• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Teruntuk Orang yang Suka Pinjam Motor, Tolong Etikanya, dong!

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
29 Oktober 2020
A A
Alasan Kenapa Orang Pacaran Memacu Motornya Begitu Pelan terminal mojok.co

Alasan Kenapa Orang Pacaran Memacu Motornya Begitu Pelan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Punya kendaraan pribadi sendiri, dalam hal ini motor, bukanlah hal yang aneh di masa sekarang. Tidak seperti dulu yang membuat kesan bahwa hanya orang berada saja yang bisa memiliki motor, kini orang-orang dipermudah dengan sistem angsuran pembayaran dan produksi motor yang tidak lagi terbatas seperti dulu. Zaman sudah beralih. Tapi, di sisi lain, memang tidak bisa dibantah bahwa memiliki kendaraan pribadi bukan hal yang primer. Sebab, moda transportasi publik pun kini sudah sangat banyak. Tidak memiliki kendaraan bermotor sendiri bukanlah yang aneh, bisa pinjam motor juga. Namun, untuk anak kampus seperti saya, motor memudahkan untuk mobilisasi, efisiensi waktu, dan menghemat ongkos.

Mungkin kita boleh sepakat, anak kampus punya motor itu wajar. Kampus jaraknya lumayan, bagi yang pulang-pergi, dan seringkali kuliah pagi itu bikin repot. Motor yang bisa menyalip dan lebih cepat aksesnya memudahkan mahasiswa. Kalaupun tidak ngekos, mahasiswa yang berkuliah di kampus negeri yang luas juga perlu punya kendaraan roda dua, sih. Untuk akses yang lebih cepat, pastinya. Tapi, untuk orang-orang yang sering pinjam motor dan tidak tahu diri, kalian jahat.

Betul, resiko bergaul dengan yang tidak punya motor adalah kita harus siap jika motor dipinjam. Oke, bukan hal yang luar biasa. Hanya pinjam motor dan yang meminjam adalah teman kita sendiri. Bukan masalah besar, kita pasti percaya dengan teman kita. Tapi, ini bukan masalah percaya atau tidak percaya, lebih tepatnya masalah amanah dan sadar diri saja.

Tolong banget, kami, para pemilik motor sebenarnya bukan nggak mau minjemin. Silakan Yang Mulia, apa sih yang nggak buat teman sendiri. Mau buat pacaran? Monggo. Mau dibawa untuk menghadiri acara? Mangga. Mau dipakai buat jalan-jalan? Sok atuh. Tapi, tolong, tahu diri. Sekali lagi. Tahu. Diri. Dua kata yang sangat simpel, bisa diresapi dalam hati dan pikiran.

Bukan perhitungan, masalahnya kami kadang-kadang mau ngomong secara gamblang tapi dipertanyakan kadar pertemanannya. Bah, barang yang kami punya dan pakai uang sendiri, tapi, kau yang protes? Pertemanan memang lebih dari materi, tapi materi juga bisa bikin panas suatu hubungan. Respek, sesimpel itu saja.

Biasanya seperti ini, saya punya motor yang kalau mau full bensin dan untuk bolak-balik dari rumah ke kampus perlu sekitar Rp20 ribu. Dari rumah sudah saya isi full tangki, biar ada bensin pulang atau paling tidak kalau isi lagi tidak perlu banyak. Sampai di kampus, kadang-kadang ada teman yang pinjam motor. Entah karena ada keperluan ke kampus utama, pinjam untuk jemput orang, atau mengantar pacar ke stasiun terdekat. Kalau yang dekat-dekat saya masih nggak masalah, yang jauh juga sebenarnya tidak apa-apa sih. Hanya saja, tolong banget ini mah, isiin bensin, Bang. 

Okelah, saya bisa bilangin itu motor supaya diisi bensin lagi kepada teman yang pinjam motor dan ia pergi dengan jarak yang lumayan jauh. Si teman yang meminjam motor mengiyakan, dan bilang, “Aman, bensin aman.” Tapi, tahukah Anda bahwa jarak jauhnya itu kadang-kadang menghabiskan sisa bensin saya? Iya, saat habis, ia isi kembali bensinnya. Tapi, seringkali diisi bensin cuman buat kembali doang.

Si bangsat, kalau gitu mah maksudnya “aman” adalah untuk dirinya sendiri. Sialan, terus saya harus keluar biaya lagi. Itu mah sama saja saya memberi ongkos juga. Anda yang pacaran, saya yang modalin. Udah saya modalin motor, masa harus modalin bensin juga? Hadehhh, apa tidak malu dengan pacarnya, Bang? Mau ditegur nanti malah bilang perhitungan.

Selain bensin, kadang-kadang masalah mesin motor dan sebagainya juga ada saja yang nggak mau tanggung jawab. Ada yang saat pinjam motor dalam keadaan baik, saat pulang motor mesinnya nggak enak atau berkendala. Iya itu motor saya, dan tanggung jawab saya. Tapi, yang baru saja pakai siapa?

Kalau Anda meminjam dan tiba-tiba ada kendala, tolong muhasabah diri anda. Boleh jadi kendala muncul karena Anda bawa motornya dipaksa atau karena jaraknya yang terlalu jauh. Minimal merasa bersalah, lah. Kalau begitu, teman juga nggak bakal minta tanggung jawab penuh. Bantu sedikit saja sudah sangat berarti, malah kadang-kadang ditolak kalau kalian menunjukkan rasa bersalah karena rusak saat dipinjam.

Ini baru masalah mesin motor yang masuk area abu-abu karena tidak tahu “sisi” mana yang bermasalah. Ini ada yang pinjam motor, lampu spion awalnya utuh, loh tiba-tiba jadi pecah. Nggak merasa berdosa, langsung main balikin motor dan bilang terima kasih seolah tidak terjadi apa-apa. Itu mah bukan jahat lagi, tapi manusia berkepala parasit. Soalnya nggak ngotak.

Kepada yang sering pinjam motor dan beretika, terima kasih banyak atas kerja samanya. Untuk yang nggak tahu diri, kalian berengsek. 

BACA JUGA Jujur Saja, Konsep Makan Bayar Seikhlasnya Itu Bikin Nggak Nyaman dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Oktober 2020 oleh

Tags: anak motorotomojok

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis merupakan mahasiswa Sejarah semester akhir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, doakan ya cepat lulus. Kalau mau ngobrol di Twitter: @nasrul_alif atau IG: @alif_nasrul

ArtikelTerkait

Cuci Motor di Musim Hujan Sia-sia karena Bakal Kotor Lagi? Nggak Gitu Logikanya, Bos mojok.co/terminal

Siapa Bilang Cuci Motor di Musim Hujan Itu Sia-sia?

12 Maret 2021
Kalau Tidak Pernah Nyasar di Labirin Sawojajar Malang, Anda Mungkin Orang Sakti mojok.co/terminal

Kalau Tidak Pernah Nyasar di Labirin Sawojajar Malang, Anda Mungkin Orang Sakti

9 Maret 2021
Pengalaman Mengajarkan Saya untuk Tidak Berharap Banyak Pada Ban Tubeless mojok.co/terminal

Pengalaman Mengajarkan Saya untuk Tidak Berharap Banyak pada Ban Tubeless

7 Maret 2021
Hanya Wanita Sabar dan Setia yang Mau Dibonceng Naik Vespa Tua terminal mojok.co

Hanya Wanita Sabar dan Setia yang Mau Dibonceng Naik Vespa Tua

15 Februari 2021
Romantisme Semu Motor Klasik, Mengubah Pacaran Jadi Bengkel Dadakan. Kencan Amburadul #2 mojok.co

Romantisme Semu Motor Klasik, Mengubah Pacaran Jadi Bengkel Dadakan. Kencan Amburadul #2

14 Februari 2021
Saya Berpengalaman soal Berkendara Saat Hujan dan Jas Hujan Kelelawar Paling Tidak Efektif terminal mojok.co

Pleidoi dari Orang yang Tetap Pakai Jas Hujan Motor walau Hujan Sudah Reda

8 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
jamet madura alay kritik sosial mojok

Mengupas Video Jamet yang Sarat akan Kritik Budaya

Format Akun 'txtdari' Belakangan Bikin Twitter Jadi Toksik terminal mojok.co

Format Akun 'txtdari' Belakangan Bikin Twitter Jadi Toksik

asisten penulis mojok

Pengalaman Saya Menjadi Asisten Penulis dengan Gaji 1000 Rupiah per 100 Kata



Terpopuler Sepekan

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)
Pojok Tubir

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

oleh Joko Yuliyanto
3 Februari 2023

Hati nurani dan akal sehatmu, di mana Yuli Sumpil tuwekan aneh?

Baca selengkapnya
4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

4 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023
Dosa Penjual Es Kelapa Muda dan Amalan untuk Menghindarinya

Dosa Penjual Es Kelapa Muda dan Amalan untuk Menghindarinya

2 Februari 2023
Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

4 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .