MOJOK.CO – Brasil vs Kosta Rika | Saint Petersburg, Rusia| Live TransTV, K Vision, Usee Tv | Jumat, 22/6 | 19.00 WIB | Prediksi: Brasil menang.
Brasil datang ke Rusia 2018 dengan status istimewa: menjadi unggulan kedua setelah Jerman. Skuat asuhan Tite ini punya tiga hal utama yang membuat mereka menjadi unggulan, yaitu kedalaman skuat, cara bermain yang sangat meyakinkan di babak kualifikasi zona CONMEBOL, dan keharmonisan skuat.
Namun sayang, ketika tampil di kompetisi “yang sebenarnya”, Brasil kehilangan dua dari tiga hal utama di atas: kedalaman dan performa. Dua hal ini saling berkaitan. Mengapa? Ketika pemain dari tim utama tidak bermain baik, kedalaman skuat seharusnya memberi kontribusi. Situasi ini terlihat ketika Brasil ditahan imbang Swiss dengan skor 1-1.
Untuk laga perdana Brasil di Piala Dunia 2018 tersebut, Tite menggunakan trio Neymar, Gabriel Jesus, dan Willian untuk lini serang. Di lini tengah, Tite memilih trio Paulinho, Casemiro, dan Coutinho dalam skema dasar 4-3-3, skema yang membawa mereka memuncaki klasemen kualifikasi zona CONMEBOL.
Ketika trio Neymar, Gabriel Jesus, dan Willian tidak maksimal, Tite memasukkan Firminho dan Fernandinho di babak kedua ketika melawan Swiss. Lagi-lagi, meski sebenarnya tim Samba tidak kesulitan masuk ke kotak penalti lawan, tidak ada peluang yang berbuah gol setelah Coutinho membuka keunggulan via sepakan jarak jauh.
Neymar, yang di babak pertama menjadi pemain paling sering dilanggar di Piala Dunia 2018 kali ini, tidak bermain maksimal. Selepas pulih dari cedera, penyerang sayap Paris Saint-Germain tersebut memang diragukan bisa kembali ke performa terbaik. Neymar terlalu sering membawa bola. Kebiasaan yang membuat dirinya mudah “dikeroyok” pemain lawan.
Kolektivitas Brasil sempat menghilang ketika bola sampai di kaki Neymar. Padahal, tanpa kolektivitas, sebuah tim di sepak bola modern seperti sekarang ini akan sulit membongkar deep block pertahanan lawan. Pun boleh dikata, di Piala Dunia 2018 kali ini, hampir semua tim unggulan kesulitan untuk membongkar pertahanan lawan yang bertahan dengan block rendah.
Brasil bukan tim yang superior ketika harus banyak bermain dengan umpan silang. Tim ini semakin berbahaya ketika diberi ruang dan waktu untuk bermain bola pendek cepat di depan kotak penalti. Sebuah kelebihan yang justru redup ketika bola sampai di kaki Neymar. Oleh sebab itu, untuk laga Brasil vs Kosta Rika, pilihan “berat” kudu berani diambil Tite.
Pilihan berat yang dimaksud adalah berani mengorbankan Neymar ketika kolektivitas Brasil tidak muncul. Berat, karena Neymar sudah seperti wajah sepak bola Brasil itu sendiri. Anda boleh membandingkannya dengan kompleksnya masalah Lionel Messi dengan Argentina. Jorge Sampaoli, pelatih Argentina tidak berani mencadangkan Messi demi kolektivitas tim. Sampaoli sangat memaksa timnya “bisa” bermain bersama Messi.
Tite punya keuntungan dibandingkan Sampaoli. Yang saya maksud adalah salah satu dari “tiga hal utama” di atas, yaitu keharmonisan tim. Di bawah asuhan Tite, kedekatan pemain dengan pemain, dan pemain dengan pelatih sangat terasa. Situasi ini, seharusnya, lebih memudahkan Tite untuk mencadangkan Neymar ketika perkembangan pertandingan tidak menguntungkan bagi tim Samba.
Seperti kata Coutinho, laga Brasil vs Kosta Rika akan berjalan ketat. Kosta Rika kalah menyakitkan dari Serbia di laga perdana. Mengalahkan Brasil tentu akan sulit. Namun setidaknya, Kosta Rika bisa mengincar hasil imbang. Di Piala Dunia kali ini, tim-tim kecil punya peluang memetik angka lebih besar dibandingkan Piala Dunia sebelumnya. Ada dua hal yang mendukung Kosta Rika, yaitu situasi bola mati dan VAR.
Hampir 70 persen gol di Piala Dunia tercipta lewat bola mati. Brasil pun kebobolan dari Swiss via sepakan pojok. Jika Kosta Rika bisa bertahan dengan baik dan efektif memanfaatkan bola mati, Brasil bisa bernasib seperti Argentina. Gagal memaksimalkan potensi skuat dan kalah karena kecerobohan diri sendiri.
Pada akhirnya, supaya tiada serupa Argentina, Brasil harus menomorsatukan kolektivitas tim. membongkar deep block lawan tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan individu pemain. Memang, kemampuan individu pemain Brasil sangat superior. Namun, seorang Neymar pun bakal kesulitan jika dikeroyok tiga pemain lawan karena terlalu lama “menggoreng bola”.