MOJOK.CO – Relasi bapak-bapak dan seekor kucing layaknya bunyi peribahasa Sunda: Cikaracak ninggang batu laun laun jadi legok.
Bapak-bapak adalah makhluk paling tak tertebak di dunia, baik secara literal maupun tidak. Artinya, kalau seorang bapak ngasih kamu tebak-tebakan, cobalah berpikir simpel dan nggak perlu terlalu complicated. Jawaban tebakan ala bapak-bapak ini pasti nggak beda-beda amat kayak jokes bapak-bapak di grup WhatsApp. Sebagai contoh, bapak saya pernah bertanya:
“Li, roti apa yang heran?”
“Hah? Roti apaan, Pa?”
“Roti O. Soalnya kan jadi ‘O, gitu….’ Hahaha!”
See? Bapak-bapak adalah lapisan paling jayus dalam piramida lelucon Indonesia.
Selain hobi bikin lelucon yang khas, bapak-bapak juga sulit ditebak perilakunya. Dulu sekali, saya pernah merengek-rengek minta dibelikan tamiya dan ditolak. Tapi, suatu waktu, akhirnya permintaan saya dikabulkan. Lucunya, malah Bapak yang semangat mainan tamiya—sampai bikin lintasannya segala. Heran.
Di banyak tempat di dunia, bapak-bapak yang semacam bapak saya ini ternyata nggak sedikit jumlahnya. Kasus antara saya, tamiya, dan Bapak seperti yang saya sebutkan di atas pun terulang di banyak rumah. Bedanya, alih-alih tamiya, objek yang muncul adalah…
… KUCING!!!!1!!1!!!!
Beberapa kali di lini masa Twitter, kisah “cinta” antara bapak-bapak dan kucing sering kali ditampilkan, misalnya…
Ayah: Kalau kucing2 ni bunting, ayah buang semua sekali. Ayah malas nak bela banyak2 kucing
*kucing beranak
Ayah: *namakan anak kucing tu Oyot, bawak pusing2 naik kereta setiap pagi pic.twitter.com/zXIl9mnMQV— Zahir 🏴 (@ibn_ayob) October 1, 2019
…atau…
https://twitter.com/animalfess/status/1179058514347479040
Kalau mau lebih wow lagi, silakan cek di sini dan lihat betapa bapak-bapak bisa menjelma sosok yang kegemasan karena cintanya pada seekor kucing.
Dari sekitar 20-an contoh bapak-bapak di atas yang memang mendadak jadi sayang banget sama kucing padahal tadinya udah sok-sokan ngelarang anaknya sendiri memelihara, setidaknya kita bisa mengambil satu pelajaran penting. Ini, tentu saja, seperti bunyi peribahasa Sunda: Cikaracak ninggang batu laun laun jadi legok, yang artinya…
… usaha yang dilakukan terus-menerus tentu akan membuahkan hasil. Masalah bisa diatasi. Beres. Dengan kata lain, meski bapak kita awalnya nggak suka sama kucing, kalau setiap hari si kucing tetap muncul di hadapan si bapak, lama-lama hatinya pasti bakal luluh juga. Persis kayak bapak saya, tamiya, dan lintasan tamiya yang mendadak muncul di hari ketiga saya punya tamiya.
Iya, gaes, bapak-bapak—meski jokes-nya garing banget—ternyata punya hati selembut bulu kucing yang habis di-grooming.
Meski awalnya benci—sekali lagi—kaum bapak ini ujungnya bakal memutuskan “berdamai”…
Bapak ku jg jd berdamai. pic.twitter.com/N2CrRU9BUX
— Fachmy M Irhamsyah (@fachmymi) October 1, 2019
… dan bahkan meningkatkan skill si kucing agar lebih bertalenta.
Kelakuan bapak lainnya, ngajarin si bonbon main piano 🤣🤣🤣🤣🤣 pic.twitter.com/v9dbA1tRh4
— c (@potatochipschon) October 1, 2019
Yah, bapak-bapak itu memang unik dan ajaib. Tapi, pesan saya, kalau bapakmu juga segitu unik dan “lucunya”, jangan sekali-kali kamu ejek atau bully. Bukan apa-apa—selain karena nanti uang jajanmu terancam berkurang, ketahuilah bahwa selera humor seorang anak akan menurun dari seorang bapak.
Mamam.
BACA JUGA Menjadi Orang yang Takut Kucing di Tengah-Tengah Pencinta Kucing atau artikel Aprilia Kumala lainnya.