Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Universitas Brawijaya dan Penerapan Keadilan Sosial bagi Rakyat Good Looking yang Keblinger

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
14 Juli 2022
A A
Universitas Brawijaya dan Penerapan Keadilan Sosial bagi Rakyat Good Looking yang Keblinger

Universitas Brawijaya dan Penerapan Keadilan Sosial bagi Rakyat Good Looking yang Keblinger (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ungkapan ora mutu “keadilan sosial bagi rakyat good looking” ini ternyata beneran diterapkan. Tak tanggung-tanggung, yang menerapkan adalah Universitas Brawijaya. Bayangin, ungkapan yang muncul dari cah cidro yang mendengarkan Guyon Waton 616 kali sehari ini ternyata diterapkan oleh institusi pendidikan. Opo ra sangar?

Perguruan Tinggi yang berpusat di Malang ini menetapkan syarat good looking untuk menjadi mahasiswa D3. Keputusan ini menuai pro kontra, tapi banyak kontranya sih. Tentu banyak yang mempertanyakan keputusan ini.

Pihak Universitas Brawijaya menanggapi polemik ini. Ketua Departemen Bisnis dan Hospitality Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya San Rudianto menekankan sistem link and match antara Universitas Brawijaya dan dunia industri. Hal ini yang membuat UB juga menerapkan standar industri dalam persyaratan menjadi mahasiswa. Terutama karena good looking menjadi persyaratan masuk dunia perbankan yang jadi rekanan Fakultas Vokasi UB.

Program yang telah berjalan semenjak 2012 ini dipandang tidak menimbulkan masalah selama ini. Hanya karena baru viral saja maka pihak kampus UB baru memberi penjelasan.

Berarti, dalam 10 tahun terakhir, ada banyak pemuda biasa saja yang remuk atine gara-gara Universitas Brawijaya. Yaudah, karang urip ki yo abot. Pesenku mung siji, sing ngati-ati.

Tapi, apakah pantas kalau good looking pantas menjadi syarat masuk perguruan tinggi? Apakah unsur non-keahlian dan edukasi perlu dimasukkan dalam standar kampus? Ya kalau mendengar penjelasan dari pihak UB, Memang sudah waktunya urusan good looking menentukan pendidikan seseorang.

Bukan berarti saya setuju. Dalam lubuk hati saya, syarat good looking ini ra mashok blas. Penampilan, meski bisa dipermak, tapi pada dasarnya kan sesuatu yang given. Situ sebelum lahir nggak bisa menawar ke Tuhan pengin lahir dengan penampilan seperti apa. Kalau bisa, ha aku njaluk koyo David Beckham, Lur.

Tapi, dunia kerja hari ini menuntut urusan good looking ini. Sebab, suka atau tidak, penampilan adalah komoditas dagang. Baik secara visual ataupun verbal. Ya gimana lagi, manusia adalah bagian dari sekrup industri. Universitas Brawijaya, mungkin, mungkin lho, paham akan hal ini.

Baca Juga:

Alasan Saya Dulu Memilih Kuliah di UM Malang dan Nggak Memilih Universitas Brawijaya

3 Hal yang Lumrah di UB Malang, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain

Untuk memberi kenyamanan dan daya tarik, individu menarik akan ditempatkan sebagai pion. Mau perbankan sampai UMKM sering menggunakan teknik ini. Sudah banyak contoh terkait hal ini, seperti tukang jamu cantik yang viral, banyak warung pecel lele yang laris karena ada anak pemilik warung yang cantik. Warung kopi jalur antarprovinsi juga mengedepankan pedagang yang dinilai semledot demi menarik pembeli.

Hanya menunggu waktu dunia pendidikan ikut terjebak dalam tatanan ini, dan Universitas Brawijaya adalah buktinya. Karena fungsi pendidikan hari ini memang bukan sekadar mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi menjadi produsen tenaga kerja. Mayoritas lulusan perguruan tinggi diarahkan untuk masuk ke dunia bisnis. Baik sebagai karyawan atau wirausahawan. Kita nggak boleh tutup mata, nyatanya memang kayak gitu. Diperparah sektor riset dan penelitian malah dikuasai partai melalui BRIN.

Bahkan relasi perguruan tinggi-perusahaan makin mesra saja. Bisa dilihat berapa banyak kerjasama antara mereka. Dari bangun gedung baru, dosen istimewa, sampai beasiswa. Perusahaan tidak akan keluar biaya kalau tidak ada profit yang dihasilkan. Ya profitnya adalah stok tenaga kerja yang fresh dan siap dieksploitasi kerja.

Maka wajar juga kalau mau masuk perguruan tinggi juga ada tes, UB pun menerapkannya. Kan memang bukan untuk mencerdaskan, tapi mempersiapkan tenaga kerja baru. Mental ini juga tertanam kuat dalam masyarakat. Setiap mau masuk perguruan tinggi, tujuannya adalah untuk mudah cari kerja.

Padahal, langkah sebelum masuk perguruan tinggi adalah lulus pendidikan dasar dan menengah. Maka pendidikan awal ini juga ditujukan untuk mencetak tenaga kerja. Dari keseragaman sampai ilmu yang ditanam adalah demi kebutuhan kerja. Meskipun banyak yang protes integral tidak banyak dipakai di dunia kerja.

Jadi jangan kaget kalau di masa depan makin banyak syarat masuk perguruan tinggi. Mungkin tinggi badan bisa jadi syarat. Atau memiliki SIM A dan C. Lama-lama SKCK juga akan jadi syarat. Pokoknya apa pun agar manusia yang dididik bisa diserap industri. Kalau UB saja bisa, ke depannya, yang lain pasti bisa, dengan syarat yang lebih bizarre.

Nanti para orang tua juga akan ikut terjebak struktur ini. Berlomba-lomba memproduksi keturunan yang layak menjadi tenaga kerja. Baik secara fisik dan psikis. Apakah terdengar amoral? Ya emang. Tapi, sejak kapan moral jadi pertimbangan dunia industrialis?

Semua beradaptasi, termasuk pendidikan. Ketika kepintaran dan kemampuan analisis mulai tidak laku, mereka menjual penampilan mahasiswa pada industri. Beradaptasi mengikuti dunia yang memang menuju masyarakat industrialis. Pendidikan tinggi menjual kesempatan kerja pada lulusan SMA, lalu memasarkan produk jadi pada industri. Sederhana dan nggatheli.

Ya inilah dunia yang sedang kita jalani. Dunia yang menjadikan manusia sebagai objek dan bukan subjek. Jangan tanya apa solusinya, kon mikir solusinya yo aku wegah, aku ra kuat. Keras e. Saya pun sedang terjebak sebagai objek yang menggerakkan semesta industrialis ini.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Cara Menikmati Hidup walau Terlahir Nggak Good Looking

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2022 oleh

Tags: good lookingkeadilan sosialPendidikanuniversitas brawijaya
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

4 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Menyekolahkan Anak di Sanggar Anak Alam (SALAM) Jogja

4 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Menyekolahkan Anak di Sanggar Anak Alam (SALAM) Jogja

22 Desember 2023
Alasan Guru Malas Melakukan Pendampingan terhadap Murid Bermasalah, Takut Diviralkan Mojok.co

Alasan Guru Malas Melakukan Pendampingan terhadap Murid Bermasalah, Takut Diviralkan

21 Februari 2024
Dear, Pemerintah, Gaji Guru Idealnya Segini, Harusnya Lebih Malah

Dear, Pemerintah, Gaji Guru Idealnya Segini, Harusnya Lebih Malah

7 Juli 2023
smart shaming

Smart Shaming, Perundungan terhadap Orang Pintar yang Blas Ra Mashok!

11 Oktober 2021
Sistem Pendidikan Indonesia dan Skor PISA yang Buruk, pendidikan era digital

Pendidikan di Era Digital Membawa Jenis Ketimpangan Baru yang Lebih Parah dari Sebelumnya

12 Mei 2020
Membandingkan Platform Belajar Paling Asyik Antara Ruangguru dan Zenius terminal mojok.co

Ruangguru vs Zenius. Mana yang Paling Asyik?

6 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.