Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dilema Saya Menjadi Warga “Bantul Coret”: Terlalu Jogja untuk Disebut Bantul, Terlalu Bantul untuk Disebut Jogja 

Mozara Kartika Putri oleh Mozara Kartika Putri
17 Juni 2024
A A
Dilema Menjadi Warga "Bantul Coret": Terlalu Jogja untuk Disebut Bantul, Terlalu Bantul untuk Disebut Jogja Mojok.co

Dilema Menjadi Warga "Bantul Coret": Terlalu Jogja untuk Disebut Bantul, Terlalu Bantul untuk Disebut Jogja  (wikipedia.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Warga “Bantul coret” tidak pernah seutuhnya merasa jadi bagian suatu daerah. Bantul bukan, Jogja juga bukan. 

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdiri atas 4 kabupaten dan 1 kota madya. Masing-masing daerah punya keunggulan dan kekurangan, termasuk Kabupaten Bantul. Tapi, entah mengapa, kekurangan dari Bantul lebih mengemuka daripada keunggulannya. Itu mengapa kabupaten ini sering jadi bahan gurauan (bahasa Jawa : diece). Saking seringnya, banyak muda-mudi Bantul akhirnya mengaku berdomisili Jogja untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Saya merupakan salah satu warga Bantul, hanya saja saya nggak merasakan inferioritas itu. Mungkin, sejak awal saya memang nggak pernah seutuhnya merasa bagian dari Bantul. Perasaan itu muncul karena secara geografis saya memang menetap di Bantul, tapi jarak rumah saya lebih dekat ke Kota Jogja daripada pusat keramaian Bantul.

Saya dan beberapa orang lain yang berada di kondisi seperti di atas biasa disebut dengan warga “Bantul coret”. Dengan kata lain, saya merasa terlalu Kota Jogja untuk disebut warga Bantul, tapi terlalu Bantul untuk disebut orang Kota Jogja. 

Warga “Bantul coret” memang tidak merasakan inferioritas seperti warga Bantul pada umumnya. Namun, itu bukan berarti kehidupan kami bebas dari keluh kesah. Kami juga punya beberapa dilema yang akan saya coba jelaskan di tulisan ini: 

#1 Warga “Bantul coret” merasa asing di daerah sendiri

“Kalau mau olahraga mending ke Stadion Pacar.”

“Tak tunggu ning perempatan Gose”

Sungguh berat sekali beban menjadi warga “Bantul Coret”. Rumah boleh di Bantul, tapi kami sungguh minim pengetahuan tentang daerah-daerah di sana. Siapa sangka Stadion Pacar adalah penyebutan yang lumrah bagi Stadion Sultan Agung Bantul. Pacar saja nggak punya, malah disuruh cari di mana itu Stadion Pacar. Eh, malah bisa jadi ide mencari pacar di Stadion Pacar sih, hehehe. 

Baca Juga:

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Kebingungan serupa juga saya alami ketika mendengar perempatan Gose. Mungkin saya akan ditertawai oleh Pak Gondrong, Tukang Siomay Viral di Bantul, yang sering mangkal tak jauh dari perempatan itu. Tapi, itulah kenyataannya, warga “Bantul coret” benar-benar merasa asing di daerah sendiri. 

Kondisi itu jadi dilema tersendiri bagi warga “Bantul Coret”. Banyak orang berekspektasi kami paham daerah-daerah di Bantul. Padahal, dalam lubuk hati, kami juga bertanya-tanya. Itu baru beberapa nama tempat dari wilayah Bantul Kota, belum berbicara Pleret, Pandak, Piyungan, Imogiri, dan masih banyak lagi. Mamat ndaska!

#2 Ikut kena labelling Bantul

“Rumahmu di Bantul? Ya Allah jauuh banget dong, deket pantai kan?”

“Wah mukamu belang separo yo,”

Selama sekian lama hidup di “Bantul coret”, ada beberapa label yang sering saya terima. Salah satunya, rumah saya dikira di pelosok dekat pantai. Kepada warga non-Bantul di luar sana, mohon diingat, Bantul tidak cuma Parangtritis. Kalau rumah seseorang di Jalan Parangtritis, bukan berarti selalu dekat pantai maupun Ocean View. Rumah di Bantul bisa jadi perbatasan Jogja dan Bantul seperti saya, alias nggak jauh-jauh amat. 

Selain sering dikira rumahnya di pelosok, warga “Bantul coret” juga kerap kena ejekan “Wah mukamu belang separo yo” yang kurang lebih artinya wajah yang belang sebelah. Asal usul ejekan ini bersumber dari warga Bantul yang kerap beraktivitas di daerah utara.

Ketika warga Bantul berangkat sekolah atau kerja di pagi hari, matahari yang terbit dari timur mengenai wajah sisi kanan mereka. Hal serupa juga terjadi saat warga Bantul pulang sekolah atau kerja di sore hari. Matahari yang tenggelam di sisi barat lagi-lagi mengenai wajah sebelah kanan. Itu mengapa muncul bercandaan wajah belang. Sehari-hari, satu sisi wajah warga Bantul selalu terpapar sinar matahari.  

#3 Tetap perlu effort besar untuk bergaul

“Ya ampun, kurang jauh mainmu… Kelamaan di jalan sih.”

Ada yang ingat meme tentang warga Bantul yang bakoh kalau disuruh ketemuan di Sleman? Berbeda dengan warga Sleman yang aleman ketika diajak nongkrong di Bantul, kakehan fafifu.

Itu juga terjadi pada warga “Bantul coret”. Mau tidak mau, suka tidak suka, kami tetap nongkrong di daerah utara agar tidak kuper. Memang, rumah kami tidak di pelosok, tidak begitu jauh kalau harus ke Kota Jogja. Namun, kalau sehari-hari nongkrongnya di Sleman ya lumayan juga energi dan bensin yang dikeluarkan. 

Itu mengapa warga “Bantul coret” sebaiknya punya transportasi pribadi untuk memenuhi tuntutan nongkrong di Sleman. Sebenarnya bisa sih naik kendaraan umum, tapi waktu kalian akan benar-benar habis di jalan. Salah satu transportasi publik andalan warga, Bus Trans Jogja , rutenya memang sudah merambah ke beberapa wilayah di “Bantul coret”. Namun, rute tersebut hanya melewati jalan besar. Calon penumpang masih punya PR untuk sekedar sampai di shelter Trans Jogja. 

Sekali waktu, saya pernah memberanikan diri menggunakan Trans Jogja untuk memenuhi undangan kongkow di daerah dekat Tengkleng Gajah, Ngaglik, Sleman. Bayangkan saja, saya yang berangkat mruput pukul 15.34 WIB sampai daerah utara pukul 17.18 WIB. Itu saya baru turun di perempatan Kentungan lho, setelahnya saya masih lanjut dengan ojek online. Hampir memerlukan waktu dua jam untuk menembus jarak 15 kilometer. Sudah tua di jalan, masih dicaci sama teman, dibilang “Makane, omah kok ning Bantul, tuwo ning dalan.” Saya hanya bisa tersenyum simpul.

Saya pernah berupaya bergaul dengan warga Bantul murni, eh malah roaming. Tidak nyambung. Ada beberapa kosakata yang sulit dipahami seperti “njilang”, “tenguk”, “sengkil”. Kalau diajak membicarakan berita terkini seputar Bantul atau tempat estetik di Bantul, saya yang nggak bisa menimpali juga. Aah … angel angel!

#4 Krisis identitas

Berada di posisi nanggung acap kali membuat kami merasa krisis identitas. Mau bilang orang kota kok ya rumahnya di Bantul, mau bilang orang Bantul kok ya belum cukup representatif. Ibarat orang Depok atau Tangerang yang mengaku orang Jakarta. Pun orang “Bantul coret”, jadi serba salah kalau mau mengaku orang Kota Jogja. Mungkin banyak orang mengira kami malu berstatus warga Bantul karena label-label negatif yang kerap mengekor. Padahal, kami hanya takut tidak bisa memenuhi ekspektasi orang-orang yang menganggap kami serba tahu tentang Kota Geplak ini. 

Itulah dilema warga “Bantul coret”. Terdengar sepele memang, tapi menjalaninya tidak mudah lho. Kalian yang saat ini sedang mengincar hunian di perbatasan Jogja dan Bantul, pokoknya siapkan mental saja ya. 

Penulis: Mozara Kartika Putri
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Bantul, Sebuah Kabupaten yang Terasing dari Kemajuan Jogja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2024 oleh

Tags: Bantulbantul coretJogjaSlemanwarga bantul
Mozara Kartika Putri

Mozara Kartika Putri

Pecinta Sheila On 7 Garis Tipis-Tipis. Associate Researcher di Lembaga Riset.

ArtikelTerkait

Surat Terbuka untuk Pembenci Perantau di Jogja: Hanya Dhemit yang “Pribumi Jogja”, Kalian Bukan! konten kreator jogja

Kampanye Jogja Murah Itu Memang Penuh “Tipu Daya”, tapi Mau Tak Mau, Harus Kita Terima dan Tak Harus Dilawan

15 Juni 2025
Mirota Kampus vs Pamella Supermarket- Surga Belanja di Jogja (Pixabay)

Pengalaman Saya Jadi Bukti Belanja di Mirota Kampus Lebih Menyenangkan ketimbang Pamella Supermarket

15 Juni 2024
Aksi Kejahatan Klithih yang Ternyata Masih Saja Meresahkan Warga Jogja

Aksi Kejahatan Klitih yang Ternyata Masih Saja Meresahkan Warga Jogja

17 Januari 2020
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Tugu Jogja: Destinasi Wisata serta Destinasi Proyek Tahunan yang Minim Kreativitas

25 Oktober 2020
rekomendasi penyetan sekitar pasar condongcatur

4 Rekomendasi Penyetan di Sekitar Pasar Condongcatur

10 November 2021
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli revitalisasi Solo kaesang pangarep

Revitalisasi, Langkah Pertama Meromantisasi Solo

30 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Gear Ultima, Wujud Kebohongan Motor Yamaha

Gear Ultima Wujud Kebohongan Yamaha, Katanya Bikin Motor Matik Ternyata Bikin Tank

28 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.