Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Surat Terbuka untuk Pak Mendikbud yang Berencana Menggelar Nonton Bareng “Dilan” di Peringatan Hardiknas

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
23 April 2018
A A
Muhadjir-Effendy-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dear Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Sebelumnya, mohon maaf atas kelancangan surat saya ini.

Saya sudah lama sekali tidak menulis surat terbuka di Mojok. Seingat saya, terakhir kali saya menulis surat terbuka di Mojok adalah waktu saya mengkritik tayangan siaran langsung proses persalinan Ashanti istrinya mas Anang “Tapi Tak begini” Hermansyah itu, dan itu sudah empat tahun yang lalu. Karenanya, saya berharap, semoga surat terbuka ini tidak jelek-jelek amat, kalaupun jelek, ya tolong dimaklumi, yang penting kan isinya. Bukan begitu, Pak?

Jadi begini, Pak Muhadjir. Saya yakin, sampeyan pasti sudah tahu arah surat terbuka ini. Yak, betul. Saya pengin menuliskan soal ketidaksetujuan saya atas rencana sampeyan menggelar acara nonton bareng film ‘Dilan’ saat puncak Hari Pendidikan Nasional, Mei mendatang.

Sebagai seorang warga negara yang alhamdulillah pernah mengenyam bangku sekolah, saya merasa bangga dan girang lho, Pak, sama sampeyan sebab sampeyan membawa angin baru dalam dunia pendidikan kita ini.

Salah satu kebaruan yang sampeyan terapkan tentu saja adalah menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan menyisipkan soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan memakai standar PISA (Programme for International Student Assessment).

Kebijakan ini, walaupun sangat tidak pop, diprotes oleh banyak pihak, dan utamanya diperangi oleh para siswa (tentu saja, sebab banyak siswa yang mengaku berangkat ujian untuk mengerjakan matematika, tapi malah dikerjain sama matematika), namun sampeyan tetap kukuh dengan kebijakan ini, sebab sampeyan menganggap kebijakan tersebut memang penting untuk diambil demi menaikkan peringkat sistem pendidikan di Indonesia serta membuat para pelajar Indonesia punya kemampuan berpikir yang bisa diandalkan.

Nah, kebanggan saya akan kebijakan brilian sampeyan ini mendadak langsung dibuat terjun bebas begitu mendengar soal rencana sampeyan menggelar acara nonton bareng film ‘Dilan’ saat puncak Hari Pendidikan Nasional.

Dalam hal ini, saya satu suara dengan Dyah Arum Sari Dewan Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (DPP HMPI) Bidang Perempuan dan Anak yang mengatakan bahwa film tersebut kurang cocok jika diputar sebagai bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Walau settingnya kisah anak SMA, namun Dilan jelas bukan pendidikan. Ia lebih menonjol pada intrik romantikanya, unsur pacarannya. Adegan belajar di kelas paling cuma lima menit, sedangkan sisanya, adegan nggombal-nggombal receh yang bisa menginspirasi banyak remaja untuk menjalin pacaran yang lebih romantis.

Ungkapan-ungkapan nakal tapi bikin meleleh seperti “Jangan kangen, berat, kamu nggak akan kuat”, “Milea, Kamu cantik, tapi aku belum jatuh cinta, nggak tahu kalau nanti sore”, sampai “Jangan bilang padaku ada orang yang menyakitimu, sebab orang itu akan hilang,” tentu bisa menjadi referensi yang bagus bagi para anak SMA dalam menjalani hubungan pacaran.

Intinya, Film Dilan membuka diskursus baru bagi anak-anak SMA dalam menjalin komunikasi asmara.

Ini yang menurut saya seharusnya perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.

Begini lho Pak Muhadjir. Jelek-jelek dan ngehek-ngehek begini, saya pernah jadi pemeran utama di sebuah film garapan Dinas Kebudayaan Yogyakarta berjudul “Jomblo Juga Keren”, film tersebut dibuat salah satunya sebagai materi sosialisasi kepada anak-anak SMA agar tidak pacaran dan mengurangi angka kehamilan di luar nikah. Sekali lagi, sosialisasi kepada anak-anak SMA agar tidak pacaran dan mengurangi angka kehamilan di luar nikah.

Ealah, lha kok sekarang sampeyan malah menyarankan dan bahkan menggelar acara nonton bareng film yang jelas-jelas menggambarkan indahnya romantika pacaran. Bodhol bakule slondok, Pak.

Iklan

Itu masih soal pacaran, belum soal kekerasan.

Lha gimana, dalam dunia pendidikan kita ini, perkara yang memang sedang menjadi bahan pembicaraan yang cukup ramai adalah soal kekerasan guru terhadap murid, kekerasan murid terhadap guru, serta kekerasan murid terhapap murid.

Nah, dalam film Dilan, bajangkrek setan alas tenan, semua adegan itu ada semuanya.

Dalam film Dilan, ada adegan Pak guru Suripto menempeleng Dilan. Itu artinya, ada contoh kekerasan oleh guru kepada murid. Nah, bajingannya, alih-alih takut, Dilan ternyata membalas menggampar Pak Suripto. Itu artinya, juga ada adegan kekerasan oleh murid terhadap guru.

Bayangkan, Pak. Kalau suatu saat, ada murid berani melawan guru. Kemudian si Guru bertanya, “Berani-berani kamu melawan guru, siapa yang ngajarin?” kemudian dijawab sama si murid “Dilan, Pak!” Nah lho, gimana jal, pak? Berat kan? Bapak nggak bakal kuat.

Itu belum ditambah dengan adegan gelut saling balas gampar antara Dilan dan Anhar yang mana merupakan adegan kekerasan antara murid terhadap murid yang lain.

Trus,  yang lebih nggentho, adegan sekolah diluruk alias diserang sama sekolah lain. Apa nggak ngeri itu, Pak. Sekolah bagus-bagus kok dilemparin batu banyak banget. Itu sekolah lho, Pak, bukan jumroh.

Kalau mau ditambah dengan printilan-printilan adegan kecil yang menggambarkan betapa tidak cocoknya Dilan sebagai film yang diproyeksikan sebagai film nobar Kemdikbud, tentu buanyak banget. Misal, tawuran, menjawab pertanyaan cerdas-cermat seenak hati, sampai adegan motoran Dilan yang tak pernah pakai helm.

Etapi itu film settingnya tahun 90, Wajar dong kalau nggak pakai helm.

Lho, rumangsanya tahun 90, aspal teksturnya empuk?

Kalau kata Fahri Hamzah, “Kayaknya pada lagi nggak punya ide tentang apakah arti pendidikan. Lalu ikut-ikutan nonton film yang lagi terkenal. Padahal Hari pendidikan itu terkait dengan perjuangan mencerdaskan bangsa yang serius. Dilan itu karya bagus tapi bukan film sejarah. Dan perilaku dalam film Dilan itu fiksi romantis, bukan hasil pendidikan karakter.”

Jujur, saya benci mengakuinya, tapi khusus untuk yang satu ini, saya harus sepakat sama Fahri Hamzah.

Yah, Pak Menteri, Entah kenapa, urusan nonton bareng di negeri ini, selalu saja kacau kalau sudah berurusan dengan instansi pemerintah.

Peringatan peristiwa 30 September, Nontonnya film Pengkhianatan PKI (yang sudah jelas-jelas dianggap tidak sesuai ceritanya), Peringatan Hari Pendidikan, Nontonnya Film Dilan. Giliran publik ada acara nonton bareng Film Tan Malaka, Senyap, dan film-film dokumenter lain yang mencoba menawarkan perspektif baru, malah diberangus dan dibredel.

Yah, Pak Muhadjir, mumpung masih belum tanggal 2 Mei, semoga sampeyan punya alternatif pilihan film lain untuk menggantikan Dilan.

Kalau memang mentok nggak punya, ya sudah, nonton “Laptop Si Unyil” juga tak mengapa. Yang penting jangan Dilan, Pak. Please.

Salam Sayang, Pak.

Agus Mulyadi, pecinta dangdut koplo yang sedikit peduli sama pendidikan.

~Ing Ngarsa sung Nella Kharisma, Ing Madya mangun Ratna Antika, Tut Wuri Rena KDI

Terakhir diperbarui pada 23 April 2018 oleh

Tags: dilanKemdikbudmuhadjir
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Pidi Baiq: Menulis Kenangan Hingga Jadi Dilan, Milea, dan Ancika
Video

Pidi Baiq: Menulis Kenangan Hingga Jadi Dilan, Milea, dan Ancika

22 November 2021
ilustrasi Pengakuan untuk Iqbaal Ramadhan: Bal, Kamu Cinta Pertama Anak Indonesia mojok.co coboy junior dilan
Pojokan

Pengakuan untuk Iqbaal Ramadhan: Bal, Kamu Cinta Pertama Anak Indonesia

17 Oktober 2021
Kilas

Jokowi Bakal Hadirkan “Pemerintahan Dilan” Jika Terpilih Lagi

30 Maret 2019
Esai

Tokoh Film yang Perlu Jadi Bintang Iklan “Tata Krama Nonton Bioskop”

24 Maret 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.