Beberapa orang di luar sana termasuk aku bukan tipe anak yang punya keberuntungan untuk menceritakan segala hal ke orang tua. Kenapa? Aku lebih takut respon orang tua bakal gimana setelah aku cerita.
Mungkin responnya bisa biasa saja, mungkin juga mereka memilih diam, menunggu sampai aku tenang baru diajak ngobrol. Mungkin juga ketika aku cerita ke ayah atau ibuku, justru ayah atau ibuku bisa jatuh sakit. Itulah yang semakin aku takut untuk bercerita.
Wajahku tidak bisa berbohong sampai aku pernah ditanya “kalau ada masalah bilang aja yah”, tapi aku tidak bisa.
Aku hanya tidak ingin orang tua mengkhawatirkanku, makanya aku selalu menceritakan saja yang lucu-lucu. Kalau menceritakan yang sedih pasti pada ikut sedih. Aku memilih untuk menyimpan semuanya sendiri.
Capek? Pasti.
Tapi setiap aku capek, aku sadar kalau ayah dan ibuku lebih capek.
Karena sebagai anak yang mulai dewasa, orang tua juga menyimpan semuanya dalam-dalam. Apa yang orang tua pikirkan, sudah terlalu banyak. Itulah kenapa kami sebagai anak tidak ingin menambahkan pikiran ke orang tua kita.
Orang tua aku memang tidak pernah nuntut, tapi aku tahu mereka pasti punya harapan yang besar.
Menceritakan ke Allah
Menceritakan dengan teman sendiri, di posisi ini aku lebih banyak mendengarkan. Saat memberikan saran, sebenarnya kalimat saran kepada temanku adalah kalimat yang sebenarnya yang ingin aku dengar.
Di mata teman, aku yang terlihat kuat adalah aku yang sedang menyembunyikan badainya. Aku sebenarnya tidak sekuat itu, aku cuma lagi berusaha buat tidak nangis di depan banyak orang.
Aku cuma tidak mau kelihatan lemah, walau sebenarnya jujur aku capek.
Tidak ada siapa yang bisa buat tempat aku cerita. Aku cuma pengin dipeluk tanpa harus ditanya, kenapa. Aku cuma pengin didengar tanpa harus dihakimi. Dan aku akhirnya menceritakan semuanya ke Allah.
Semakin sering aku curhat ternyata semakin plong yang aku rasakan.
Bodoh, itu yang aku pikirkan, kenapa aku tidak melakukan ini dari dulu. menahan memang tidak mengenakan. Bayangkan ketika kamu menahan dalam waktu lama pasti kamu akan nangis tiba-tiba tanpa alasan. Di saat itu, kalau pura-pura bahagia atau pura-pura tertawa. Itu sangat melelahkan sekali
Tapi aku lebih capek ketika masalah ekonomi, percintaan, dan lainnya datang secara bersamaan. Tapi aku sudah tidak takut lagi karena Allah akan tetap membimbingku dan aku percaya. Aku bisa menjalani semuanya tanpa menyerah, karena aku ciptaannya, malu kalau aku menyerah.
Idham Zulkarnaen, Desa Panimbang, Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah
BACA JUGA Ginjal Gue Bergetar dan Terhempas karena Jalan Penuh Polisi Tidur dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini