Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Timnas Indonesia U-19 vs Malaysia U-19: Bukan Soal Harga Diri Saja

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
12 Juli 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Menumpuk semangat untuk menghadapi Malaysia U-19 mudah saja dilakukan timnas Indonesia U-19. Namun, memperbaiki cara bermain, bukan perkara sepele.

Kamis (12/7) malam, timnas Indonesia U-19 akan meladeni Malaysia U-19 di babak semifinal Piala AFF U-19. Lawan Indonesia adalah “musuh bebuyutan”, tetangga satu rumpun, yang sudah terlalu sering membuat timnas kecewa. Memang bukan salah Malaysia sepenuhnya karena timnas Indonesia sendiri malah lebih sering bermain jauh dari kata “cukup baik”. Baik saja belum, kok mau juara.

Di ajang AFF U-19 kali ini, Malaysia berhasil menjadi pemuncak di Grup B dengan catatan tidak pernah kalah. Sementara itu, Indonesia harus mentok di posisi kedua Grup A setelah menelan kekalahan dari Thailand di laga pamungkas putaran grup. Kekalahan inilah yang patut menjadi catatan timnas U-19 sebelum menghadapi Malaysia.

Timnas Indonesia U-19 bisa dengan mudah mengalahkan timnas Filipina, Singapura, Laos, dan Vietnam dengan relatif tanpa kesulitan. Namun, ketika bertemu lawan yang lebih terkoordinasi, timnas Indonesia tak bisa berbuat banyak. Thailand U-19 menunjukkan dengan jelas di mana level timnas Indonesia U-19 saat ini. Oleh sebab itu, menghadapi Malaysia bukan sekadar harga diri saja.

Menghadapi Harimau Malaya, timnas Indonesia U-19 tak bisa hanya mengandalkan semangat. Timnas asuhan Indra Sjafri harus solid dan matang sejak dari meja perencanaan. Jika hanya mengandalkan semangat, hasil yang akan dipetik tak akan jauh dari kekalahan seperti ketika melawan Thailand U-19.

Indra Sjafri sendiri menegaskan bahwa “timnas U-19 sudah siap lahir dan batin”. Apakah itu cukup? Ingat, di pertemuan terkahir, di laga kualifikasi Piala Asia U-19, timnas dibantai Malaysia dengan skor 4-1. Lawannya sama, komposisi pemainnya juga hampir sama, namun mengapa ketika kalah, narasi soal harga diri itu tidak digaungkan?

Apakah saat ini hanya karena timnas U-19 bermin di semifinal maka dianggap layak untuk diperjuangkan sekuat tenaga? Mengapa semua laga tak diperlakukan sama? Sekali lagi, jika hanya mengandalkan “harga diri”, timnas Indonesia tidak akan sampai ke mana-mana. Meski terdengar cukup ironis, namun begitulah timnas Indonesia level usia. Atau, semua level usia? Sekali menggunakan frase “harga diri” lalu terlihat hebat.

Sepak bola tidak hanya dimainkan menggunakan semangat saja, tapi perpaduan banyak aspek. Mulai dari koordinasi, konsentrasi, kejelasan cara bermain. Lalu, dari situ, baru kita bisa berbicara soal semangat, determinasi, daya juang, hingga: soal harga diri.

Misalnya ketika melawan Thailand. Satu hal yang paling mudah dilihat oleh mata adalah kontrol tempo. Jika diperhatikan, sudah sejak lama timnas Indonesia selalu lekat dengan cara bermain yang penuh dengan “aksi berlari”. Terkadang, sampai terasa berlebihan lantaran stamina pemain-pemain Indonesia tidak cukup.

Gagal mengatur tempo, timnas Indonesia U-19 terlalu mudah kehilangan bola. Proses menyerang yang terlalu singat, juga tidak selalu bagus. Apalagi ketika bertemu lawan dengan koordinasi pertahanan yang baik. Aksi lari-larian itu menjadi terlihat terlalu boros.

Masalah kedua adalah soal koordinasi. Silakan simak kembali gol pertama Thailand, di mana blok pertahanan Indonesia mundur terlalu dalam sehingga pemain dari lini kedua tidak terawasi dan bisa melepas tembakan jarak jauh dengan mudah. Saya tidak menyebut jika koordinasi timnas tidak baik, hanya tidak konsisten. Ingat, koordinasi pertahanan yang baik membantu tim memenangi second ball, sebuah situasi yang biasanya membahayakan timnas Indonesia U-19.

Gol kedua Thailand juga disebabkan oleh koordinasi antar-pemain yang tidak maksimal. Hanya dengan satu pemain di dalam kotak penalti dan satu umpan silang mendatar, gawang timnas U-19 bobol. Tanpa koordinasi (dan komunikasi), bertahan bisa menjadi pekerjaan yang terlalu berat bagi Garuda Muda.

Ada dua kelemahan yang terlihat dengan jelas dari timnas Indonesia U-19. Mengatasi dua kelemahan ini saja sudah cukup berat. Menumpuk semangat bisa lebih mudah dilakukan. Memperbaiki cara bermain, itulah pekerjaan paling nyata yang perlu diperhatikan.

Terakhir diperbarui pada 12 Juli 2018 oleh

Tags: AFF 2018AFF U-19 2018Indra Sjafrimalaysia u19timnas indonesiatimnas u19
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Timnas Indonesia Gagal Lagi di AFF, Siapa yang Pantas Disalahkan?
Video

Timnas Indonesia Gagal Lagi di AFF, Siapa yang Pantas Disalahkan?

28 Desember 2024
Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi di Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024 kayak pelatih amatir MOJOK.CO
Aktual

Shin Tae Yong Tanpa Pemain Naturalisasi Jadi Pelatih Biasa Aja yang Tak Kelihatan Hebatnya

10 Desember 2024
Histori

Ingatan Memalukan di Stadion Bahrain 12 Tahun Silam, Catatan dari Era Bobrok PSSI

10 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Destinasi Obelix Hills. MOJOK.CO

Liburan Menyenangkan di Obelix Hills Jogja, Nikmati Sunset Sambil Ngopi hingga Live Music di Akhir Pekan

8 Desember 2025
Mitos kerukunan di desa bikin warga desa ingin merantau jauh dan hidup individualistik di perantauan demi hidup tenang MOJOK.CO

Mitos Kerukunan dan Hidup Ayem di Desa: Aslinya Penuh Kepalsuan, Baik di Depan tapi Busuk di Belakang

11 Desember 2025
pencuri buku.MOJOK.CO

Siasat Kelompok Pencuri Buku di Jogja: Robin Hood atau Krimininal?

9 Desember 2025
Olive Chicken Naik Harga, Warga Jogja Jadi Resah karena Ini (Unsplash)

Keresahan Warga Jogja di Balik Kabar Kenaikan Harga Olive Chicken di Januari 2026

12 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Dalil Al-Qur'an dan Hadis agar manusia tak merusak alam, jawaban untuk tudingan wahabi lingkungan dari Gus Ulil ke orang-orang yang menjaga alam MOJOK.CO

Dalil Al-Qur’an-Hadis agar Tak Merusak Alam buat Gus Ulil, Menjaga Alam bukan Wahabi Lingkungan tapi Perintah Allah dan Rasulullah

12 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.