Bagaimana Mengencani Perempuan seperti Nyai Ontosoroh?

Tanya

Setelah setahun terakhir ini menjadi pembaca Mojok yang pasif, akhirnya saya memberanikan diri untuk mengirim tulisan curhat ini.

Mah curhat doooong…

Gus Mul dan Cik Prim yang terhormat, sebenarnya saya bukanlah orang yang gila membaca, dikatakan gemar bolehlah. Nah, urusannya soal membaca, ada beberapa hal yang membuat saya menyukai sebuah buku, dalam hal ini adalah novel. Salah satu yang dapat membuat saya menilai bagus tidaknya sebuah novel adalah bagaimana sifat karakter yang dibuat oleh si penulis.

Sialnya rasa suka saya terhadap karakter fiksi tersebut bisa dikatakan kelewatan. Saya jatuh cinta pada mereka. Ya, saya jatuh cinta pada karakter wanita di dalam novel. Saya jatuh cinta pada mereka perempuan yang memiliki kesadaran yang tinggi, yang pintar, yang kuat, yang tidak gampang leleh pada pria, yang tidak menghamba pada kecantikan fisik semata. Sebut saja seperti Amba dalam novel karya Mbak Laksmi Pamuntjak, Nyai Ontosoroh dalam Bumi Manusia, dan Putri No istri Oda Nobunaga yang diceritakan dalam novel sejarah karya Sohachi Yamaoka.

Nah, Jadi begini, Gus/Cik, jujur saja, di usia saya yang sudah seperempat abad ini, saya masih saja jomblo. Bukan karena saya tidak bisa dekat dengan wanita. Juga bukan karena saya belum bertemu sosok wanita yang seperti Amba, Nyai Ontosoroh, atau Putri No dalam kehidupan nyata. Tapi karena saya sadar akan kekurangan dalam diri saya Gus/Cik.

Saya bukanlah sosok pria yang penuh ambisi atau keberanian. Saya masih suka nonton Naruto dan membuang waktu dengan game online. Saya takut tidak bisa mengimbangi para wanita itu.

Pertanyaan saya Gus/Cik, bagaimana jika suatu saat saya bertemu perempuan dengan karakter seperti yang sudah disebutkan diatas? Apa yang harus dilakukan seorang lelaki yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk mendapatkan hati alpha female itu? Bagaimana cara saya mengimbangi mereka?

Peluk erat, pilot Gundam GAT-X105

Jawab

Dear pilot Gundam GAT-X105 ….

Ini adalah curhat edisi perdana setelah Mojok bangkit lagi dari kuburnya. Dan alhamdulillah, di curhat ini, saya diberi kewenangan penuh untuk menjawab dengan jawaban yang paling sengak sekalipun. Ealah, kok ya ndilalah curhat sampeyan ini datang pada saat yang tepat, untuk dijawab dengan jawaban yang sesengak yang saya bisa.

Jadi begini mas pilot Gundam yang wagunya minta ampun. Sampeyan ini jangan suka menutupi alasan-alasan kejombloan sampeyan dengan berlindung di balik “saya sadar akan kekurangan dalam diri saya”, itu menjijikkan sekali. Jomblo ya jomblo saja. Nggak usah sok-sokan pakai alasan. Apalagi alasannya nggak mutu begitu.

Alasan jomblo kok karena sadar akan kekurangan diri sendiri. Lha justru manusia itu berpasang-pasangan karena masing-masing punya kekurangan diri, sehingga ketika berpasang-pasangan, mereka akan saling melengkapi dan saling menutupi kekurangan satu sama lain. Wong ya namanya juga manusia, semuanya kan juga pasti punya kekurangan. Memangnya ada manusia yang tidak punya kekurangan?

“Saya bukanlah sosok pria yang penuh ambisi atau keberanian. Saya masih suka nonton Naruto dan membuang waktu dengan game online”

Hasyah, ini lagi. Jangan mengkambinghitamkan Naruto dan game online atas kejombloan sampeyan. Ini jauh lebih menjijikkan ketimbang hal yang pertama tadi. Lha saya itu banyak temen yang masih seneng nonton Naruto, tapi ya punya pacar tuh, gonta-ganti lagi. Bahkan, salah satu kawan saya dari Gunungkidul, dia suka Naruto, dan sudah punya anak. Hayoooo, gimana jal?

“Saya takut tidak bisa mengimbangi para wanita itu.”

Yaelah, nggak usah sok kecakepan deh, mas… Siapa juga yang mau sampeyan imbangi, pede amat.

Nah, yang terakhir, “Bagaimana jika suatu saat saya bertemu perempuan dengan karakter seperti Amba, Nyai Ontosoroh, atau Putri No, apa yang harus saya lakukan?”

Yang harus sampeyan lakukan? Satu saja. Bercermin …. Itu sudah.

Ah, nyesel juga saya mbales curhatan lelaki lemah seperti sampeyan ini … bwahaha.

Gus Mul

Exit mobile version