MOJOK.CO – Melihat “Gini doang grup neraka” masih menghantui Manchester United bikin nangis terharu. Atau malah sangat bahagia melihat pameran kebodohan?
Sebuah keberhasilan yang sangat puitis….
Manchester United berhasil lolos dari grup neraka dengan sangat gemilang. Puji dan puja harus segera kita alamatkan kepada Ole Gunnar Solskjaer. Sosok jenius di balik kegemilangan ini. Kalau kamu punya teman fans United, segera kirim selamat supaya bisa turut serta dalam perayaan ini.
Tidak ada yang meragukan kesombongan Manchester United setelah dua laga Liga Champions Grup H. Tergabung bersama dua semifinalis Liga Champions musim lalu, United tampil selayaknya calon juara Liga Europa. Mereka mengalahkan PSG dengan skor 1-2, lalu merobek gawang RB Leipzig dengan gelontoran lima gol.
“Gini doang grup neraka?”
Kata sebuah akun Manchester United. Tidak ada yang berani membantah karena kegemilangan Setan Merah di atas lapangan. Dunia mengamini kesombongan itu karena United memang bisa. Mengalahkan dua semifinalis sekaligus tentu tidak mudah. Sebuah langkah maju untuk menuju gelaran akbar bernama Liga Europa.
“Gini doang grup neraka?”
Ahh, sebuah pernyataan yang puitis sekali. Kamu semua harus memahami bahwa Liga Champions adalah salah satu kompetisi paling berat di dunia ini. PSG dan RB Leipzig bisa menapaki tangga terjal menuju babak semifinal dengan tidak mudah. Kalau sebuah klub tidak bisa konsisten, jangan mimpi bisa mendaki sampai paruh akhir kompetisi ini.
Artinya, bisa mengalahkan dua klub ini secara berurutan adalah cerminan kualitas yang ditunjukkan Harry Maguire dan Ole Gunnar Solskjaer. Namun, Manchester United punya sasaran yang lebih besar tentu bagi ukuran mereka sendiri. Atau, bisa jadi, sebetulnya United kangen dengan salah satu kawan baik mereka ketika menjadi badut lapangan hijau, yaitu Arsenal yang sudah berkompetisi di Liga Europa.
Untuk mencapai sasaran yang lebih besar ini tentu dibutuhkan sebuah stunt yang menghibur. Ya, apa artinya memenangi sebuah kompetisi kalau tidak bisa menghibur. Ingat, Manchester United bukan timnya Jose Mourinho lagi. Mereka timnya Ole at the wheel.
Setelah mereguk dua kemenangan gemilang itu, Manchester United hanya membutuhkan empat poin lagi untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Mereka hanya butuh empat poin dari 12 poin yang tersedia. Namun, karena sasaran United adalah hadiah yang lebih besar, tentu untuk ukuran mereka, maka menjadi pecundang adalah stunt yang mutlak perlu dilakukan.
Dari tiga laga, United memenangi satu laga dan menelan dua kekalahan. Sebuah atraksi yang terbilang sukses. Sebuah kegagalan yang begitu puitis. Pada titik tertentu, Manchester United tidak pernah berselingkuh dengan konsistensi. Mereka setia menjadi pecundang. United setan yang baik. Be like them.
Usaha keras mereka untuk menuju babagan Liga Europa berhasil dengan gemilang. Kesombongan mereka memang punya isi, bukan sekadar omong kosong belaka.
“Gini doang grup neraka?”
Gini doang grup neraka, yang gagal mencegah Manchester United lolos Liga Europa. Namun, kalau dipikirkan lebih jauh, United pasti akan menikmati grup ini. Namanya saja sudah setan bocah bawa garpu. Ekosistemnya pasti di neraka. Setan bawa garpu sukanya makan oseng-oseng tempe.
Kini, mereka sudah sukses memenuhi misi besar lolos ke Liga Europa. Sekali lagi, mereka perlu mendapat apresiasi yang layak.
Komedian bernama Mukti Entut, ketika diwawancara Puthut EA di PutCast Mojok menegaskan kalau yang namanya melucu itu susah sekali. Butuh kejeniusan untuk menjadi “badut” yang sukses menghibur orang lain. Dan, Manchester United berhasil dengan gemilang menjadi “badut” dan menghibur kita semua. Sangat jenius.
Fans Manchester United pernah “memuji” Arsenal dan fansnya yang sudah lebih dulu bermain di Liga Europa. Fans United bilang kalau lawan-lawan Arsenal itu punya nama kayak password wifi. Kini, mereka memberi bukti kalau United adalah kawan yang baik dengan ikut melawan tim-tim dengan nama kayak password wifi. United kawan yang baik. Be like them.
Kini, lengkap sudah badut Liga Inggris, Manchester United dan Arsenal. Mereka bersatu lagi dalam sebuah liga yang julukannya sudah sangat horor: Liga Malam Jumat. Sebuah liga yang sesuai sama wujud setan: Malam Jumat!
Kita perlu mengingat satu hal dari tulisan penuh pujian ini. Kita perlu ingat bahwa menjadi pecundang secara konsisten itu bukan perkara mudah. Perlu kejeniusan untuk bisa bikin penonton yang “pecah”. Raditya Dika dan Kevin Hart belum tentu bisa konsisten kayak Manchester United. Ingat itu!
Selamat, Manchester United, terima kasih sudah memberi contoh nyata tentang kesetiaan. Setia menjadi badut dan setia menghibur banyak orang. Kelak, kalau setan itu sudah gantung garpu, saya yakin tuhan sepak bola kasih kamu tempat yang layak di surga lapangan hijau.
Duh, saya hentikan tulisan ini di sini ya. Air mata sudah mengalir di pipi. Entah ini air mata terharu atau karena terbahak-bahak melihat “Gini doang grup neraka” masih menghantui Manchester United. Semoga bertahan selamanya. Amin.
BACA JUGA Manchester United Memang Goblok, Sudah Tahu Medioker kok Sombong: Gini Doang nih Grup Neraka? dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.