Kekalahan Juventus Adalah Kekalahan yang Dibutuhkan Serie A
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Balbalan

Kekalahan Juventus Adalah Kekalahan yang Dibutuhkan Serie A

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 Januari 2020
0
A A
serie a juventus mojok.co
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kekalahan Juventus atas Napoli dengan skor 1-2 adalah jenis kekalahan yang perlu dirayakan Serie A. Sebuah perayaan tentang cara menjadi konsisten bagi rival Juventus.

Internazionale Milano melewati paruh awal Serie A seperti kereta cepat. Antonio Conte dan barisan pemain baru menghadirkan kembali sebuah kesadaran. Sebuah kesadaran kalau Juventus masih bisa dikejar. Sebuah kesadaran kalau dominasi Si Nyonya Tua akhirnya bisa dipatahkan oleh salah satu rival terberatnya.

Conte juga membawa kesadaran baru bahwa Internazionale tidak akan berhenti berlari selama 90 menit. Pressing dengan intensitas tinggi, kohesi yang mulus di antara pemain, lini depan yang tajam, dan kekuatan skuat yang sudah lama tidak terlihat. Sebuah harapan akan liga yang kompetitif terbit di depan mata.

Internazionale masih menyimpan kesadaraan itu, bahkan setelah kalah dari Borussia Dortmund di Liga Champions. Melawan Verona di November 2019, Internazionale menunjukkan caranya memenangi sebuah laga ketika kamu tidak bermain baik. Mereka menang dengan melakukan comeback setelah tertinggal 0-1 di babak pertama. Kemenangan yang semakin menegaskan kalau di Serie A musim 2019/2020 Juventus tidak akan berlari sendiri.

Namun, seperti layaknya kuda pacu, Internazionale seperti kehilangan kekuatan di kakinya selepas setengah putaran musim Serie A. Sejak kalah dari Barcelona di Liga Champions, mereka seperti kehilangan kepada dirinya sendiri. Beberapa kali, Internazionale kehilangan kesempatan memenangi laga. Mereka terlalu banyak mengumpulkan hasil imbang.

Melawan Fiorentina, Atalanta, Lecce, dan terakhir Cagliari. Ketika Internazionale kehilangan kepercayaan kepada kemampuan sendiri, kemenangan begitu sulit untuk diraih. Saat ini, Internazionale sudah mengumpulkan 6 hasil imbang dengan 1 kekalahan.

Baca Juga:

juventus mojok.co

Dugaan Financial Fraud di Balik Mundurnya Para Petinggi Juventus

30 November 2022
Giant Killer Di Serie A: Udinese, Atalanta, Dan Napoli

Giant Killer di Serie A: Udinese, Atalanta, dan Napoli

22 September 2022

Juventus, di puncak Serie A, sudah kalah 2 kali, tetapi mereka cuma imbang di 3 pertandingan. Mengumpulkan jumlah kemenangan lebih banyak, Juventus masih di peringkat 1, unggul 3 poin atas Internazionale.

Juventus punya peluang untuk melebarkan jarak setelah Internazionale ditahan imbang Cagliari. Namun, mereka malah kalah dari Napoli dengan skor klasik 1-2. Sebuah kekalahan yang diharapkan setelah Internazionale dan Lazio cuma bisa bermain imbang dengan lawan-lawan mereka.

Juventini yang saya kenal tidak terlalu memusingkan kekalahan atas Napoli ini. Mereka memaklumi kalau Si Nyonya Tua bakal kalah atas Napoli karena memang bermain kurang baik. Terutama di lapangan tengah, Juventus kalah bertenaga ketimbang lawanannya itu. Satu hal yang bikin saya terpesona adalah keyakikan Juventini untuk kembali juara Serie A tidak goyah.

Keyakinan ini lahir dari dominasi yang panjang. Delapan Scudetto bukan main-main. Dari dominasi, lahir kepercayaan diri yang tidak mudah goyah. Kalau Juventini saja begitu yakin, apalagi skuat asuhan Maurizio Sarri itu. Liverpool sudah belajar win ugly musim ini. Namun, Juventus sudah menjadikannya sebagai identitas. Menang, apapun wujudnya, tetap kemenangan. Dari keyakinan ini, dominasi berasal.

Kekalahan Juventus jadi hal biasa di Serie A

Nah, ketika Juventus kalah, ada sebuah pesan yang seharusnya ditangkap dan dipahami oleh para rival. Sebuah pesan yang berbunyi: Juventus juga sekumpulan manusia biasa. Mereka bukan manusia super. Pemain Juve hanya sekumpulan manusia, dengan hati baja, dan keyakinan bahwa mereka lebih baik ketimbang semua rival.

Kekalahan mereka bukan hal baru. Ini perlu dipahami. Toh musim ini, Si Nyonya Tua sudah lebih banyak kalah ketimbang Internazionale Milano. Yang sering terjadi adalah sisi “menusia” Juventus ini tidak pernah dipahami oleh lawan. Mereka terlalu sibuk dengan ikonsistensi dan perasaan inferior ketika Si Nyonya Tua sudah membuat jarak dengan peringkat kedua.

Performa Internazionale ketika ditahan imbang Cagliari sukses merangkum performa para rival Juventus selama beberapa tahun ini. Inkonsisten, tidak percaya diri, membuang peluang, larut dengan emosi, dan ada sedikit perasaan meremehkan lawan. Kombinasi perasaan negatif yang membuat kekalahan Juventus menjadi sangat dibutuhkan Serie A.

Saya masih yakin Serie A dan Bundesliga akan jadi liga paling kompetitif sampai akhir musim 2019/2020. Liverpool hanya tinggal memastikan apakah mereka akan menjadi invincible kedua setelah Arsenal, sementara La Liga kembali jadi pacuan 2 kuda: Real Madrid dan Barcelona.

Untung saja Juventus kalah. Mereka perlu mendapat ucapan terima kasih dari para rival. Terima kasih untuk tidak membuat Serie A terlalu berwarna hitam dan putih. Toh kekalahan ini seharusnya menjadi peringatan kepada para rival untuk juga berbenah. Bahwa ketika Si Nyonya terpeleset, para rival tidak bisa memanfaatkan momentum.

Narasi Serie A tidak seharusnya hanya berbicara soal kapan dominasi Juventus berakhir. Serie A seharusnya soal: siapa yang akan jadi juara musim ini, bersaing dengan Juventus. Seperti medio 90an ketika il sette magnifico mewarnai liga terbaik di dunia. Meskipun, yah, saat itu Juventus sudah dominan juga.

BACA JUGA Mencintai Serie A Lewat Kejayaan Juventus dan Kejatuhan AC Milan atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2020 oleh

Tags: interInter Milaninternazionale milanojuveJuventuslazioliga italiaRomaSerie A
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

juventus mojok.co
Kilas

Dugaan Financial Fraud di Balik Mundurnya Para Petinggi Juventus

30 November 2022
Giant Killer Di Serie A: Udinese, Atalanta, Dan Napoli
Movi

Giant Killer di Serie A: Udinese, Atalanta, dan Napoli

22 September 2022
Perburuan Scudetto: Inter Milan atau AC Milan yang Akan Juara?
Movi

Perburuan Scudetto: Inter Milan atau AC Milan yang Akan Juara?

28 April 2022
Permata Serie A: Dusan Vlahovic Bisa Dibeli Arsenal di Januari 2022? MOJOK.CO
Balbalan

Dusan Vlahovic, Permata Serie A, Bisa Dibeli Arsenal di Januari 2022?

8 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Dosa Syirik dan Hikmah Keramatkan Pohon Beringin

Kronologi Kobe Bryant dan Putrinya Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
serie a juventus mojok.co

Kekalahan Juventus Adalah Kekalahan yang Dibutuhkan Serie A

27 Januari 2020
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In