MOJOK.CO – Manchester United sudah harus bergerak untuk bek tengah. Jangan sampai, United kena “penalti” sendiri seperti Harry Maguire.
Izinkan saya untuk mengutarakan kekaguman kepada Manchester United. Bagaimana nggak kagum, ketika Liga Inggris belum mulai saja, mereka sudah dapat penalti. Tidak hanya satu, tapi tiga sekaligus. Terima kasih kepada bek tengah dari Inggris terbaik sepanjang masa, Harry Maguire. Jasamu tidak akan pernah kami, saya ding, lupakan.
Manchester United sudah dapat penalti, bahkan ketika liga belum mulai. Sebuah wujud anak berprestasi. Sangat rajin. Dia yang mulai duluan, biasanya akan selesai duluan, terutama dalam perlombaan banyak-banyakan penalti, di mana United menjadi juara bertaan. Mempertahankan prestasi jauh lebih sulit ketimbang mempertahankan. Kita sepakat untuk hal itu.
Saya menemukan kalimat itu di Twitter dua hari yang lalu, setelah Harry Maguire dinyatakan bersalah melakukan tiga dakwaan: menyerang polisi Yunani, menolak penangkapan, dan usaha menyuap berkali-kali. Memang, sebagai kapten, Harry Maguire adalah sosok panutan. Sangat bisa menunjukkan filosofi menjadi pemuja Setan.
Berita terbaru, tim kuasa hukum Harry Maguire sudah mengajukan banding secara resmi. Berkat banding tersebut, Maguire bisa kembali ke Inggris dan mendapatkan kesempatan menjalani sidang lanjutan. Berkat banding itu juga, dia dinyatakan tidak bersalah hingga terbukti sebaliknya. Manchester United, paling tidak, bisa sedikit lega karena Maguire terhindar dari hukuman kurungan selama 21 bulan. Untuk sementara ini.
Manchester United memang terhindar dari “penalti” yang dibuat dari oleh Harry Maguire. Namun, yang ingin saya tekankan adalah, sebetulnya, Setan Merah ini sedang menanti “penalti” lainnya jika segera tidak bergerak lebih cepat di jendela transfer musim panas. “Penalti” yang saya maksud adalah bencana kecil di lini belakang.
Untuk saat ini, sampai sidang lanjutan digelar, Harry Maguire masih bisa “digunakan” oleh Manchester United. Namun, bagaimana jika, di sidang lanjutan nanti, bek asal Inggris itu ternyata memang terbukti bersalah? Hukuman 21 bulan sudah menanti. Jika itu yang terjadi, United berada dalam masalah besar.
Bisa dikatakan, saat ini, bek United yang lumayan ya cuma Maguire. Enam bek tengah lainnya tidak bisa terlalu diharapkan. Mulai dari Victor Lindelof, Chris Smalling, Eric Baily, Marcos Rojo, dan Axel Tuanzebe. Bahkan nama terakhir sedang dibekap cedera dan baru akan sembuh di awal September 2020.
Musim lalu, Smalling bermain cukup bagus ketika menjalani musim peminjaman bersama AS Roma. Sempat ada wacana kalai Smalling akan dipermanenkan oleh Roma. Namun, hingga akhir Agustus 2020, belum ada kabar terbaru yang terbilang valid. Praktis, hanya Harry Maguire yang bisa diharapkan untuk setidaknya lebih stabil.
Keadaan ini harus menjadi perhatian penuh manajemen Manchester United. Musim panas ini, mereka mencoba “membajak” Gabriel Magalhaes yang diperebutkan Napoli dan Arsenal. bahkan, United sudah mengajukan proposal resmi di mana di dalamnya Gabriel akan mendapatkan gaji dua kali lebih besar ketimbang tawaran Arsenal.
Namun, kita tahu, berkat update dari Fabrizio Romano, Gabriel sudah menjalani tes medis bersama Arsenal. Kontrak berdurasi lima tahun sudah disepakati dan tinggal menunggu pengumuman resmi saja. Pada titk ini, Manchester United harus sadar kalau dana belanja uang besar tidak selalu menjamin keberhasilan membeli pemain baru.
Oleh sebab itu, yang bisa dilakukan manajemen Manchester United bersama pelatih mereka, Pak Ole, adalah bekerja lebih awal. Ya seperti kelakukan Harry Maguire yang mencoba “dapat penalti” bahkan ketika liga belum mulai. Itu contoh inisiatif yang baik dari pemain profesional.
Sebetulnya, Manchester United punya banyak kesempatan untuk ikut dalam perburuan tanda tangan Thiago Silva. Bek asal Brasil itu akan dilepas PSG secara gratis. Sayang, lagi-lagi, United kalah cepat oleh Chelsea. Padahal, untuk jangka pendek, Thiago Silva bisa menjadi pilihan yang menarik.
Apakah Manchester United yakin akan mengandalkan lagi komposisi bek tengah seperti musim lalu? Saya tidak bilang kalau mereka pemain jelek. Masalah United di lini belakang nggak jauh-jauh dari masalah konsistensi dan cedera. Kalau Harry Maguire saja cuma dianggap “lumayan”, bagaimana dengan Lindelof dan Baily? Bagaimana dengan Phil Jones? Aduh.
Dana besar yang tidak jadi dialokasikan untuk membeli Jadon Sancho sudah seharusnya dialihkan untuk membeli bek tengah. Tentunya sembari berusaha mencarikan klub baru untuk beberapa bek tengah yang levelnya sudah semakin turun.
Saya yakin, dengan dana yang dimiliki, Manchester United bisa mengejar beberapa nama bek muda potensial. Ada beberapa nama potensial yang musim lalu bermain cukup bagus. Misalnya Jules Kounde (21 tahun) dari Sevilla dan Ibrahima Konate (21) dari RB Leipzig. Harga yang akan terbuka, saya rasa, masih berada dalam jangkauan United.
Selain meremajakan skuat, membeli bek tengah baru juga menjadi langkah pengamanan ketika Harry Maguire kelak dinyatakan bersalah. Lagipula, ketika United bermain di banyak kompetisi, mengandalkan satu atau dua bek tengah saja tentu tidak bijak. Antara tim utama dan tim kedua harus seimbang. Setidaknya.
Yah, mumpung masih akhir Agustus 2020, Manchester United sudah harus bergerak untuk bek tengah. Jangan sampai, United kena “penalti” sendiri ketika bek tengah yang ada menjadi sumber petaka. Ketika lini tengah dan depan sudah lebih baik di paruh akhir musim lalu. Kecuali Jesse Lingard, sih.
BACA JUGA Manchester United, Klub yang Bahagia Memelihara Para Medioker atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.