Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Tidak Ada yang Salah dari Kebiasaan Makan Bakso Pakai Nasi, Kita Hanya Melengkapi Kebutuhan Gizi

Iqbal AR oleh Iqbal AR
23 Maret 2021
A A
makan bakso pakai nasi terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi beberapa orang (terutama saya, orang Malang Raya), bakso itu ibarat identitas. Tidak bisa dipisahkan, baik di atas kertas, atau di atas meja makan. Susah sekali mendapati orang yang tidak suka makan bakso. Apa pun jenis baksonya, pasti suka, tinggal cari yang cocok saja. Sama halnya dengan bakso, nasi juga merupakan identitas orang Indonesia. Ibaratnya, nasi ini seperti pondasi, menopang skema permakanan duniawi. Bahkan sampai ada ungkapan populer, bahwa orang Indonesia belum bisa dikatakan makan kalau belum makan nasi.

Lalu, apakah ada keterkaitan antara bakso dan nasi? Oh, tentu saja ada. Begini, bagi sebagian orang, bakso dan nasi itu dua unsur yang cukup lumrah untuk dijadikan satu. Ini benar-benar dijadikan satu secara arti sesungguhnya, yaitu dalam satu wadah, satu mangkuk. Iya, cukup banyak orang yang suka, bahkan biasa memakan bakso dicampur dengan nasi. Bukan nasinya dipisah dari mangkuk bakso, tetapi nasinya dimasukkan juga ke mangkuk bakso, alias benar-benar dicampur jadi satu.

Bayangkan saja betapa penuhnya mangkuk bakso itu. Ada pentol (kami orang Malang Raya menyebut bola-bola daging dengan sebutan pentol, bukan bakso), tahu, siomay, mi, dan pangsit goreng, harus berdesak-desakan dengan satu atau dua centong nasi. Penuh memang, tetapi itulah kenikmatannya. Ya meskipun kalau makan bakso pakai nasi, rasa gurih dan rasa dari saus sambal agak tersamarkan, tidak terlalu terasa. Tapi tidak apa-apa, lha wong kita makan juga tidak banyak gaya. Pokoknya ada makanan masuk ke perut, Alhamdulillah sudah. Untuk urusan perut, kita jangan terlalu perfeksionis lah.

Bagi sebagian orang, terutama orang yang terpapar kuat akan modernisasi, kebiasaan makan bakso dengan nasi ini mungkin dianggap aneh. Entah dianggap rakus, atau dianggap tidak nyambung. “Lha wong semangkuk bakso saja sudah seperti makan besar, ini lagi pakai dicampur nasi.” Ya kurang lebih begitu kata mereka. Semangkuk atau seporsi bakso memang sudah seperti makan besar, tapi ya balik lagi ke kenyataan bagaimana nasi sudah menjadi identitas bagi orang Indonesia. Jangankan bakso, makan steik atau burger saja bisa kok pakai nasi. Mengapa bakso tidak bisa?

Di lingkungan keluarga saya, kebiasaan ini sudah sangat lumrah. Bahkan ada beberapa saudara saya yang sudah seperti otomatis ambil nasi kalau mau makan bakso. Bahkan beberapa kali ketika orang rumah atau saudara saya tahu kalau saya habis “mbungkus” bakso atau bahkan sedang makan bakso, kalimat pertama yang keluar dari mulut mereka adalah, “pakai nasi, biar kenyang.” Tentu saja ini khusus untuk bakso yang dibawa pulang, atau bakso keliling yang kebetulan lewat sekitar rumah. Kalau bakso yang warungnya permanen, ya susah kalau bawa nasi. Ribet!

Kalau dilihat dari kandungannya, bakso itu sendiri sebenarnya masih kurang, yaitu kurang karbohidrat. Sebenarnya ada karbohidrat, di pentol atau di mi. Tapi ya balik lagi, yang namanya karbohidrat dari tepung ya tidak terlalu kerasa. Maka dari itu, banyak orang yang masih merasa kurang kenyang ketika habis makan bakso. Solusinya jelas sekali, yaitu mencampurkan nasi ke dalam bakso. Ketika nasi sudah masuk ke dalam bakso, maka lengkaplah semuanya. Karbohidratnya dapat dari nasi. Protein dari daging. Lemak dari daging dan kuah kaldu. Jadi lengkap, kan?

Itu hanya analisa gembel saya saja, sih, tetapi setidaknya seperti itulah gambarannya. Ini juga merupakan bukti betapa kuatnya posisi nasi di skema permakanan duniawi. Kalau nasi bisa ngomong, mungkin nasi akan ngomong begini: “Kalian tidak bakal merasa kenyang kalau belum makan saya.” Superior memang, tapi ya mau bagaimana lagi. Saya sendiri merasakan, bagaimana pengaruh nasi terhadap rasa kenyang saya. Mungkin hanya sugesti, tetapi memang ada yang kurang rasanya kalau makan tanpa adanya nasi, dan saya cukup yakin kalau banyak orang di luar sana yang merasakan hal sama.

Maka dari itu, jangan ada yang menyalahkan atau menganggap aneh orang yang makan bakso pakai nasi. Tidak ada yang salah, tidak ada yang aneh, dan itu masih berada di zona kewajaran. Ibaratnya, orang yang makan bakso pakai nasi itu hanya melengkapi kebutuhan gizi saja. Kalau pun orang yang makan bakso pakai nasi itu dianggap aneh, setidaknya kami masih tidak lebih aneh dari orang yang makan soto tapi nasinya dipisah.

Baca Juga:

Bakso Aci Lebih Mahal dari Bakso Daging padahal Cuma Tepung dan Menang Pedas Aja

4 Dosa Penjual Bakwan Kawi Malang yang Jarang Disadari Banyak Pembeli

BACA JUGA Bakso dan Mi Ayam Harusnya Dimakan di Tempat dan Nggak Dibungkus! dan tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2021 oleh

Tags: BaksoNasi
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

3 Hal yang Membuat Saya Tidak Bisa Melupakan Malang (Unsplash)

3 Hal yang Membuat Saya Tidak Bisa Melupakan Malang dan Selalu Bikin Kangen

28 April 2025
5 Dosa Saat Masak Nasi yang Sering Kita Lakukan Terminal Mojok

5 Dosa Saat Masak Nasi yang Sering Kita Lakukan

18 Juli 2022
Soto Campur Nasi: Culture Shock Orang Jambi yang Hidup di Solo

Soto Campur Nasi: Culture Shock Orang Jambi yang Hidup di Solo

30 Agustus 2022
Kecap Manis Adalah Candu, Bikin Saya Merasa Berdosa terhadap Makanan

Kecap Manis Adalah Candu, Bikin Saya Merasa Berdosa terhadap Makanan

4 Januari 2024
4 Bakso Terenak di Indonesia dengan Rasa Paling Autentik Terminal Mojok

4 Bakso Terenak di Indonesia dengan Rasa Paling Autentik

11 Desember 2020
Duka Pengidap Fobia Nasi yang Hidup di Indonesia

Duka Pengidap Fobia Nasi yang Hidup di Indonesia

17 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.