Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Tragedi di Balik Indahnya Wisata Pantai Pangandaran

Ananda Bintang oleh Ananda Bintang
20 Agustus 2022
A A
Tragedi di Balik Indahnya Wisata Pantai Pangandaran (Unsplash.com)

Tragedi di Balik Indahnya Wisata Pantai Pangandaran (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah mekar menjadi kabupaten pada 2012, Pangandaran agaknya menjadi tempat wisata pantai yang semakin masyhur dan langganan berpelesir. Terutama bagi orang-orang kota seperti warga Bandung dan Jakarta.

Daerah yang terletak di selatan Jawa Barat dekat Cilacap ini banyak menyuguhkan lokasi wisata pantai yang ciamik. Kamu bisa mengunjungi Pantai Pangandaran, Pantai Pasir Putih, Pantai Batu Hiu, Pantai Madasari, dan pantai-pantai lainnya yang membuat Pangandaran seolah-olah menjadi “Bali di Jawa Barat”.

Awal mula tragedi

Namun, siapa sangka, daerah wisata pantai yang populer dan paling dekat bagi warga Jawa Barat ini menyimpan sejarah kelam. Sebuah kejadian pilu mengawali rentetan tragedi di Pangandaran.

Kejadian ini bermula pada tanggal 19 Januari 1999. Saat itu, penduduk Desa Cikembulan, Kecamatan Pangandaran, sedang menyemarakkan malam Lebaran dan menyiapkan makanan untuk esok harinya.

Alih-alih menjadi malam Lebaran yang hangat, malam itu berubah mencekam. Serombongan orang menyeret seseorang yang diduga dukun santet keluar dari masjid. Dia yang diduga dukun santet itu sedang mengumandangkan takbir ketika lehernya dijerat menggunakan kabel dan diseret keluar dari masjid.

Setelah itu, rombongan orang tadi memasukkan si korban ke dalam truk. Rombongan tadi membawa si terduga ke Sungai Ciwayang yang berlokasi di Kecamatan Cigugur untuk dieksekusi lalu mayatnya dibuang ke sungai.

Pembantaian di Pangandaran

Geger tersebut adalah permulaan dari serangkaian peristiwa pembantaian terhadap orang-orang yang diduga sebagai dukun santet yang terjadi di Pangandaran pada periode awal 1999. Menurut laporan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), paling tidak terdapat 50 korban pembantaian yang ditemukan. Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena sampai saat ini masih banyak sebagian warga yang tidak mau buka suara atas tragedi yang begitu mengerikan dan membekas di ingatan itu.

“Waktu itu saya masih denger-denger sekilas, soalnya kejadiannya waktu SD atau SMP. Tapi memang waktu itu pas saya masih ngaji di masjid, ustaz di masjid itu ngeliburin kegiatan ngaji. Dia pesen ke anak-anak kalau ada yang nanyain ustaz, jangan dikasih tau,” ujar Andi Nuroni (33) salah seorang pegiat literasi Rumah Baca Plankton Pangandaran.

Baca Juga:

Trotoar Jatinangor Bukan Tempat Jalan Kaki, tapi Tempat Uji Kekebalan Tubuh dan Memperpendek Usia

Menata Ulang Kawasan Gedung Sate Bandung Adalah Hal yang Sia-Sia

Kejadian ini sebenarnya mirip dengan kejadian pembantaian terhadap terduga dukun santet di Banyuwangi setahun sebelumnya. Anehnya, tragedi itu banyak menyasar aktivis masjid, marbot masjid, dan orang-orang biasa yang sebenarnya jauh dari praktik ilmu hitam.

Beda Pangandaran, beda Banyuwangi

Berbeda dari yang terjadi di Banyuwangi, pembantaian di Pangandaran dilakukan secara terang-terangan. Bahkan, menurut penuturan beberapa orang, kejadian itu disaksikan puluhan warga. Menurut Budi Sa’arin dalam jurnal berjudul “Pembunuhan Berkedok Santet di Ciamis Sebagai Pelanggaran Berat HAM”, setidaknya terdapat dua kelompok pelaksana dalam operasi pembantaian dukun santet ini.

Kelompok pertama adalah kelompok yang bertugas mengidentifikasi calon korban. Penentuan calon korban merupakan dukun santet atau bukan ditentukan dari informasi yang sebenarnya hanya desas-desus di masyarakat. Sayangnya, masyarakat memercayai gosip itu begitu saja. Kebanyakan korban pembantaian ini, diduga, memiliki riwayat kriminal dan dibenci oleh masyarakat desa setempat.

Sedangkan kelompok kedua, merupakan kelompok pembunuh yang memprovokasi beberapa orang untuk ikut membunuh korban secara sadis. Kelompok pembunuh tersebut berjumlah 100 hingga 200 orang bahkan mungkin lebih dan digerakan oleh satu sampai empat orang sebagai provokator. Tugas provokator ini adalah untuk menyeret calon korban ke tengah massa.

Pembunuhan secara sadis itu dilakukan karena korban yang diduga dukun santet memiliki ilmu kebal tubuh. Si korban baru benar-benar mati bila dikoyak-koyak secara sadis. Karena sebagian masyarakat masih percaya takhayul, akhirnya tragedi tidak dapat terhindarkan.

Sisa tragedi

Dalam sebuah liputan investigasi Tempo berjudul “Ketika Teluh Menebar Maut”, salah satu orang yang menggerakan massa dan sudah menyeret sekaligus membantai sampai puluhan korban tersebut sama sekali tidak merasa bersalah. Dia justru merasa bangga karena merasa sudah membantu masyarakat untuk membasmi “musuh warga”. 

Andri Munandar, dalam tesisnya berjudul Kekerasan Massa terhadap Terduga Dukun Santet (Studi Kasus Pembunuhan yang Diduga Dukun Santet di Kabupaten Ciamis tahun 1998-2000), mengatakan bahwa kekerasan massa ini terjadi karena masyarakat merasa frustasi dengan beberapa dukun santet karena sulit untuk dibuktikan dalam perundangan-undangan hukum yang berlaku.

Meskipun begitu, kekerasan massa ini tentu saja sama sekali tidak bisa dibenarkan. Apalagi beberapa korban bahkan tidak memiliki sangkut pautnya dengan dunia ilmu hitam.

Saat ini, cerita tentang pembunuhan massal yang terjadi di Pangandaran semakin dilupakan. Beberapa warga di Pangandaran memilih untuk tidak menceritakan kejadian mengerikan yang traumatis itu. Bahkan beberapa remaja di Pangandaran sama sekali tidak pernah mengetahui ada pembantaian sadis di balik begitu banyaknya tempat wisata pantai yang indah di kampung halamannya tersebut.

Penulis: Ananda Bintang

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Tragedi Kemanusiaan di Balik (Tidak) Lucunya Profesi Badut Jalanan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Agustus 2022 oleh

Tags: Banyuwangicilacapdukun santetJawa Baratpangandarantragediwisata pantai
Ananda Bintang

Ananda Bintang

ArtikelTerkait

Kota Bandung Tak Mungkin Selamat dari Kemacetan Meski Jadi Lautan Flyover (Unsplash.com)

Kota Bandung Tak Mungkin Selamat dari Kemacetan Meski Jadi Lautan Flyover

9 Agustus 2022
Baleendah, Kecamatan di Kabupaten Bandung yang Potensial tapi Disia-siakan

Baleendah, Kecamatan di Kabupaten Bandung yang Potensial tapi Disia-siakan

10 Maret 2024
Sudah Saatnya Jalur Kereta Benculuk-Banyuwangi Aktif Kembali Mojok.co

Sudah Saatnya Jalur Kereta Benculuk-Banyuwangi Aktif Kembali

19 November 2023
Aib Banyuwangi yang Masih Menghantui meski Diromantisasi dengan Gemerlap Wisata

3 Hal tentang Kabupaten Banyuwangi yang Belum Diketahui Banyak Orang

1 Agustus 2022
UMK Situbondo Kecil Nggak Ngaruh, Selama Ada Padi dan Ikan, Tagihan Tetap Bisa Lunas! banyuwangi

Situbondo Tidak Punya Daya Tarik Wisata, dan Akan Selalu Kalah Dibanding Banyuwangi Jika Tidak Ada Gebrakan yang Jelas

2 Oktober 2025
Gunung Ijen Sebaiknya Masuk Daerah Kabupaten Bondowoso ketimbang Kabupaten Banyuwangi

Gunung Ijen Sebaiknya Masuk Daerah Kabupaten Bondowoso ketimbang Kabupaten Banyuwangi

27 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.