MOJOK.CO – Swedia vs Inggris | Samara Arena, Rusia| Live TransTV, K Vision, Usee TV | Sabtu, 7 Juli 2018 | 21.00 WIB | Prediksi: Inggris menang.
Setelah dirinya dipastikan tidak akan bermain di Piala Dunia 2018, Zlatan Ibrahimovic berusaha menyelamatkan mukanya. Pemain berusia 36 tahun tersebut menegaskan bahwa tanpa dirinya Piala Dunia tidak akan “terasa seperti Piala Dunia”. Ia boleh mengoceh apa saja. Faktanya, Swedia baik-baik saja.
“Saya menjadi pelatih Swedia tepat dua tahun yang lalu, tepatnya setelah Piala Eropa, dan Zlatan Ibrahimovic, beserta beberapa orang lainnya, memilih untuk meninggalkan tim nasional. Saya menghormati keputusan itu. Setelah itu, dia tidak terlibat lagi, dalam bentuk apa pun, di timnas. Tidak ada hubungan apa pun antara dirinya dengan tim,” tegas Janne Anderson, pelatih Swedia.
Janne, pelatih yang sangar itu menegaskan bahwa dirinya tak butuh Zlatan. Pun demikian dengan timnas Swedia, yang celakanya justru bermain lebih baik ketika Zlatan absen. Seperti sumbat yang terbuka, cara bermain Swedia justru sangat mengalir. Deras, alirannya sulit dibendung oleh banyak tim dengan cara biasa. Solid, Swedia menjadi sebuah unit yang sulit ditembus.
Tidak mudah kebobolan, artinya tidak mudah kalah. Sepak bola adalah perlombaan mencetak gol lebih banyak dan Swedia berhasil menantang stigma tersebut. Sepak bola bagi Swedia adalah soal kedisiplinan dan bermain sebagai sebuah tim. Terdengar sebagai sebuah mimpi buruk untuk semua tim besar yang hobi berlama-lama menguasai bola.
Swedia tidak keberatan untuk lebih banyak bertahan dengan garis yang rendah (deep block). Dibarengi usaha bermain secara kompak dan disiplin menjaga jarak antar-pemain, Swedia membatasi ruang-ruang strategis di sekitar kotak penalti. Dengan pola yang sederhana, 4-4-2, Swedia mengunci semua lini secara taktis.
Oleh sebab itu, tajuk laga 8 besar Piala Dunia 2018 Swedia vs Inggris adalah bermain kompak, taktis, dan efisien. Terutama bagi Inggris yang bakal menemui lawan jauh lebih berat ketimbang Kolombia atau Belgia yang keras kepala untuk bermain terbuka. Swedia akan membuat Inggris merasakan pahitnya gagal membuat gol seperti Belanda dan Italia. Dua negara tradisional Piala Dunia yang tak lolos ke Rusia 2018 itu.
Maka, supaya tajuk “Football is coming home” itu tidak menjadi bahan olok-olok lantaran Inggris tersingkir, mari kita berbuat sesuatu. Mari kita bantu Inggris mengalahkan Swedia, tim pembunuh raksasa itu.
Swedia vs Inggris: Eksploitasi sisi lapangan
Swedia bermain dengan skema dasar 4-4-2, sementara Inggris menggunakan 3-5-2. Melihat jumlah “4” dan “5”, Inggris menang jumlah pemain di lapangan tengah. Namun tidak sesederhana itu sepak bola dimainkan.
Skema 4-4-2 ala Swedia disajikan dengan kerapatan yang terjaga, istilahnya narrow. Tujuannya untuk bertahan dalam sebuah unit yang kompak dan tidak ada satu pemain yang kalah jumlah di ruang-ruang tertentu. Dua pemain di sisi lapangan bukan seorang pemain sayap, istilahnya wide midfielder, atau gelandang yang bermain melebar.
Dua gelandang ini disokong oleh dua bek sayap ketika bertahan. Jadi, dalam keadaan normal, ada dua pemain Swedia di Lorong vertikal ketika bertahan. Sebuah situasi sederhana untuk menyulitkan pemain lawan untuk memanfaatkan lebar lapangan secara leluasa. Dua gelandang dan dua bek sayap ini punya koordinasi yang baik ketika menghadapi pemain lawan yang unggul olah bola, istilahnya challenge and cover. Satu orang menekan, satu orang lain mengawasi di belakangnya.
Sementara itu, dua striker di depan juga tidak berdiri sejajar. Keduanya banyak bergerak ke sisi lapangan ketika bertahan. Beberapa kali terlihat bentuk 4-6-0 atau 4-5-1. Alhasil, di lapangan tengah nampak begitu padat. Cara ini digunakan Swedia untuk merusak ritme Toni Kroos, dengan menekannya sedemikian rupa, ketika Swedia kalah dari Jerman secara menyakitkan.
Lantas, bagaiman sebaiknya bagi Inggris?
Dua bek sayap Inggris adalah dua bek sayap modern dan agresif. Jika Danny Rose masih belum bugar juga, Ashley Young bukan pelapis yang buruk. Di sisi kanan, Kieran Tripper berkembang menjadi salah satu bek sayap yang konsisten di Piala Dunia. Sejak Kyle Walker dijadikan bek tengah, Tripper mendapatkan banyak menit bermain. Inilah yang memicu perkembangan masih pemain Tottenham Hotspur tersebut.
Kita pakai contoh situasi di sisi kiri, misalnya akan diisi oleh Young, Jesse Lingard, dan Raheem Sterling. Sementara itu, di sisi kanan diisi Tripper, Dele Alli, dan Harry Kane. Tiga pemain di masing-masing ruang yang fasih bermain kombinasi bola pendek yang melaju cepat ini akan diladeni oleh satu gelandang dan satu bek sayap Swedia.
Intinya adalah sesering mungkin menciptakan situasi menang jumlah pemain (overload) di sebuah ruang permainan. Menang jumlah pemain, paling tidak, membantu sebuah tim untuk melewati pressing lawan menggunakan permainan kombinasi. Praktiknya seperti bermain 4v2 atau mungkin kami mengenalnya sebagai “main kucing-kucingan”.
Ketika menang jumlah pemain dan bisa masuk ke kotak penalti, Inggris akan lebih mudah membuat peluang. Ketika berprogres dari sisi kiri, para pemain yang mengisi sisi kanan (Tripper-Alli-Kane), mengambil waktu yang tepat untuk penetrasi ke kotak penalti. Demikian juga sebaliknya. Ingat, gol hanya akan terjadi ketika ada peluang. Kecuali kalau Swedia vs Inggris adalah kompetisi “sepak bola gajah”.
Mengeksploitasi sisi lapangan hanya satu cara untuk membongkar pertahanan sebuah tim yang kadung kompak dan disiplin. Memang, masih ada banyak cara yang bisa dipakai. Namun, lebih baik menguasai satu jurus secara tuntas ketimbang menguasai seribu jurus namun tak paham intinya, bukan?
Yang pasti, laga Swedia vs Inggris akan menjadi laga paling berat bagi Inggris. Tim Tiga Singa akan menghadapi sebuah tim yang tak hanya bisa bertahan, namun jago melukai lawan ketika diberi kesempatan. Skor mungkin akan tipis. Tak mengapa tipis saja, skor 1-0 atau 5-0 sama saja karena keduanya cukup untuk menjaga kalimat “Football is coming home” tetap hidup.