Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Bentuk Self Love Itu Bukan Sekadar Makan Mahal atau Belanja, Maemunah!

Audian Laili oleh Audian Laili
23 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bentuk self love, nggak bakal beres hanya dengan makan mahal dan belanja doang. Pasalnya, itu bukan bentuk self love, tapi memanjakan diri.

Kita telah bekerja keras tiap hari. Mengerahkan segala pikiran kita untuk aktivitas yang diharapkan bakal menghidupi kita. Tidak sedikit, aktivitas ini membuat individu merasa tertekan, merasa terkungkung, dan ingin membebaskan dirinya. Lantas, saat uang gajian sudah masuk ke rekening, salah satu hal yang paling ingin dilakukan adalah makan enak atau berbelanja barang-barang yang tidak diperlukan tapi sungguh diinginkan. Dengan sebuah alasan, “Aku sudah bekerja keras. Nggak salah, dong? Kalau aku pengin mencintai diri sendiri dengan men-treat-nya?”

Betul. Memang nggak salah. Toh itu uang-uang kita sendiri. Hasil kerja keras kita sendiri. Bukan hasil mengemis-ngemis belas kasihan dari orang lain juga. Namun, jika menyebut aktivitas tersebut sebagai bentuk self love, kok agak kurang tepat,ya?

Masalahnya, yang namanya self love atau lebih tepatnya self compassion, itu bukan sekadar menghabiskan uang untuk secangkup kebahagiaan yang sesaat. Sok ngasih reward atas usaha kerja keras kita, itu nggak masalah. Tapi, bukan itu tujuannya.

Self love bukan cuma soal makan di tempat yang mahal lalu upload di Instastory dengan hastag, “Self Love”. Atau belanja barang-barang yang nggak diperlu-perluin banget, tapi pengin dibeli hanya karena lucu dan alasan, “Siapa tahu nanti butuh.” Ataupun memberi reward diri sendiri dengan liburan yang sampai ngabisin dua kali gaji. Maemunah, bentuk sayang ke diri sendiri itu bukan sekadar benda. Bukan sekadar sesuatu yang kasat mata supaya kita bisa terlihat tampak sukses di mata para follower kita.

Memang, self love adalah aktivitas pergulatan di dalam diri. Namun, bukan pula usaha menjadi pribadi yang lebih layak ini, untuk berlomba mendapatkan pengakuan dan pujian di sana-sini. Sebuah eksitensi memang bisa bikin kita girang. Pasalnya, itu menjadi bukti kalau mereka memperhitungkan kita. Padahal dulu, tampak kenal aja nggak. Tapi, bentuk cinta pada diri sendiri, tidak senarsis itu, Sayang.

Betul memang self love ini adalah mengelola perasaan berharga dari diri sendiri. Bagaimana kita dapat menghormati dan mencintai diri kita dengan cara yang sehat. Tapi, perasaan berharga itu, bukanlah kita rasakan karena pengakuan orang lain.

Akan ada masa, ketika kondisi menjadi sulit dan pujian-pujian itu pun mereda. Cintamu pada dirimu sendirilah yang kemudian dipertaruhkan. Seperti, tetap cinta dan menghargai setiap jerih payah sendiri meski masih belum menampakkan hasilnya. Bahwa, kita perlu untuk tetap mencintai diri kita sendiri sebagai sebuah usaha merawat harapan tetap ada.

Ya, bentuk self love ini, sama sekali tidak tergantung orang lain. Termasuk memiliki pasangan yang tepat, juga tak serta merta bikin hidup kita terasa lebih lengkap. Meski dia selalu ada dan betul-betul berhasil menghujani hari-hari kita dengan kasih sayang. Lagi-lagi, kalau self love ini belum kita kelola dengan baik, pasti akan ada perasaan yang mengganjal dalam dada. Ada sesuatu yang terasa masih kurang. Seolah kita memang tampak punya segalanya, tapi nyatanya hati tetap saja kosong rasanya. Lantaran kita tidak memprioritaskan rasa bahagia dari dalam.

Soal apa yang bisa bikin bahagia, hanya diri kita yang tahu. Kita yang paling tahu apa yang kita mau. Apa yang betul-betul kita butuhkan. Mencintai diri sendiri artinya kita sanggup punya keberanian lebih untuk memilah dan memilih, mana yang memang memberikan efek positif untuk diri kita, dan mana yang tidak? Dan setiap orang, punya rule-nya masing-masing.

Kalau saya sih, ketika berani menentukan batasan adalah bentuk rasa sayang pada diri saya. Pasalnya, sebagai orang yang tumbuh menjadi pribadi dengan tabiat nggak enakan, membuat saya “terpaksa” melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak pengin saya lakukan. Ketika saya bisa mengelola perasaan nggak enakan ini dan berani untuk membatasi diri sendiri, saya merasa lebih lega karena berhasil ngeman-ngeman diri saya sendiri.

Bagi saya, salah satu wujud cinta adalah sanggup ngeman-ngeman dalam hal apa pun. Misalnya dengan berhenti membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain. Berhenti untuk mengkritik diri saya sendiri. Lantas menyadari dan menerima bahwa saya memang nggak sempurna. Saya ngeman-ngeman diri saya, supaya tidak stres karena perasaan tidak aman. Apalagi sebetulnya, orang-orang yang saya anggap lebih baik itu, pasti memiliki rasa tidak amannya masing-masing—yang saya nggak tahu.

Atau mungkin, bagi orang lain, bentuk cinta ini dilakukan dengan istirahat yang cukup, makan-makanan sehat, dan berolahraga, mungkin? Supaya tubuh bisa bekerja dengan lebih segar dan nggak ngos-ngosan. Ya, setiap orang punya caranya sendiri.

Sekali lagi, membeli sesuatu sebagai bentuk cinta, memang tidak salah. Asalkan bukan untuk sebuah pengakuan dan kebahagiaan sesaat, kemudian terasa kosong setelahnya. Belum lagi dalam prosesnya, kita merasa menderita untuk mendapatkannya—karena telah berusaha keras dalam bekerja. Lalu, ketika sudah mendapatkannya, kita merasa sedih karena telah menghabiskan banyak uang. Ataupun merasa khawatir jika suatu saat dia menghilang.

Iklan

Apakah hal semacam ini cukup melegakan hati? Atau kita malah sedang menumpuk masalah dan emosi negatif belaka? Lagi-lagi, hanya diri kita yang betul-betul bisa merasakan prioritasnya.

Mencintai diri sendiri memang tidak mudah. Penerimaan itu memang bukan proses yang instan. Self love adalah sebuah perjalanan kita seumur kita. Diri kita terus berkembang dan terus mengalami perubahan. Jadi, proses ini tidak akan selesai hanya ketika kita berhasil membeli barang hasil diskonan.

Terakhir diperbarui pada 12 April 2021 oleh

Tags: belanjamakan mahalpenerimaan diriself love
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Video

BANYAK YANG BILANG MINUMAN DI INDOMARET INI MERESAHKAN! | BAKUL

13 Agustus 2022
Membela Hak Setiap Orang untuk Window Shopping, Jalan-jalan Tanpa Harus Belanja IKEA MOJOK.CO
Pojokan

Membela Hak Setiap Orang untuk Window Shopping, Jalan-jalan Tanpa Harus Belanja

16 September 2021
ilustasi Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?! mojok.co
Pojokan

Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?!

26 Juni 2021
Meme ‘Blok Goblok’ dalam Semesta Emak-emak Boomer dan Tanggung Jawab Generasi Milenial
Esai

Meme ‘Blok Goblok’ dalam Semesta Emak-emak Boomer dan Tanggung Jawab Generasi Milenial

17 Mei 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.