• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tuhan, Ampunilah Orang yang Belum Siap Ngebangun tapi Sudah Menumpuk Pasir di Sisi Jalan

Asep Meshuri oleh Asep Meshuri
6 Maret 2020
A A
tumpukan pasir

tumpukan pasir

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu, dari Surabaya, saya pulang ke Madura untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Saya berangkat dari rumah menuju Sampang kota. Ada peristiwa di pertigaan Blega yang membuat saya jengkel sebagai pengendara motor. Bukan sebab di Blega kalau senin pagi ada pasar dan mengakibatkan macet. Tapi lebih dari itu. Bukan hanya pasar yang ramai yang membuat di Blega macet tapi ada tumpukan pasir yang berada di pinggir jalan yang mengakibatkan jalanan tambah terhambat dan sangat macet.

Kita pasti sering menemukan tumpukan pasir yang berada di jalan yang membuat kita sebagai pengendara dibuat terganggu olehnya. Apalagi kalau kita tinggal di sebuah desa, sudah jalanannya terbatas malah dibuat tambah sempit sebab ada tumpukan pasir di pinggir jalan. Saya sering dibuat jengkel dengan peristiwa semacam ini. Sepertinya peristiwa semacam ini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di negeri ini.

Dan tumpukan pasir itu bukan hanya satu atau dua hari saja ada di pinggir jalan tapi berbulan-bulan, mungkin tergantung cepat atau lambatnya pasir itu digunakan. Saya cuma heran saja, kenapa pasir itu tidak ditaruh di tempat yang lahannya agak luas, meskipun agak jauh dari rumah pemiliknya. Misalnya saja, ditaruh di lapangan dekat rumahnya. Tapi kalau tidak ada lapangan bagaimana?

Iya jangan beli pasir dulu sampai benar-benar pasir itu dibutuhkan dan segera dipakai. Tapi, kan, kalau belinya kelamaan bisa-bisa harganya naik? Itu risiko. Kalau saya lebih baik begitu ketimbang tumpukan pasir itu mengendap lama sekali di pinggir jalan dan membuat banyak orang merasa terganggu olehnya.

Fenomena semacam ini masih sering terjadi meskipun di kota besar. Saya rasa, mereka yang menaruh pasir di pinggir jalan itu bukan tidak mengerti bahkan sangat mengerti kalau apa yang mereka lakukan itu sangat mengganggu pengendara di jalan. Saya rasa, mereka bersikap masa bodoh yang penting saya cepat-cepat beli pasir mumpung harganya tidak terlalu mahal dan tidak apa-apa meskipun masih lama yang mau digunakan. Mungkin begitu pikiran mereka.

Saya terkadang, kalau melihat itu, sampai-sampai ingin menegur pemiliknya. Saya akan bilang kalau apa yang mereka lakukan salah. Dan dapat merugikan banyak orang. Misalnya saja apa yang saya alami. Saya telat menghadiri pernikahan teman saya, padahal sebelum ke tempat acara, saya mau berkumpul dulu di sebuah tempat dan mau berangkat bersama teman-teman yang lain ke resepsi pernikahan teman saya.

Saya cukup lama terkena macet pada saat itu dan mengakibatkan saya terlambat. Fenomena semacam ini akan mempengaruhi hajat orang banyak. Untung saya cuma menghadiri resepsi pernikahan. Bagaimana kalau misalnya kita mau melamar gadis yang kita sukai dan telatnya agak lama. Bisa-bisa kita ditolak lamarannya sebab calon mertua mengira kita kurang disiplin perihal waktu. Dan, selain mengganggu pengendara, tumpukan pasir di pinggir jalan juga menutup ruas untuk pejalan kaki.

Saya pikir, mungkin di negara-negara maju tidak akan ada kejadian semacam ini meskipun di sebuah desa. Kita tau, negara bisa maju bukan sebab di negara itu banyak memiliki gedung-gedung pencakar langit. Tapi menurut saya, negara bisa maju sebab bermula dari pola pikir masyarakatnya. Misalnya, perihal tumpukan pasir di pinggir jalan yang sudah saya utarakan di atas.

Ini memang hal yang sepele, tapi hal-hal semacam inilah yang membuat negara ini tidak maju, selain hal-hal yang lain. Untuk mengubah pola pikir memang sangat sulit, perlu kesadaran dari tiap masing-masing individu.

Saya memang sudah tidak habis pikir dengan fenomnena semacam ini. Sepertinya untuk mengubahnya cukup sulit sebab ini sudah menjadi kebiasaan. Mungkin dengan kita memulai dari diri kita sendiri maka para tetangga dan masyarakat di sekitar kita bisa meniru apa yang kita lakukan—tidak menaruh pasir di pinggir jalan.

Sehingga, ini akan mengajarkan anak-anak kita perihal mana yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh dilakukan. Biasanya anak-anak akan mencontoh orang-orang yang lebih dewasa. Edukasi dini semacam ini yang akan menumbuhkan pola pikir yang benar buat anak-anak kita. Dan, pola pikir masyarakat inilah yang akan mengubah negara kita di masa yang akan datang.

BACA JUGA Rumah Minimalis hanya Namanya yang Minimalis, Harganya Ya Hmm atau tulisan Asep Meshuri lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2021 oleh

Tags: jalan rayamembangun rumahtumpukan pasir

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Asep Meshuri

Asep Meshuri

Lahir di Sampang, Madura, Pada 24 0ktober 1993. Pendiri Rumah Pena Pinggiran—Kegiatan belajar-mengajar dan literasi bagi anak-anak di luar kelas formal (bertempat di desa labuhan, kecamatan sreseh, kabupaten sampang, madura).

ArtikelTerkait

Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada

Pelican Crossing di Malang: Antara Ada dan Tiada

20 Februari 2023
6 Kebiasaan Buruk Pengendara Mobil di Surabaya Terminal Mojok.co

6 Kebiasaan Buruk Pengendara Mobil di Surabaya

10 Maret 2022
5 Jalan Raya di Jogja yang Istimewa Ambyarnya terminal mojok.co

5 Jalan Raya di Jogja yang Istimewa Ambyarnya

22 Desember 2021
Lika-Liku Membangun Rumah yang Wajib Diketahui biar Nggak Ngenes kayak Mas Ernest terminal mojok.co

Lika-Liku Membangun Rumah yang Wajib Diketahui biar Nggak Ngenes kayak Mas Ernest

8 Agustus 2021
Membandingkan Jalan di Jogja, Surabaya, dan Wakatobi. Mana yang Lebih Mulus? terminal mojok.co

Pengemudi Jalan Raya Solo-Semarang Adalah Orang yang Paling Dekat dengan Tuhan

24 November 2020
Orang yang Membunyikan Klakson Serampangan Layak Kena Azab terminal mojok.co

Hal-hal Menyebalkan yang Pesepeda Temui di Jalan Raya

17 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Permainan Kartu Uno yang Seharusnya Menjadi Dasar dalam Kepelatihan Sepak Bola

Permainan Kartu Uno Harusnya Jadi Dasar dalam Latihan Sepak Bola

Kisi-kisi Menjadi Open Minded Menurut Rakyat Twitter yang Terhormat terminal mojok.co

Alasan Terselubung Seseorang Bikin Akun Alter di Media Sosial

Kalian Bisa Bohong pada Siapa Saja, tapi Tidak pada Big Data

Kalian Bisa Bohong pada Siapa Saja, tapi Tidak pada Big Data



Terpopuler Sepekan

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia
Otomotif

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

oleh Tiara Uci
19 Maret 2023

Saya merasa baik-baik aja naik AirAsia dan udah akrab dengan delay-nya. Tapi kok penerbangan kali ini rasanya berbeda.

Baca selengkapnya
Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

Suka Duka Tinggal di Pelosok Kabupaten Bangkalan Madura

20 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023
7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina

16 Maret 2023
KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi (Unsplash)

KA Tawang Alun, Penghubung Malang dan Banyuwangi yang Sayangnya Cuma 1 Armada

19 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!