Sebagai mahasiswa kita harus berperan aktif dalam meningkatkan keadilan. Ya paling tidak soal keadilan nilai kita masing-masing. Protes nilai akademik itu hak mahasiswa. Sering kali dosen itu ketika memberi nilai tidak objektif. Masa iya teman saya bisa dapat A, padahal dia kan cuma rajin. Padahal saya juga rajin lho, masa dapet B. Ya memang saya jarang ngidupin kamera sih pas kuliah. Tapi, kalau masuk kuliah dan ngerjain tugas saya itu ahlinya.
Terlepas dari rajin atau tidaknya, sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat nilai kadang tidak sesuai. Bisa karena memang kalah pintar dan kalah aktif. Bisa juga karena dosen yang salah input sebab saking padatnya aktivitas. Dengan begitu kita harus berperan aktif untuk bertanya dan meminta dosen menjelaskan penyebab kita mendapatkan nilai tersebut. Terutama kalau nilai kita jelek, kalau bagus ya nggak usah tanya. Tapi, satu yang harus diingat adalah jangan mengorbankan teman sendiri hanya demi nilai.
Nah, sebagai seorang mahasiswa yang sudah cukup tua. Saya sudah hafal dengan berbagai tipe dosen ketika mahasiswanya protes nilai akademik. Ada yang suportif, ada juga yang gitu. Ya pokoknya gitu lah.
#1 Dosen responsif
Tipe dosen seperti inilah yang paling disukai oleh mahasiswa. Sebab ketika dikonfirmasi blio langsung merespons kemudian menjelaskan kenapa kita mendapatkan nilai tersebut. Bahkan ada yang langsung menyerahkan transkrip kita. Jadinya cepat, nggak digantung. Saya sih nggak peduli apakah blio pakai admin atau nggak. Yang penting saya lega.
Namun, tidak dapat dimungkiri jika ada dosen yang responsif tok. Misal “Oh ya, nanti siang saya cek transkripnya ya, Mas (atau Mbak). Saya masih ada kegiatan.” Namun, sampai siang bahkan sampai seminggu pun nggak dicek transkripnya. Mau tanya lagi nggak enak, nanti dicap banyak tanya.
#2 Dosen penuh rahasia
Dosen seperti ini nggak terlalu disukai oleh mahasiswa. Sebab ketika ada mahasiswa protes nilai akademik, blio hanya mengatakan “Ya itu sudah nilaimu,” tanpa menjelaskan kenapa kita mendapatkan nilai tersebut. Kemudian ketika dibalas untuk bertanya penyebabnya, blio sudah menghilang. Memang sungguh penuh rahasia. Hal ini membuat mahasiswa nggak tahu apa kelemahan ketika mempelajari mata kuliah tersebut.
#3 Dosen pengampun
Selain dosen yang responsif, dosen pengampun merupakan dosen yang disukai mahasiswa sekaligus menjadi kasta tertinggi dalam dunia perdosenan. Sebab dosen pengampun bisa mengampuni mahasiswa bahkan bisa mengubah nilai mahasiswa. Yang pasti dengan syarat. Tapi, tetap nggak masalah. Sebab, mahasiswa kan pemuja nilai, jadi apa pun akan dilakukan untuk mendapatkan nilai yang baik.
Dosen tipe seperti ini biasanya akan ngasih penugasan yang berguna untuk memperbaiki nilai. Meskipun penugasannya nggak mudah, tapi tetep banyak yang ngerjain, apa pun demi nilai. Tapi, menurut saya dosen seperti ini nggak suportif, sebab memberikan penugasan yang lebih kepada mahasiswa agar nilainya menjadi bagus. Padahal sudah di luar kuliah. Jadinya merugikan yang sudah rajin dan aktif pas kuliah. Tapi, apalah daya mahasiswa, yang penting nilai akademik jadi bagus deh.
#4 Dosen ribet
Dosen tipe seperti ini cukup banyak ditemui. Biasanya sih dosen-dosen yang cukup berpengaruh di kampus. Misal, nggak mau kalau komplain nilai lewat chat alias harus datang ke kantornya. Atau kalau protes nilai akademik harus lewat email. Itu pun email prodi, prosesnya bisa lama. Dari saya, kemudian ke prodi, prodi ke dosen, dosen responsnya lama, dosen ngerespons, dosen ngecek transkrip dan lain-lain, dosen ke prodi, prodi baru ke saya. Pokoknya nggak praktis. Masih lebih praktis bikin SIM tanpa nembak.
Dosen itu juga manusia biasa, sudah begitu ditambah berbagai kesibukan. Jadinya wajar ketika chat kita dan protes nilai akademik kita dibalasnya lama. Yang penting ketika mau komplain, etikanya harus dijaga. Sebab mood dosen bisa berubah secepat kilat, bisa jadi blio adalah dosen responsif, tapi ketika baca pesan yang nggak beretika jadi dosen penuh rahasia. Pokoknya etika menghubungi dosen itu nomor satu dan nomor duanya adalah apa yang ada di nomor satu.
BACA JUGA Balada Grup Chat Kelompok Skripsi dengan Dosen Pembimbing Sebagai Salah Satu Anggotanya dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.