MOJOK.CO – Sesuai jadwal Liga Champions 2018, Liverpool bakal menjamu PSG. Di tempat lain, Inter Milan akan menjamu Tottenham Hotspur. Big match di laga awal!
Salah satu kompetisi sepak bola paling ditunggu di muka bumi ini akhirnya dimulai lagi. Liga Champions 2018/2019 dimulai dengan laga-laga menarik. Big match, finalis musim lalu, Liverpool, akan menjamu Paris Saint-Germain (PSG). Di tempat lain, Inter Milan yang lama absen, akan menghadapi Tottenham Hotspur.
Undian Liga Champions 2018 ini memang paham betul dengan kesukaan pemirsa dari Indonesia, yaitu asupan drama. Seperti tahun-tahun sebelumnya, drama memang menjadi jualan paling laris dari gelaran Liga Champions. Untuk musim baru ini, jadwal Liga Champions bakal menyajikan laga-laga berat di Grup B,C, dan H.
Grup B berisi Barcelona, Tottenham Hotspur, Inter Milan, dan PSV. Grup C diisi PSG, Liverpool, Napoli, dan Crvena Zvezda. Grup H menjadi wadah bagi Juventus, Manchester United, Valencia, dan Young Boys. Kalau kamu pembaca Mojok, kami pernah menulis bahwa undian Liga Champions musim ini tidak ada bedanya dengan undian-undian selanjutnya: jualannya drama.
Tapi tidak masalah, karena siapa sih yang enggak suka drama? Apalagi ketika menyaksikan drama lapangan hijau yang bahkan lebih menyayat hati ketimbang sinetron naga terbang di Indosiar. Sampai dunia kiamat, jualan yang sukses membuat deg-degan adalah tayangan yang bakal sukses mengeruk minat pemirsa.
Drama di laga pembuka Liga Champions kali ini bakal disajikan oleh Liverpool dan PSG. Berikut beberapa alasan yang membuat laga ini sangat layak untuk disaksikan.
Pertama, kedua pelatih adalah sama-sama alumni Borussia Dortmund. Pelatih PSG, Thomnas Tuchel, adalah penerus Jurgen Klopp yang kini menukangi Liverpool. Kedua tim jelas punya perbedaan. Namun, dari sisi citra pressing dan positional play, keduanya punya kemiripan.
Alasan kedua, Liverpool dan PSG sama-sama mengawali musim 2018/2019 dengan performa yang apik. Liverpool belum kalah di lima laga awal Liga Inggris 2018/2019. Penampilan mereka menunjukkan perbaikan jika dibandingkan musim lalu, terutama dari sisi pertahanan. Sebuah perbaikan yang memang mereka butuhkan apabila berkaca dari penampilan mereka di Liga Champions musim lalu.
Sama seperti Liverpool, performa PSG juga mengerikan di lama laga awal Ligue 1. Namanya juga tim menangan di Liga Prancis, PSG selalu menang, dengan catatan 17 gol, dan kebobolan 4 saja. Kamu harus hati-hati, membandingkan performa PSG di liga lokal dengan kompetisi Eropa bisa sangat menipu. Bertolak belakang.
Meski terlihat ada perbaikan di bawah Tuchel, sejarah sepak bola biasanya berulang apabila tidak ada “perubahan drastis”. PSG belum punya budaya di Liga Champions. Melihat komposisi pemain, hingga perkembangan kekuatan lawan, budaya prestasi di Eropa masih sulit dicatatkan PSG. Laga melawan Liverpool ini bisa dijadikan rabaan awal perihal sampi mana PSG melaju musim ini.
Liverpool jelas diunggulkan. Melihat perbaikan dari cara bermain, di atas kertas, The Reds bisa melaju sampai babak final lagi. Ini bukan pernyataan berlebihan. Ketika lini tengah makin tangguh dengan keberadaan Naby Keita, lini depan masih tajam, ditambah lini belakang yang makin tebal, skuat asuhan Klopp ini berhasil mengeliminasi kelemahan.
Tapi, sekali lagi, semuanya itu masih rabaan di atas kertas. Liga Champions, pada titik tertentu, mirip dengan Liga 1 Indonesia musim ini, yaitu selalu sulit diraba, kecuali Real Madrid tiga tahun terakhir.
Liverpool akan mengalahkan PSG. Margin skor bisa cukup besar ketika melihat skuat PSG yang lebih cocok untuk berusaha menekan lawan. Saat hasrat ingin menyerang itu terlalu mendominasi, The Reds akan menghukum mereka secara paripurna.
Jadwal Liga Champions: Inter Milan vs Tottenham Hotspur
Di tempat lain, kembalinya Inter Milan ke panggung kompetisi klub paling mahal di dunia ini patut dirayakan. Selama ini, Serie A rutin mengirim Juventus, Napoli, dan AS Roma. Yang lolos ke babak sistem gugur hanya Juventus dan Roma. Tradisi klub Italia di babak akhir Liga Champions memang masih bisa dijaga. Dan kembalinya muka lama seperti Inter Milan akan sangat baik untuk koefisien Serie A.
Tentunya apabila mereka bisa berbicara banyak di Liga Champions kali ini. Musim lalu, Tottenham Hotspur bermain mengesankan di babak putaran grup. Mereka bahkan berhasil mengalahkan Real Madrid, sang juara bertahan. Sayangnya, ketika bermain di babak sistem gugur, konsistensi itu lesap, hilang, seperti mental mereka di paruh akhir Liga Inggris.
Keuntungan Tottenham adalah situasi skuat yang tidak banyak berubah. Para pemain sudah mendapatkan timing dan kesepahaman yang baik. Namun, perlu diingat, di situasi semacam ini, kedalaman skuat juga sangat penting. Jika pemain-pemain Spurs tidak bisa menjaga kebugaran sepanjang musim, performa tim yang akan terpengaruh.
Butuh keajaiban untuk bermain selama satu musim tanpa cedera. Padahal, mengharapkan Spurs konsisten itu seperti mengharapkan Spurs bisa tampil bagus ketika mental mereka tertekan. Sama-sama nir-faedah. Sulit terjadi. Untung saja, Spurs melawan Inter Milan di paruh awal jadwal Liga Champions. Mereka masih bisa bermain dengan suasana yang lebih segar.
Prediksi? Inter Milan memang belum konsisten di liga. Namun, saya ingin bertaruh bahwa penampilan mereka akan sedikit membaik di panggung kompetisi klub Eropa ini. Ingat, sejarah di sepak bola sangat sering berulang. Inter Milan punya jejak yang masih jelas di Liga Champions. Jangan salah, sejarah itu bisa jadi modal yang penting.
Jadwal Liga Champions 2018, Selasa dan Rabu (18 September 2019):
Barcelona vs PSV
Club Brugge vs Borussia Dortmund
Schalke 04 vs FC Porto
AS Monaco vs Atletico Madrid
Red Star Belgrade vs Napoli
Galatasaray vs Locomotive Moscow
Ajax vs AEK
Shakhtar Donetsk vs Hoffenheim