ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Balbalan

Menertawakan Solusi Instan PT LIB Terkait Miskinnya Striker Tajam Timnas Indonesia

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
16 Agustus 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – PT LIB berencana melarang penggunaan pemain asing untuk posisi striker karena krisis di timnas Indonesia. Sungguh rencana yang visioner dan canggih.

Sebuah pemikiran yang luar biasa jenius dilontarkan oleh Tigorshalom Bobby, COO PT LIB. Saat ini, konon, sedang terjadi krisis striker di timnas Indonesia. Banyak pemain lokal, khususnya striker, yang gagal bersaing dengan striker asing. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah yang sunggu luar biasa pelik ini, PT LIB berencana membuat regulasi yang canggih dan visioner.

Jadi, Tigor mengungkapkan bahwa PT LIB akan merancang sebuah kebijakan yang isinya “memaksa” klub-klub di Liga Indonesia menggunakan pemain lokal saja untuk posisi striker. “Itu masih tahap rencana dan masukan dari juga dari klub Liga 1 2019. Pemain lokal yang tersubur hanya ada dua, (Stefano) Lilipaly dan Samsul Arif. Lilipaly pun juga pemain naturalisasi,” ungkap Tigor di depan wartawan.

Memang, di Liga 1 saat ini, pencetak gol terbanyak dari pemain lokal diwakili oleh Samsul Arif dan Lilipaly. Pemain yang bermain untuk Barito Putera dan Bali United tersebut, masing-masing, sudah mengemas 10 gol.

“Kami juga akan meminta masukan ini kepada klub karena kompetisi itu tentu saja untuk menghasilkan pemain-pemain terbaik untuk timnas Indonesia. Regulasi musim deoan pemain asing tidak boleh di lini depan bisa saja terjadi karena ini juga untuk timnas Indonesia. Kapan terakhir kita punya penyerang berkualitas?” Tutup Tigor.

Sungguh rencana yang visioner. Siasat ini tidak mungkin terpikirkan oleh negara-negara sepak bola yang lebih maju seperti Spanyol, Jerman, atau Italia. Hanya PT LIB yang diwakili oleh Tigor yang bisa mencapai level makrifat bahwa untuk memproduksi pemain bagus (striker) adalah dengan menutup keran pemain asing untuk posisi tertentu.

Pertanyaannya adalah, bagaimana jika kelak Indonesia tidak punya lagi sosok gelandang berkualitas? Bagaimana apabila saat ini terlalu banyak penyerang sayap yang lebih suka berlari menggiring bola sepanjang pertandingan dan tidak awas dengan situasi pertandingan? Bagaimana apabila kelak tidak ada bek tengah berkualitas lagi?

Kalau ingin memproduksi pemain berkualitas sementara diri ini terancam dengan keberadaan pemain asing, mengapa tidak sekalian sejak lama bikin aturan tegas untuk melarang naturalisasi? Jika ingin lebih ekstem, sekalian saja semua klub tidak boleh menggunakan pemain asing. Coba tengok Liga 2 di mana ada beberapa pemain berkualitas yang gagal ketika bergabung dengan klub Liga 1 karena dasarnya saja tidak matang.

Satu hal yang lebih penting untuk ditanyakan kepada Tigor dan PT LIB adalah mengapa bukan kalimat “pembinaan berjenjang, profesional, dan terencana dengan baik” yang menjadi jawaban ketika timnas Indonesia krisis striker?

Apakah pembinaan pemain muda sudah digelar secara profesional? Kamu tahu, kompetisi klub untuk kelas usia U-19 hanya digelar tiga bulan saja dari September hingga November? Apakah semua klub sudah punya tim akademi yang profesional dan berjenjang hingga kelas U-8 untuk menunjang klub dan kelak timnas Indonesia?

Membangun selalu membutuhkan waktu yang panjang. Ingat, membangun butuh titik awal. Jika klub tidak punya infrastruktur untuk menunjang pembinaan, bagaimana mungkin akan “terproduksi” pemain timnas dengan level dunia? Infrastruktur akademi yang profesional adalah titik awal memproduksi pemain berkualitas. Tidak ada yang lain.

Melarang menggunakan striker asing, meski ini baru sekadar rencana, sudah salah kaprah. Kalau dari tahap rencana saja sudah keliru, apa yang bisa kita harapkan dari proses yang sudah berjalan? Apakah masalah timnas Indonesia hanya terbatas kepada tidak adanya striker tajam? Bagaimana dengan kualitas dan cara bertahan timnas Indonesia?

Kesuksesan atas usaha instan tidak bertahan lama. Lihat saja pemain-pemain naturalisasi lawas yang sudah pernah membela timnas Indonesia? Apakah mereka bertahan lama, baik kontribusi maupun pengaruh di kehidupan sepak bola Indonesia secara keseluruhan? Jadi, untuk rencana PT LIB ini, yang bisa kita lakukan adalah menertawakannya. Tidak ada yang lain.

Terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2018 oleh

Tags: asian games 2018pembinaanPT LIBsamsul arifstefano lilipalytimnas indonesia
Iklan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Kalau gue jadi Patrick Kluivert, gue nggak mau menjadi pelatih Timnas Indonesia gantikan Shin Tae Yong karena Ketum PSSI Erick Thohir problematik MOJOK.CO
Ragam

Kalau Jadi Patrick Kluivert Gue Nggak Mau Kerja sama Erick Thohir yang Interview Kerja di Hari Raya, Tak Punya Value dan Tak Tahu Batas

9 Januari 2025
Timnas Indonesia Gagal Lagi di AFF, Siapa yang Pantas Disalahkan?
Movi

Timnas Indonesia Gagal Lagi di AFF, Siapa yang Pantas Disalahkan?

28 Desember 2024
Shin Tae Yong tanpa pemain naturalisasi di Timnas Indonesia dalam Piala AFF 2024 kayak pelatih amatir MOJOK.CO
Aktual

Shin Tae Yong Tanpa Pemain Naturalisasi Jadi Pelatih Biasa Aja yang Tak Kelihatan Hebatnya

10 Desember 2024
Ingatan Memalukan Timnas Indonesia di Stadion Bahrain (Bahrain National Stadium) Imbas Kebobrokan PSSI MOJOK.CO
Histori

Ingatan Memalukan di Stadion Bahrain 12 Tahun Silam, Catatan dari Era Bobrok PSSI

10 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

Mesut Ozil Merasa Terzalimi, Toni Kroos Anggap Itu Omong Kosong

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bersyukur jadi lulusan SMK meski diremehkan karena lebih mudah cari kerja ketimbang sarjana MOJOK.CO

Lulusan SMK Diremehkan, Tapi Bersyukur Nasib Lebih Baik ketimbang Sarjana yang Banggakan Gelar tapi Nganggur

14 Mei 2025
Perayaan Waisak di Candi Borobudur. MOJOK.CO

Pengunjung Candi Borobudur Capai 100 Ribu Orang Selama Libur Waisak, Ekonomi Daerah Meningkat

18 Mei 2025
Tova Veno: Kreator Asal Gunungkidul yang Lahir dari Kegagalan dan Konsistensi

Tova Veno: Kreator Asal Gunungkidul yang Lahir dari Kegagalan dan Konsistensi

13 Mei 2025
Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee MOJOK.Co

Senyum Lebar Petani Kopi Gunung Puntang dan Kaghomasa Bajawa di World of Coffee 2025

15 Mei 2025
Nelangsa orang dengan KTP Malang, susah payah perbaiki citra malah rusak oleh suporter Arema FC: Aremania MOJOK.CO

Tak Mudah Jadi Orang dengan KTP Malang, Susah Payah Berbuat Baik tapi Sia-sia karena Cap Aremania

13 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.