MOJOK.CO – Cinta lama itu akhirnya terjalin. Manajemen Liverpool menaikkan tawaran menjadi 70 juta euro untuk meminang Alisson dari AS Roma.
Rabu, 18 Juli 2018, manajemen Liverpool secara resmi menaikkan tawaran untuk mendapatkan tanda tangan kiper AS Roma, Alisson Becker. Sebelumnya, Liverpool mengajukan tawaran sekitar 50 juta euro untuk kiper berusia 25 tahun tersebut sebelum menaikkannya menjadi 60 juta euro. Sebuah rekor yang sudah bertahan selama 17 tahun.
Jumat (20/7) dini hari waktu Indonesia, Alisson resmi menjadi milik Liverpool. AS Roma dan Liverpool mencapai kata sepakat di angka 62,5 juta euro. Sebuah nilai yang akan menjadikan Alisson sebagai kiper termahal di dunia, melewati rekor pembelian Juventus atas nama Gianluigi Buffon dari Parma pada musim 2001/2002 dengan nilai transfer 52,8 juta euro.
Nama Alisson sudah lama dihubungkan dengan Liverpool. Dan cinta lama itu akhirnya menjadi kenyataan. Jürgen Klopp memang jauh dari rasa puas dengan kinerja dua kiper utamanya, Simon Mignolet dan Loris Karius. Blunder, terlalu akrab dengan kedua kiper tersebut.
Mari kita berbicara soal kemampuan Alisson. Setelah wawancara singkat dengan analis muda sepak bola Indonesia, Liverpudlian, sekaligus asisten pelatih Persibangga Purbalingga, Naufal Aziz, kami menyimpulkan bahwa salah alasan Klopp mendatangkan Alisson adalah upgrade kemampuan kiper, terutama penggunaan kaki.
Maksudnya begini. Klopp ingin Liverpool membangun serangan dari bawah (dari kaki kiper). Sayangnya, baik Mignolet maupun Karius tidak mempunyai kemampuan yang menunjang. Membangun serangan dari bawah membutuhkan kemampuan yang kompleks. Memang, kemampuan olah bola Alisson belum mendekati Marc-Andre ter Stegen atau Manuel Neuer. Namun, level mereka tidak terpaut terlalu jauh.
Alasan itulah yang membuat nama Alisson masuk ke dalam daftar belanja. Tentu saja, kemampuan kiper muda tersebut tak sebatas jago mengumpan. Teknik dasarnya sangat matang.
Jika dijabarkan lebih komprehensif, kemampuan Alisson bisa dipetakan menjadi lima atribut. Pertama, kontrol emosi yang sangat baik. Kemampuan dasar yang harus dikuasi kiper. Kedua, mampu menggunakan kedua kaki untuk keperluan distribusi bola. Ketiga, teknik melempar bola yang sangat baik, tajam, dan akurat. Kemampuan umpan cepatnya juga sangat baik. Keempat, mampu memvariasikan umpan jauh dan pendek sesuai kebutuhan. Cocok untuk menembus lini lawan ketika serangan balik. Kelima, punya level komunikasi yang baik.
Supaya lebih jelas, silakan simak video di bawah ini:
https://www.youtube.com/watch?v=11Ch6HLsixQ
Salah satu kemampuan yang belum ditulis di atas adalah kemampuan Alisson membaca arah bola. Ketika lini pertahanan Roma kecolongan, kiper dengan tinggi 191 sentimeter ini mampu menyapu dan mengamankan bola. Istilah yang digunakan untuk menamai kemapuan ini adalah sweeper keeper.
Liverpool sendiri tidak terlalu sering kecolongan bola di belakang garis pertahanan, kata coach Noval. Klopp lebih mengutamakan kemampuan kaki Alisson, sebagai upgrade dari kemamuan Mignolet dan Karius. Sementara itu, satu kemampuan lain yang juga sangat krusial dan paling dibutuhkan Liverpool adalah kemampuan shoot stopping, atau kemampuan menghentikan tembakan, terutama dari jarak dekat.
Soal reflek tentu tak perlu dipertanyakan untuk kiper yang jago melakukan blok jarak dekat. Yang justru perlu diperhatikan adalah kekuatan lengan, pergelangan tangan, dan telapak tangannya.
Alisson beberapa kali menyentakkan tangan ketika menghadapi tembakan diagonal (atau yang dilepas dari jarak menengah lainnya). Maksudnya, ketika telapak tangan menyentuh laju bola, ia akan menyentakkan pergelangan tangan. Ciri ini menunjukkan bahwa ia memilik (pergelangan) tangan yang kuat.
Ciri ini pula, akan sangat membantu ketika terjadi situasi satu lawan satu. Ketika menepis tembakan, akan terjadi situasi yang sering tak bisa diduga, yaitu ketika terjadi bola liar dan rebound harus dilakukan. Kiper semenjana hanya akan berusaha menahan bola di arah lajunya, tanpa memperkirakan ke mana bola akan terbang. Kiper elite, akan mengarahkan tembakan tersebut ke arah yang lebih tidak berbahaya. Kemampuan ini sulit untuk dikuasai.
Kecepatan refleks untuk merespons laju bola yang juga cepat merupakan satu aspek yang mutlak dimiliki. Lewat kemampuannya ini, Alisson tak hanya mengandalkan telapak tangan dan kaki untuk menghalau bola. Ketika situasi tak menguntungkan, ia masih bisa menepis bola menggunakan bahu, lengan, dan ujung jari.
Satu lagi yang tak boleh dilupakan: nyali. Satu lawan satu dengan lawan, jarak hanya tiga meter, tembakan yang dilepas begitu keras, kiper tak boleh memejamkan mata ketika HENDAK menepis. Ia tak boleh melepaskan pandangan mata dari arah bola. Mata kiper secara reflek baru akan terpejam ketika terjadi impact antara bola dengan tubuhnya.
Dengan segala kemampuan di atas, maka masuk akal apabila nilai pasar Alisson menjadi begitu tinggi. Nilai 62,8 juta euro, yang menjadikannya sebagai kiper termahal di dunia seharusnya bukan bisnis yang buruk dari Liverpool.
Kini, setelah resmi, yang perlu dilakukan Liverpool adalah membantu Alisson beradaptasi dan melindunginya dari jurnalis Inggris yang terkadang sungguh menyebalkan. Dua hal itu saja.