MOJOK.CO – Berdebat di Twitter bukanlah hal yang bijak, apalagi kalau berdebatnya dengan akun-akun seperti di bawah ini.
Konon, berdebat dengan orang bodoh itu serupa bergulat dengan babi di atas kubangan lumpur. Kita akan semakin kotor, sedangkan babinya akan semakin senang. Saya pikir, hal tersebut juga berlaku bagi kita saat harus berdebat dengan akun-akun tertentu di media sosial, khususnya Twitter.
Banyak orang yang mengatakan bahwa berdebat itu tak ada gunanya, saya sendiri tidak sepenuhnya sepakat. Bagi saya, kadang, berdebat di media sosial kayak Twitter itu juga penting, sebab ia mampu memberikan kita perspektif baru dalam berpikir.
Sayangnya, hal tersebut hanya bisa didapatkan ketika kita berdebat dengan orang atau akun Twitter yang tepat. Orang atau akun yang punya argumen yang baik, sehingga membuat kita mau tak mau harus bersedia menerima argumen tersebut, atau kalaupun kita ingin menolaknya, kita harus benar-benar memutar orak agar bisa menemukan argumen yang sama bermutunya.
Sebaliknya, kalau bertemu dengan orang atau akun yang argumennya buruk, ngotot, dan kacau, yang terjadi ya seperti yang sudah saya tulis di atas, kita semakin kotor, dia semakin senang.
Untuk tahu seseorang punya argumen yang baik atau tidak, tentu bisa diketahui ketika kita sudah mulai berdebat dengannya. Namun, kita tetap bisa mengintip ciri-ciri orang yang argumennya biasanya tak bermutu, tanpa harus berdebat dulu dengannya.
Nah, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri akun Twitter yang disinyalir punya kecenderungan mengeluarkan argumen yang agak kurang bermutu.
Masih bau kencur dengan followers sedikit
Jangan lihat orangnya, tapi lihatlah apa yang ia katakan. Begitu orang bijak berkata. Namun maaf, dalam urusan Twitter, kita sangat perlu melihat orang atau akunnya. Akun-akun dengan usia yang masih sangat baru, nama akun yang aneh, apalagi dengan jumlah followers yang sangat sedikit tentu sebisa mungkin harus dihindari. Akun-akun seperti ini memang cenderung buruk dalam berargumen.
Memang, followers bukan tolok ukur satu akun. Namun, kalau sebuah akun mem-follow 90 akun lain dan hanya di-follow oleh 3 akun, tentu sudah bisa ditebak, argumen macam apa yang bisa ia lontarkan.
Ada embel-embel NKRI di bio Twitter
Monmaap ni, bukannya saya antiNKRI, saya cinta banget sama NKRI. Tapi ya saya yakin, NKRI itu tampaknya memang hanya bagus kalau diresapi dan dijiwai, bukan dijadikan bio Twitter.
Di Twitter, stigma bio NKRI ini tampaknya sudah mulai akrab. Dan sialnya, saya sudah sering membuktikan sendiri, bahwa akun-akun berbio NKRI memang cenderung menyebalkan.
Tidak semua tentu saja, tapi sering.
Memakai kalimat “Not to offend anyone.”
Wis. Kalau yang ini sudah hampir bisa dipastikan. Orang-orang yang doyan pakai “Not to offend anyone” di awal argumennya, umumnya, memang pengin offend dan bikin marah everyone.
Memakai kalimat “Kembali ke pribadi masing-masing.”
Ya kalau memang kembali ke pribadi masing-masing, ngapain ada acara berbantah argumen? Orang yang doyan pakai kalimat “kembali ke pribadi masing-masing,” biasanya adalah orang yang malas mencari argumen yang bermutu untuk mempertahankan pendapatnya, sehingga “Kembali ke pribadi masing-masing” adalah pilihan yang paling masuk akal baginya.
Suka menulis “Nggak usah baper.”
Ini adalah jenis akun Twitter yang kurang paham, bahwa banyak orang yang sebenarnya biasa saja saat berdebat, tidak baper sama sekali, tapi justru jadi baper karena dikomen “Nggak usah baper.” lebih sering lagi adalah orang yang sering nulis “Nggak usah baper” justru adalah orang yang sangat berpotensi baper.
Memang keparat ini orang.
Mengakhiri komentarnya dengan emoticon orang nutup mulut pakai tangan (🤭)
Nggak usah dibahas. Poin ini sudah sangat jelas.
BACA JUGA 5 Alasan Kamu Perlu Meninggalkan Twitter atau Jaga Jarak Sekian Meter dan artikel AGUS MULYADI lainnya.