Kenyataannya menjadi perempuan tidaklah mudah. Terlebih ketika dia terlalu perasa, tapi juga seorang independent women yang memiliki gengsi tinggi. Iya, seperti itulah aku. Aku adalah perempuan yang punya banyak luka dan trust issue dengan sebuah kepercayaan.
Menjadi seorang perempuan yang tidak mudah menaruh percaya pada seseorang adalah bumerang bagi sebagian orang, termasuk aku. Pasalnya, sekalinya aku percaya pastilah akan menimbulkan kecewa yang teramat dalam ketika kepercayaan itu diciderai.
Beberapa tahun lalu, aku menemukan sosok laki-laki yang bisa menembus semua benteng yang ada pada diriku. Ia adalah satu-satunya laki-laki yang bisa memberiku rasa nyaman. Dia begitu, mempunyai banyak bentuk cinta.
Selama bersamanya aku menjadi perempuan yang selalu insecure. Aku selalu paranoid dengan segala pertanyaan-pertanyaan gila yang memenuhi isi kepala. Apakah dia benar-benar mencintaiku? Apa yang bisa membuat dia cinta dan bertahan sama aku selama ini? Apakah dia bisa setia?
Atau mungkin dia akan meninggalkanku suatu saat nanti jika dia menemukan yang lebih dari aku? Iya, segila itu aku dengan semua ketakutan dan kekhawatiran yang sebenarnya tak perlu ku pikirkan, bukan?
Tak apa-apa kalian menyebutku perempuan gila
Tak mengapa, aku tak menyangkal jika kalian menyebutku sebagai perempuan gila. Aku memang sama dengan sosok perempuan gila seperti yang tergambarkan dalam lagu epik milik perempuan cantik, Nadin Amizah itu.
Sungguh, setiap kali pertanyaan demi pertanyaan itu muncul, aku merasa tidak pantas untuk bersanding dengannya. Pada akhirnya, aku memilih untuk menyerah. Karena itu, aku melepaskan dia dengan egois tanpa memikirkan bagaimana dan seperti apa perasaannya.
Waktu cepat berlalu. Singkat cerita, waktu mempertemukanku dengannya setelah kami berpisah selama beberapa tahun. Banyak hal yang bisa ku jadikan pelajaran saat bertemu lagi dengannya sebagai seorang mantan.
Jujur, aku memang masih menyimpan perasaan untuknya, meskipun aku tahu setelah kami berpisah dia sudah beberapa kali menjalin hubungan. Entah apa dan kenapa, dia seperti punya tempat spesial dihatiku. Ternyata Denny Caknan benar, “sak singkat-singkate ceritane, nglalekne tetep ora gampang.”
Panggil saja nona pengirim paket
BACA JUGA Mungkin Mencintai Seorang Perempuan Dewasa Itu Hal yang Salah dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini