lebih menarik di hatinya. Namun, karena tidak enak jika memutuskan seseorang tanpa aada alasan. Oleh karena itu, alasan yang paling tepat untuk mengungkapkan itu semua adalah fokus UN. Klasik dan aman untuk nama baiknnya. Serta mudah diterima dengan akal sehat banyak orang.

Jika dia memang masih menyayangimu seperti dulu, harusnya putus tersebut justru merusak fokus belajarnya. Dalam putus, sebaik-baik apapun keadaannya pasti ada separuh jiwa yang pergi. Pasti ada salah satu sudut perasaan yang hilang. Ada kebiasaan yang tidak lagi ada. Ada seseorang yang meski jauh di sana, sudah tidak bisa menjadi sandaran.

Lagian, kalau waktu pacaran aja bisa mutusin karena ingin fokus belajar. Apa ya, kamu mau, kalau sudah menikah nanti kamu diceraiin karena dia ingin fokus bekerja maupun mengurus rumah?

Hidup memang keras, Kisanak. Kita tidak bisa menjadikan apapun yang saat ini melekat pada kita sebagai suatu hal yang bergaransi. Apalagi kalau ini soal cinta. Sungguh, tak ada harapan apa-apa.

Terakhir diperbarui pada 23 Februari 2019 oleh

Tags: diputusfokus ujian nasionalLDRPutus Cinta
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO
Esai

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Pejuang LDR Jogja-Jakarta makin nelangsa karena harga tiket kereta api mahal. MOJOK.CO
Ragam

Nelangsa Pejuang LDR Jogja-Jakarta, Tersiksa karena KAI dan “Hengkangnya” Sri Mulyani

11 September 2025
Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6
Video

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6

3 Maret 2025
Mereka yang Disuruh Putus Orang Tua Pacar karena Bukan Mahasiswa: Sakit, tapi Tak Perlu Repot-repot Kasih Pembuktian MOJOK.CO lebaran
Liputan

Cerita Pilu 2 Pria yang Hubungannya Kandas Menjelang Lebaran, Ada yang Bawa-bawa Agama dan Dianggap Tak Punya Masa Depan!

9 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.