Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Yang Tak Boleh Kalah Tebal dari Skripsi 1.150 Halaman

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
24 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Skripsi 1.150 halaman belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan tiga hal paling penting di dunia ini yang harusnya jauuuuh lebih tebal.

Menulis skripsi jelas bukan bagian paling menyenangkan dalam hidup saya. Bukan apa-apa, tapi saya akhirnya paham betul kenapa ia menjadi “momok” dalam kehidupan perkuliahan: rasa malas yang mendadak muncul, kebingungan soal metode penelitian, dan—yang paling esensial—kegiatan menunggu dosen pembimbing yang menyebalkan.

Ditambah lagi, ketakutan saya kala itu didorong oleh sesuatu yang saya lihat di perpustakaan kampus selagi saya memang selalu ngetem di sana setiap hari: sebuah skripsi yang tebalnya amit-amit jabang bayi—tebal banget!

Saya lupa judulnya apa, penulisnya siapa, dan dari jurusan mana ia berasal. Yang jelas, berita yang belakangan ini muncul soal skripsi 1.150 halaman milik Lisa Stefanny (Universitas Surabaya) sontak mengembalikan trauma kenangan tadi.

Iya, Pemirsa, skripsi ini tebalnya 1.150 halaman!!! Seribu-seratus-lima-puluh halaman!!! Berkali-kali lipat dari skripsi saya yang cuma 298 halaman dan skripsi mantan saya kala itu yang cuma 140 halaman!!!

View this post on Instagram

A post shared by 𝔄𝔩𝔦𝔠𝔢 𝔏𝔦𝔰𝔞 𝔖𝔱𝔢𝔣𝔞𝔫𝔫𝔶 (@lisastefanny_)

Skripsi berjudul Studi Eksploratori Artist Brand Building Makeup Artist, Fashion Designer, dan Photographer ini konon hanya diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Ini, lagi-lagi, membuat saya ternganga-nganga, mengenang saya perlu waktu 7 bulan udah kayak ibu hamil mau ngadain selametan bergulat dengan metode kualitatif sekaligus kuantitatif hanya untuk menghasilkan kurang dari 300 halaman skripsi.

Eh, tapi tenang, tenang. Tulisan ini tidak diproduksi untuk menakut-nakuti kamu yang sedang jadi bukrip alias budak skripsi, kok. Saya toh nggak ingin orang lain mengalami trauma sebagaimana yang saya alami hanya karena ketakutan melihat skripsi tebal di perpustakaan.

Lagi pula, dari lubuk hati yang paling dalam, saya rasa ada hal-hal yang jauuuuh lebih penting untuk didesain lebih tebal, jauh lebih tebal daripada skripsi 1.150 halaman. Penasaraaaan?

Sama, saya juga.

*JENG JENG JENG*

Pertama,  yang saya rasa harusnya lebih tebal daripada skripsi 1.150 halaman tentu saja adalah….

…kepercayaan diri masing-masing dari kita.

Iklan

Wow, wow, wow, sebuah poin menarik yang cukup bijaksana, bukan? Ya, tentu saja; Mojok gitu, loh~

Dengan kepercayaan diri yang tinggi dan tebal, seseorang akan jauh lebih memahami nilai-nilai yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Selagi kamu menganggap bahasan ini bakal jadi terlalu kaku dan klise, kayaknya mending kita langsung pindah ke poin selanjutnya aja, ya, soalnya saya sendiri merasa nggak punya kapasitas ngomongin kepercayaan diri karena masih suka minder.

Tapi ingat: ini bukan lelucon. Kepercayaan diri kita (hah, kita???) memang sepatutnya dipertebal agar tidak gampang goyah hanya karena bertemu dengan saingan yang tampak lebih unggul, padahal yaaaah siapa tahu kita memang kalah nggak kalah hebat.

Kedua, daripada sibuk mikirin skripsi 1.150 halaman dan merasa terintimidasi, kenapa tidak mempertebal iman dan keyakinan keberanian, Saudara-saudaraku???

Maksud saya, hidup itu jauh lebih luas daripada gedung kuliahmu. Hidup itu jauh lebih menyebalkan daripada sekadar balasan dosen pembimbing yang nggak jelas. Hidup juga jauh lebih rumit daripada sekadar tinjauan pustaka dan metode penelitian di skripsi.

Hidup itu jauh lebih “jahat” kalau dibandingkan dengan skripsi, meskipun—yaaah harus kita akui—skripsi juga menjadi salah satu bentuk “kejahatan” hidup. Hehehe.

Nah, kalau kita hanya fokus pada tebalnya skripsi dan langsung merasa sedih dengan halaman skripsi yang cuma 200-an (ingat, mantan saya aja tebal skripsinya 140 halaman dan tetap lulus dengan aman dan jaya, kok), selamanya kita tentu bakal stuck di bab pertama.

Padahal, di luar sana, ada hal-hal yang lebih menguras emosi: harga kosan yang naik setiap tahun, tiket Avengers: Endgame yang langsung sold out begitu penjualannya dimulai, asmara yang berantakan, gagal lamaran, karier yang tidak berkembang, dan lain-lain—kamu boleh menambahkan sendiri daftarmu di sini. Nah, mau gimana kamu menghadapi ini semua kalau nggak punya keberanian dari dirimu sendiri? Hmm???

Jadi, sampai di sini, paham, kan, Maemunah? Bambang? Suratmi? Supardi?

Ketiga, seperti Yin dan Yang, ada hal-hal di dunia ini yang memang saling berlawanan, tapi justru membangun keseimbangan dalam hidup. Kalau ada yang baik, pasti ada yang buruk. Ada Saras 008, tentu ada Mr. Black. Ada Detektif Conan, eh ada kasus pembunuhan juga.

Ada kebahagiaan, ada pula kesedihan.

Air mata bukan hal yang tabu, Sayangku. Begitu pula dengan hal-hal mengerikan lainnya. Saya mungkin menyarankan kamu untuk lebih percaya diri dan berani, tapi merasa sedikit minder dan takut juga tetap membuatmu menjadi manusia.

Kamu boleh menepi sebentar untuk beristirahat, mungkin berkontemplasi atau bahkan menangis. Kalau sudah begitu, hal yang saya sarankan untuk lebih tebal daripada skripsi 1.150 halaman, tentu saja—tak lain dan tak bukan—adalah…

…tisu!!!!1!!!1!!!

Iya, mylov, mari mengusap air mata bersama-sama pakai tisu sebelum akhirnya kembali berdiri tegak dan sekuat karang~

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: dosen pembimbingLina StefannyMahasiswaskripsi 1.150 halamanskripsi tebalUniversitas Surabaya
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit MOJOK.CO
Ragam

Rela Patungan demi Ikut Kompetisi Futsal di Jogja, UBAYA Berikan Penampilan Terbaik meski Harus Menerima Kenyataan Pahit

10 November 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
beasiswa kuliah. MOJOK.CO
Ragam

Kuliah Modal Beasiswa, tapi Malah “Durhaka” ke Orang Tua: Dulu Dibanggakan, Kini Menyakitkan

17 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.