Bisnis ternak Kroto memang tidak sepopuler ternak ayam atau ikan. Pasalnya bisnis ini memang memiliki taget pasar yang lebih spesifik. Banyak yang mengira bahwa kroto adalah telur yang dihasilkan semua jenis semut. Faktanya, kroto hanya tidak bisa dihasilkan oleh sembarang semut.
Kroto adalah telur dari semut rangrang atau semut merah besar. Telurnya biasa digunakan untuk pakan burung, ayam atau ikan. Sehingga, pangsa pasarnya adalah para peternak binatang tersebut. Inilah bini yang digeluti Widodo.
Widodo, warga Godean, mengubah hidupnya dari sopir biasa menjadi peternak semut rangrang yang konsisten panen kroto sejak 2009. Dengan modal toples plastik dan rak sederhana, ia membuktikan bahwa bisnis kecil bisa jadi sumber penghasilan utama. Lahan cuma 3×2 meter, tapi cukup untuk menopang hidupnya.
Yang menarik, Widodo membudidayakan kroto tanpa ratu semut. Banyak orang mengira ratu adalah kunci, tapi ia membalik logika itu: yang penting jumlah semut pekerja cukup dan koloni sehat. Ia juga berbagi cara memberi makan serangga hidup, menjaga kelembapan kandang, dan mencegah semut kabur—semua dilakukan dengan sistem sederhana yang bisa ditiru siapa saja.
Video diatas bukan sekadar tutorial ternak, tapi kisah nyata tentang ketekunan, eksperimen hidup, dan ekonomi mikro yang jalan terus meski skala kecil. Buat yang lagi cari inspirasi usaha dari rumah, ini bukti bahwa kadang semut lebih masuk akal daripada startup.







