Daftar Isi
Efek sisi gelap PTN-BH yang tergesa-gesa
Perubahan status Unesa menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) mungkin menjadi salah satu faktor pemicu kenaikan biaya ini. Meskipun perubahan ini sebagian besar ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dampaknya bagi mahasiswa belum sepenuhnya positif. Fasilitas yang belum memadai menjadi salah satu isu utama yang dihadapi oleh mahasiswa, terutama yang berasal dari lapisan ekonomi menengah ke bawah.
Dampak ini bisa jadi bukti nyata dari efek perubahan Unesa menjadi PTN-BH yang terbilang tergesa-gesa. Proses perubahan yang kurang terencana dengan matang menyebabkan berbagai aspek, utamanya terkait dengan fasilitas mahasiswa yang tidak disiapkan dengan baik.
Sebagai contoh, beberapa mahasiswa melaporkan bahwa kenaikan biaya pendidikan tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas yang sesuai. Bahkan, beberapa fasilitas seperti ruang kuliah dan tempat parkir, sebagaimana yang banyak ditulis di Terminal Mojok meninggalkan kesan bahwa ada tantangan akademik dengan sumber daya yang terbatas.
Camaba Unesa diimbau waspada
Menghadapi kenaikan biaya kuliah yang drastis di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), saran saya, calon mahasiswa untuk lebih waspada. Persiapan finansial yang matang menjadi hal yang tak terhindarkan bagi mereka yang bermimpi kuliah di sana. Sebab, biaya kuliah yang semakin tinggi menjadi beban tambahan yang harus dipertimbangkan secara serius oleh para calon mahasiswa.
Hal ini memang membuat beberapa calon mahasiswa merasa terkejut dan kecewa ketika mengetahui besarnya biaya kuliah yang harus mereka tanggung. Kejutan atas besarnya biaya kuliah tidak hanya mengganggu rencana keuangan, tetapi juga bisa membuat semangat belajar dan motivasi para calon mahasiswa menjadi redup. Sebagian dari mereka bahkan merasa bahwa tujuan mereka untuk kuliah di Unesa semakin sirna.
Menjaga marwah kampusnya wong cilik
Padahal, Unesa telah lama dikenal sebagai kampus yang ramah finansial, merangkul semua golongan masyarakat. Tentu ini bukan hanya tentang menawarkan kesempatan pendidikan kepada mereka yang kurang mampu secara finansial, melainkan juga tentang menjaga identitas kampus sebagai lembaga yang inklusif dan merakyat.
Mengapa? Menjaga identitas Unesa sebagai kampus yang ramah finansial dan merakyat sangatlah penting. Karena pada dasarnya Unesa bukan hanya tempat berkumpulnya para intelektual, tetapi juga tempat berkembangnya nilai-nilai sosial.
Selain itu, menjaga kampus ini sebagai kampus yang ramah finansial juga merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik. Yakni dengan memberikan kesempatan kepada wong cilik untuk mendapatkan pendidikan tinggi, dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Namun pada akhirnya, kasus soal mencuatnya kenaikan UKT dan SPI di Unesa, kini bukan sebagai wacana, tetapi juga menjadi ancaman yang nyata bagi mahasiswa. Sebagai kampus yang punya motto “Satu Langkah di Depan!”, Unesa tentunya belajar mengedepankan kepentingan mahasiswa, bukan malah memundurkan esensi pendidikannya. Benar, begitu?
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 4 Mahasiswa yang Sebaiknya Nggak Kuliah di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.