Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Daripada Berharap pada Negara, Wudu Jadi Jalan Ninja Saya Mencegah Corona

Aly Reza oleh Aly Reza
18 Maret 2020
A A
wudu

Daripada Berharap pada Negara, Wudu Jadi Jalan Ninja Saya Mencegah Corona

Share on FacebookShare on Twitter

Seiring semakin merebaknya Corona virus di tanah air, beberapa pihak harus berjibaku dalam melakukan penanganan. Katakanlah tenaga medis dan dinas-dinas kesehatan yang tampak sekali kewalahan menghadapi jumlah pasien yang terus saja bertambah. Sementara fasilitas kesehatan hanya sedikit saja yang memenuhi standar kelayakan. Ngenes banget og, memang.

Pemerintah dari pusat hingga daerah juga sedang kalang kabut menyusun kebijakan darurat untuk mengurangi resiko penularan di tengah masyarakat. Dari pengalihan sementara kegiatan belajar mengajar ke sistem daring, pembatasan akses publik, sampai yang paling remeh temeh seperti anjuran untuk selalu cuci tangan dan berdiam diri di rumah sampai keadaan di luar terdeteksi aman.

Yap, pemerintah kita sejauh ini hanya bisa memberi anjuran-anjuran. Nggak ada jalan lain kecuali mengikuti begitu saja protokol kesehatan yang mereka edarkan melalui surat-surat resmi, portal berita seperti koran, dan yang mereka siarkan melalui saluran-saluran televisi. Kita bisa apa selain itu? Berharap lebih dari pemerintah juga bukan opsi. Alih-alih mendapat solusi, kita justru disuguhkan dengan wajah-wajah petinggi negara kita yang tampak sekali gagap dan kebingungan.

Lha sekarang coba pikirkan saja, masa iya BIN (Badan Intelijen Negara) yang dikerahkan untuk mengatasi kasus Corona. Dikira Corona ini aktivis atau demonstran yang menyerukan reformasi apa? Eh, de javu kan jadinya, hmmm.

Pemerintah sebagaimana kita, masih awam betul tetek-bengek yang bersangkutan dengan dunia pervirusan. Kecuali kalau urusan lakon drama lima tahunan. Mereka sudah pakar betul yang kaitannya sama rebutan atau bagi-bagi kekuasaan. Tapi nggak apa-apa, seenggaknya pemerintah sudah kelihatan ada usahanya. Sehat-sehat ya kalian. Tetap kuat dan bantu kami keluar dari masalah ini (menyitir doa dari Iwan Fals lewat akun Twitter-nya).

Pada titik ini, ketika segala upaya seolah menemui jalan buntu, ketika kita sudah berada pada fase paling putus asa, dan ketika kita nggak bisa berharap lagi kepada siapapun bahkan diri sendiri, beberapa tokoh agama sedang gencar-gencarnya mengampanyekan agar kita nggak lupa buat tawakal. Memohon perlindungan pada yang sejatinya memiliki Corona (Tuhan).

Mengiringi kampanye keagamaan tersebut, beberapa kiai memberi kita ijazah (amalan) seperti merutinkan baca salawat, baca doa qunut nazilah, menjaga wudu, dan amalan-amalan yang lain. Amalan-amalan tersebut sih katanya bisa menangkal masuknya Corona ke tubuh kita. Atas izin Allah tentunya heuheuheu~

Saya sendiri cenderung menggunakan wudu sebagai alternatif lain selain melakukan beberapa anjuran medis seperti sedia masker dan hand sanitizer. Sampai salah seorang kawan saya sesama mahasiswa mengolong-olok saya dengan quote fenomenal Karl Max: “Wah kamu sekarang jadi korban agama itu candu, ya? Hahaha.” Singkatnya, saya dicap sebagai kaum fatalis karena taklid buta dengan anjuran berbau ideologis dari para kiai.

Baca Juga:

Saya Muslim, tapi Saya Enggan Tinggal Dekat Masjid dan Musala

3 Lagu Natal Paling Enak Versi Pendengar Muslim

Mangkel sih nggak. Saya justru tergelitik untuk membeberkan panjang kali lebar alasan kenapa saya mengimani bahwa wudu bisa sangat berpengaruh kaitannya dengan mencegah resiko penularan Corona. Meski sebenarnya teori saya tentang wudu dan Corona ini merupakan hasil ijtihad saya sendiri ketika berteduh dari hujan di sebuah toko kelontong pinggir jalanan Rembang. Sambil nunggu hujan reda, iseng-iseng mikirin bangsa dan negara solusi paling nggak buat diri sendiri lah.

Teori kasar saya begini, wudu itu kan membasuh beberapa titik di bagian tubuh dengan air yang secara fikih saja sudah diatur harus suci-mensucikan. Dengan sering berwudu itu artinya sama dengan membersihkan tubuh kita setiap saat, dari ujung rambut sampai ujung kaki. Maka, berwudu sangat layak disebut sebagai aktivitas yang menyehatkan.

Kemudian, dalam hukum fikih, seorang yang habis berwudu nggak boleh bersentuhan dengan orang lain kalau nggak pengin wudunya batal dan harus mengulanginya lagi. Ini sangat sesuai dengan protokol: sosial distance yang menganjurkan seseorang untuk melakukan pembatasan dalam melakukan kontak sosial. Seperti misalnya larangan untuk tidak saling bersalaman satu sama lain, berpelukan, atau bersentuhan fisik dalam bentuk apapun. Pada tingkat yang lebih ekstrem, beberapa negara bahkan mengkarantina warganya sampai pada batas waktu yang belum diketahui, Italia contohnya.

Nah, bagi kita yang memiliki tuntutan pekerjaan  yang memungkinkan kita berada di luar ruangan, wudu saya kira jadi alternatif pilihan. Karena setelah berwudu, kita pasti akan lebih hati-hati agar sebisa mungkin nggak sentuhan dengan pihak lain. Semisal ada seseorang yang ingin berjabat tangan, kita bahkan bisa menolaknya dengan cara paling halus dan sopan. “Maaf mas/mbak, saya masih punya wudu,” dengan bilang begitu lawan bicara kita pasti akan mafhum karena dalam Islam demikianlah aturannya.

Tentu berbeda kondisinya kalau kita menolak bersalaman karena takut tertular. Ini kaitannya dengan psikologi orang yang berbeda-beda. Kalau kebetulan kita ketemu orang yang sama-sama faham dengan situasi hari ini, pasti mereka akan maklum. Sementara seandainya ada saja orang yang tidak begitu peduli, ya sudah barangtentu orang tersebut bakal tersinggung.

Stay safe kawan-kawan. Lakukan upaya apapun untuk menghindari potensi terjangkit virus berbahaya tersebut, sekecil apa pun itu. Ikhtiar tentu bagus, tapi tetap jangan lupakan tawakal. Begitupun tawakal juga boleh saja, tapi jangan luput untuk berusaha.

BACA JUGA Membela Pemerintah Soal Pentingnya Pariwisata di Tengah Pandemi Corona atau tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Maret 2020 oleh

Tags: mencegah coronamuslimpandemi corona
Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

Curahan Hati Emak-Emak Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serba Bisa

Curahan Hati Emak-emak yang Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serbabisa

9 April 2020
Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan mojok.co/terminal

Bukan Ibadah Salat Saya yang Kecepetan, tapi Salat Anda yang Kelamaan

18 Maret 2021
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona

30 April 2020
solidaritas rakyat

Solidaritas Rakyat Bantu Rakyat Bikin Pengin Nanya Emang Pemerintahnya ke Mana?

23 April 2020
Menggugat Perusakan Alam Lewat Lagu-lagu Sisir Tanah terminal mojok.co

Lagu Dino Liyane, Sebuah Ironi Sepasang Calon Pengantin di Tengah Pandemi

7 April 2020
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas?

9 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.