MOJOK.CO – Mending Manchester United coli saja di ruangan gelap sambil membayangkan kembali masa-masa kejayaan bersama Sir Alex Ferguson.
Saya yakin kamu sering menemukan orang model beginian di media sosial: bacotnya besar, kalau ngomong seakan-akan dia paling benar, sesumbar, meremehkan, memandang rendah orang lain, padahal sebetulnya dia yang salah. Itu kalau di media sosial. Kalau di dunia sepak bola, namanya Manchester United.
Orang-orang (dan klub) seperti ini memang tidak tahu batasan dirinya. Sudah salah, tapi terus saja berteori. Sudah medioker, masih memandang rendah klub lain. Akun resmi Manchester United Indonesia, misalnya, sudah tahu kalau “kontolnya” kecil, kok mau meremehkan klub lain.
“Gini doang nih grup neraka?”
Tulis mereka di akun Twitter resmi. Niatnya mau banter, mencari perhatian fans lain yang sebetulnya fana, yang ada mereka menjadi bahan tertawaan. Menang dari PSG, finalis Liga Champions musim lalu, dan RB Leipzig, semifinalis, bikin kepala mereka meledak. Untuk kemudian kalah dari Istanbul Basaksehir.
… kalah dari ISTANBUL BASAKSEHIR!
Saya yakin, mereka yang suka sepak bola masih kenal sama Galatasaray atau Besiktas, sebagai perwakilan dari Turki di kompetisi antarklub Eropa. Tapi kalau Istanbul Basaksehir? Pasti tidak banyak yang kenal. Dan Manchester United, kalah dari klub yang namanya kayak pabrik karpet internasional ini.
Dewa sepak bola memang adil. Ketika setan sudah mulai sesumbar, mereka menghukumnya dengan cara paling memalukan: kalah dari klub juru kunci grup H Liga Champions. Lagian ada klub namanya Manchester United itu sudah aneh. Klub sepak bola ya Salernitana, lah! Itu baru satu satu level.
Semakin terlihat konyol ketika Manchester United kalah dari Arsenal! Sebuah klub yang skuatnya sangat tidak seimbang dan bahkan tidak bermain di Liga Champions musim ini! Gini doang nih grup neraka? Goblok betul, bahkan United kalah dari klub yang cuma main di Liga Malam Jumat. Kalah di kandang lagi.
Saya yakin kalau ada fans Manchester United yang membaca tulisan ini akan menyerang balik dengan argumen-argumen soal piala dan status. Mirip ketika Liverpool juara Liga Inggris setelah puasa 30 tahun, fans United menyerang mereka dengan paduan “jumlah piala”, ditambah kata “lebay” dan “nggak tahu diri”.
Padahal, masalah sebetulnya bukan di sana. Masalahnya adalah impotensi Ole Gunnar Solskjaer menerapkan idenya di atas lapangan. Fans United bilang kalau Ole itu nggak miskin taktik. Yah, boleh juga, sih mereka bilang begitu. Tapi, kalau sebatas tahu banyak taktik, kenalan saya yang kini menjabat sebagai pelatih kepala akademi PSS Sleman pun tahu banyak taktik.
Ya maaf saja, antara tahu banyak taktik dan kemampuan menerapkannya di atas lapangan itu beda urusan. Buat apa kontol besar kalau nggak bisa ngaceng? Buat apa bisa ngaceng kalau nggak bisa bikin orgasme lawan main. Mending coli saja di ruangan gelap sambil membayangkan kembali masa-masa kejayaan bersama Sir Alex Ferguson.
Pada titik tertentu, saya setuju dengan argumen Gusti Aditya, penulis Terminal Mojok, yang bilang kalau Manchester United pantas dibenci karena fans mereka mirip anak kecil. Argumen yang mereka tahu ya cuma sebatas “jumlah piala”, ditambah kata “lebay” dan “nggak tahu diri”.
Seperti anak kecil yang baru kenal ketapel, padahal teman-teman lainnya sudah main game Among Us. Niatnya mau “menyakiti” dengan kalimat gini doang nih grup neraka, untuk kemudian disadarkan kalau setan itu tempatnya di selokan paling bau dan jorok. Lagian klub kok logonya setan bawa garpu. Mau main bola atau cari makan gratisan, Bos?
Manchester United ini jelas perlu berbenah. Selain demi nama baik sendiri, United harus tahu kalau lama-lama meledek Manchester United itu jadi pekerjaan yang semakin sulit. Saking medioker dan gobloknya, seakan-akan, tidak ada lagi ledekan yang enak untuk dipakai. Sudah kepakai semua.
Medioker, sudah. Goblok, sudah. Tidak tahu diri, juga sudah. Mau ledekan apa lagi? Tolong saya dibantu mengumpulkan makian dan ejekan yang lebih kreatif, ya. Silakan tuliskan di kolom komentar.
Tapi, yah, memang begitulah setan. Bisanya cuma menyesatkan dan merepotkan. Sudah goblok kok nggak tahu diri. Kalau goblok itu diam saja dan belajar. Setidaknya sadar diri, bahwa mereka memang tidak punya “kemaluan”. Memalukan.
BACA JUGA Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil dan tulisan-tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.