ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tugas Ketua RT Bikin Ayah Saya Pernah Ketipu Sales Perusahaan

Firdaus Al Faqi oleh Firdaus Al Faqi
14 Januari 2021
A A
Tugas Ketua RT Bikin Ayah Saya Pernah Ketipu Sales Perusahaan Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sejak dijadikan sebagai ketua RT di desa, Ayah saya jadi punya kerjaan lebih. Sebagai ketua RT, biasanya Ayah dimintai tolong oleh Kepala Desa untuk menyumbang pendapat saat ada rapat, dan pokoknya diminta untuk bantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat se-RT. Walaupun tambah kerjaan, Ayah saya terlihat biasa saja. Nggak ngeluh dan nggak banyak protes.

Lantaran mendapat tugas sebagai ketua RT, rumah saya jadi sering kedatangan tamu. Mulai dari orang yang datang untuk bertanya tentang gimana cara bikin kartu keluarga dan kartu tanda penduduk, sampai orang yang datang untuk sekadar bertamu dan ngobrol santai. Biasanya mereka datang sore hari, saat kerjaan kantor Ayah selesai dan memang merupakan waktu blio bersantai.

Selain itu, sebagai ketua RT, kadang Ayah saya ikut untuk menyosialisasikan program-program yang dibuat oleh desa. Blio datang ke rumah-rumah warga untuk menginfokan bahwa akan ada yang pemerintah desa lakukan bagi seluruh warga. Ya pokoknya tugas ketua RT yang gitu-gitu lah.

Sebagai ketua RT, Ayah saya juga sering dicari orang yang datang ke desa untuk melanggengkan keinginannya. Rumah saya pernah kedatangan orang, nggak tahu dari mana, dan awalnya saya nggak peduli-peduli amat. Tapi, setelah agak lama Ayah saya ngobrol dengannya, katanya orang itu mau minta data orang-orang yang ada di RT setempat. Ayah bilang ini setelah dia izin ke belakang sebentar untuk menemui saya.

Nah, di sini. Ketika Ayah tanya ke saya, saya sarankan untuk bertanya orang ini dari mana dan minta data buat keperluan apa. Setelah ditanya demikian, orang ini diam agak lama, kayaknya mikir. Lalu menjawab, “Untuk pencatatan, Pak.” Saya yang dengar jawaban begitu, langsung saja ikut menemui orang ini. Ala-ala pendekar dan agak nggak ramah, saya tanya lagi mengenai tujuan pencatatan dan asal instansi orang yang datang ini.

Dia mengulang jawaban tadi, “Ya untuk dicatat,” katanya. Paling bikin saya sebal, dia nggak mau jawab dari mana. Sebagai orang baru, kayaknya wajar kalau saya menaruh curiga. Langsung saja saya bilang kalau memang nggak mau menyebut secara jelas, mending pulang saja. Ayah saya rada mendelik ke arah saya. Maklum, blio biasa agak ramah ke tamu. Saran dari orang-orang juga gitu, katanya, ketua RT harus ramah dengan semua tamu.

Tapi, berhubung saya belum punya kompas moral yang pas, yasudah, hal-hal yang meragukan mending nggak usah diladenin saja. Apalagi, yang diminta tadi adalah data-data penduduk dan sependek pengetahuan saya, data itu harus dilindungi kerahasiaannya. Saya hanya berpatokan pada itu saja. Kalau ada peraturan baru tentang izin data penduduk, ya nggak tahu lagi. Pokoknya saya kepingin jaga saja gitu.

Karena masih belum beranjak juga, saya tegaskan lagi, mending pulang. Data itu nggak bakal diberikan. Ibu yang mengantarkan kopi, langsung saya cegat dan saya bilangin, “Nggak usah dikasih kopi, masnya sudah mau pulang.” Setelah kalimat penegas itu, dia langsung saja balik dan nggak ngomong apa-apa. Dih, nggak jelas!

Itu baru satu. Ada lagi lainnya.

Waktu itu, rumah saya kedatangan tamu lagi. Kebetulan, saya yang menemuinya. Saya tanya saja dia cari siapa. Katanya cari ketua RT. Lantaran jarang ramah sama orang baru dan modelannya mirip tamu yang saya usir sebelumnya, saya tanya saja dia mau ngapain. Dia jawab mau silaturahmi. Lah? Kenapa nggak sama yang lain? Kok ketua RT?

Sebagai kesatria yang selalu menyisipkan keris di belakang pinggangnya, curiga adalah salah satu pilihan yang wajar. Saat saya tanya-tanya, Ayah tiba-tiba muncul dan bertanya siapa tamunya. Saya jawab, “Nggak tahu, katanya cuma mau ngobrol dan silaturahmi.” Ayah saya yang kayaknya sama-sama paham dengan model beginian, biasanya diterima dulu, disuruh duduk dulu, untuk kemudian gas interogasi ala-ala detektif.

Untuk kali ini dia jujur, dia bilang kalau dari perusahaan, dia mengaku sebagai sales. Ya terus? Namanya sales, komunikasinya harus rapi dan agak ngambil hati orang yang diajaknya berinteraksi. Saya ikut dengerin dia jelasin panjang lebar, nggak tahu apa isinya, saya agak lupa lantaran masih belum selesai main game.

Yang paling saya ingat hanya keinginan si sales ini. Dia minta tolong ke Ayah untuk ngumpulin para warga RT setempat di rumah sini. Katanya, buat memasarkan produk baru perusahaannya. Wah di sini, alis Ayah saya jadi rada ke atas. Saya biasa lihat Ayah begini saat memberi saya sedikit “pelajaran” karena kenakalan yang berlebihan. Langsung saja Ayah bilang nggak mau.

Si sales ini menyanggah sedikit kalau dia diberi tahu temannya yang juga seorang sales, pernah memasakan produknya di sini. Dan ini saya baru tahu.  Ayah saya jawab saja. Blio cerita kalau sebelumnya ketipu. Dia mengira kalau orang tersebut itu suruhannya Pak Kades buat sosialisasi. Setelah warga berkumpul, jebul orang ini bawa barang-barang buat ditawar-tawarin.

Warga yang sudah terlanjur kumpul, mau nggak mau dengerin dia ngebacot. Ayah saya kebetulan juga lagi nggak dirumah waktu itu. Tinggal Ibu dan Mbah saya yang sudah dibiasain takut buat protes. Akhirnya, banyak yang tertarik dan banyak yang beli. Memang top sales kemarin, pinter bacot plus pinter mengelabuhi kepolosan Ayah saya dan orang dari RT setempat.

Setelah diceritain begini, si sales kedua ini paham. Dan, sepertinya tahu kalau usahanya bakalan sia-sia. Dia minta maaf dan izin untuk pergi balik ke perusahaannya. Dear sales perusahaan yang sering beginian, please, kalau mau jualan ya bilang dari awal. Dan juga, please, jangan manfaatin kepolosan warga-warga di desa, nggak baik pakai cara begituan.

Dan juga, dear ketua RT di seluruh Indonesia, kalau ada yang beginian, tanyain dulu dia dari mana, keperluannya apa, untungnya bagi warga setempat itu apa, dan manfaatnya itu gimana. Jangan langsung diterima, biar nggak kebiasaan. Gara-gara ini, nama ketua RT bisa dicoreng oleh warga setempat dengan kabar yang beredar bahwa ketua RT kerja sama dengan perusahaan dan ambil untung darinya.

Soalnya, Ayah saya digosipin begitu. Masih mending kalau beneran dapat untung. Lah ini, nggak ada tuh komisi buat Ayah yang udah capek-capek ngumpulin warga. Si sales nggak bakal ngasih apa-apa. Tapi, kalaupun si sales ini memberi imbalan, sebisa mungkin jangan diterima. Karena dengan begitu, berarti, seorang pimpinan telah tega menjual warganya seperti yang sudah-sudah.

Sumber Gambar: mediaindonesia.com

BACA JUGA 4 Tips Jitu agar Tambah Molor Mengerjakan Skripsi dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2021 oleh

Tags: ketua RTpenipuan
Firdaus Al Faqi

Firdaus Al Faqi

Sejak lahir belum pernah pacaran~

ArtikelTerkait

Vespa PTS: Dulu Dipandang Sebelah Mata, Kini Jadi Buruan Utama

Pengalaman Saya Ditipu Makelar Motor: Bilangnya Vespa Tua, Ternyata Bajaj Deluxe

18 Juni 2023
Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

Riang Prasetya, Ketua RT Rasa Kepala Daerah

27 Mei 2023
Money Games Berkedok Pekerjaan Remote : Mudah, Menggiurkan, Sekaligus Menyeramkan

Money Games Berkedok Pekerjaan Remote: Mudah, Menggiurkan, Sekaligus Menyeramkan

10 Mei 2023
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Anak UIN Juga Manusia, Bisa Salah, Bisa Khilaf

12 Maret 2023
Percayalah, Ketua RT yang Beres Adalah Sebenar-benarnya Kunci Kebahagiaan Rumah Tangga

Percayalah, Ketua RT yang Beres Adalah Sebenar-benarnya Kunci Kebahagiaan Rumah Tangga

16 Januari 2023
Hindari Modus Penipuan Lowongan Kerja dengan 3 Tips Ini! Terminal Mojok.co

Hindari Modus Penipuan Lowongan Kerja dengan 3 Tips Ini!

25 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Menantikan Mi Instan Limited Edition dengan Varian Rasa yang Tak Terbayangkan terminal mojok.co

Betapa Meruginya Kaum yang Belum Mencoba Mi Goreng Kuah

reality show raffi ahmad baim wong MOJOK.CO

Raffi Ahmad Divaksin Duluan Adalah Bentuk Kreativitas Pemerintah Memamerkan Kelemahannya

anti-kapitalisme buku kiri komunis oktober PKI Orba Lenin mojok

Saya Anti-kapitalisme, Bukan Orang Gila



Terpopuler Sepekan

Polresta Banyuwangi Launching Hotline Wadul, Bagaimana Nasib para Pelapor? Bisa Dijamin Aman?

Polresta Banyuwangi Launching Hotline Wadul, Bagaimana Nasib para Pelapor? Bisa Dijamin Aman?

oleh Ahmad Shulhan Hadi
29 September 2023

4 Rekomendasi Cushion Lokal Terbaik dengan Harga di Bawah Rp100 Ribu, Bikin Wajah Auto Glowing

4 Rekomendasi Cushion Lokal Terbaik dengan Harga di Bawah Rp100 Ribu, Bikin Wajah Auto Glowing

oleh Mukarramah Aliah
3 Oktober 2023

Jalan Kusumanegara Wujud Ruwetnya Jalanan Jogja (Unsplash)

Jalan Kusumanegara: Ruas Jalan di Kota Jogja yang Menyebalkan. Siang Macet dan Panas, Malam Gelap Menyeramkan

oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
30 September 2023

UMR Jakarta untuk Bertahan Hidup? Jangan Gila, deh! (Unsplash)

Bertahan Hidup dengan Gaji di Bawah UMR Jakarta Memang Bisa. Iya, Bisa, tapi Bisa Gila!

oleh Ahmad Arief Widodo
2 Oktober 2023

Titoti Wonogiri, Warung Bakso dan Mi Ayam yang Wajib Kalian Kunjungi Sebelum Mati

Titoti Wonogiri, Warung Bakso dan Mi Ayam yang Wajib Kalian Kunjungi Sebelum Mati

oleh Rizky Prasetya
2 Oktober 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=bTIqGdlcSsg

DARI MOJOK

  • Di Balik Dunia LC di Banyuwangi, Pendapatannya Lebihi UMP Jawa Timur
  • Pos Bloc Jakarta: Dahulu Sentral Surat-Menyurat, Kini Jadi Tempat Nongkrong Anak Jaksel
  • Seleksi Masuk ITB Cirebon Lebih Masuk Akal daripada Kampus Lain
  • Politeknik Negeri Tanah Laut: Kampus Negeri Pertama di Kalimantan Selatan
  • Uneg-uneg Karyawan Retail: Banyak Pelanggan yang Bikin Sebel
  • Kisah Pilu di Jalan Seturan Raya Sleman: Lelaki Kehilangan Rumah dan Perempuan Malang yang 13 Tahun Terpisah dengan Anak
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!