Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

PKS dan Usahanya Membumikan Politik

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
16 Maret 2019
A A
pks
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Twitter, akun PKS ART yang merupakan salah satu organisasi underbow PKS yang bergerak di bidang desain dan grafis membagikan sebuah poster berisi kepanjangan PKS.

Begini kepanjangannya.

P = Perlindungan ulama dan tokoh agama
K = Kendaraan motor cc kecil bebas pajak
S = SIM seumur hidup
8 = 8 juta penghasilan bulanan bebas pajak

Empat program di atas memang menjadi program yang selama ini ditawarkan oleh PKS. Membaca poster tersebut, pikiran saya tergelitik.

Sebagai salah satu partai yang punya banyak sekali haters (Eh, partai mana sih yang nggak punya haters?), postingan poster yang diunggah oleh akun PKS ART tersebut tentu saja langsung dipenuhi oleh kritik, sindiran, dan hujatan.

Banyak yang bilang bahwa program yang ditawarkan oleh PKS adalah program yang tidak bermutu, usang, dan tidak masuk akal.

Saya sendiri mengakui bahwa ada banyak cacat dari program yang ditawarkan oleh PKS. Program perlindungan ulama serta tokoh agama, misalnya. Program ini sempat menjadi heboh saat PKS berencana bikin RUU pemuliaan ulama pada pertengahan Januari lalu.

RUU Pemuliaan bagi banyak orang dianggap menciderai semangat kesetaraan hukum dalam masyarakat. Ia menciptakan kasta hukum tersendiri untuk satu golongan. Pemuliaan seharusnya berlaku untuk siapapun, tak peduli ia ulama atau tidak.

Kalaupun memang harus dibikin pemuliaan atau perlindungan hukum, maka yang lebih berhak seharusnya bukan alim ulama, melainkan para petani, para nelayan, para pedagang kecil, dan para pekerja bawah lainnya yang memang hidupnya hampir selalu berhadapan dengan kesewenang-wenangan.

Alim ulama mah nggak perlu dibuatkan RUU, asalkan sikap dan lakunya baik, peran sosialnya di lingkungan terlihat dengan nyata, serta bikin masyarakat adem dengan keilmuannya, maka dia sudah pasti bakal dimuliakan. Nggak perlu itu RUU-RUU-an.

Kemudian program SIM seumur hidup. Program tersebut juga dianggap cacat. Program tersebut oleh pihak kepolisian dianggap sebagai program yang ngawur, sebab SIM itu soal kecakapan dalam mengemudi, sehingga statusnya berkala, tidak bisa seumur hidup.

Lalu program motor cc kecil bebas pajak. Program ini dianggap sebagai langkah yang buruk, sebab akan semakin membuat orang meninggalkan angkutan umum. Sedangkan yang terakhir, program penghasilan minimal 8 juta bebas pajak juga dianggap membiasakan masyarakat untuk tidak membayar pajak.

Nah, kendati demikian, saya tertarik dengan program-program yang ditawarkan oleh PKS. Kendati punya banyak cacat, namun program-program yang direncanakan oleh PKS adalah program yang nyata dan langsung menyasar masyarakat bawah.

Saya tidak cocok dengan PKS di banyak hal, tapi soal gagasan, di mata saya, baru PKS lah yang sejauh ini menjadi partai yg menawarkan gagasan nyata yang teknis dan strategis. Perkara gagasan tersebut diperdebatkan, itu lain soal.

Iklan

Gagasan soal SIM, soal pajak, soal kendaraan, sampai soal ulama, tentu adalah gagasan yang memang dekat dengan kehidupan masyarakat.

Partai yang lain saya lihat masih sebatas menawarkan gagasan-gagasan retorik seperti “Membangun bangsa”, “Mensejahterakan rakyat”, “Memberantas kemiskinan”, dan program-program mulia dan jatmika namun tidak jelas bagaimana penerapannya itu.

Saya jadi ingat apa kata Puthut EA, bahwa dunia politik selalu dipenuhi dengan bahasa langit, bukan bahasa bumi.

Saya pikir, gagasan-gagasan yang langsung bersifat teknis dan konkret (walau terlihat kocak dan aneh) adalah jalan yang paling halus untuk bisa mengarahkan politik untuk menjadi lebih membumi.

Dan ya, PKS sudah mengambil jalan tersebut. Suka atau tidak. Diakui atau tidak.

Terakhir diperbarui pada 16 Maret 2019 oleh

Tags: PKSpolitik
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Gugun El Guyanie : Awalnya Soal Skripsi, Berakhir Membongkar Dinasti
Video

Gugun El Guyanie : Awalnya Soal Skripsi, Berakhir Membongkar Dinasti

28 Oktober 2025
Republik dan Bayang Penjajahan yang Tak Usai
Video

Republik dan Bayang Penjajahan yang Tak Usai

25 Oktober 2025
Kotak Pandora Politik Terbuka: Gus Romy Ungkap Krisis di PPP
Video

Kotak Pandora Politik Terbuka: Gus Romy Ungkap Krisis di PPP

20 Mei 2025
Dwifungsi ABRI dan Ambisi Kuasa di Luar Barak
Video

Dwifungsi ABRI dan Ambisi Kuasa di Luar Barak

10 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.