Nggak semua tempat wisata Jogja layak dikunjungi berkali-kali, ada juga yang bikin kapok dalam sekali kunjungan saja~
Jogja memang punya magnet yang susah ditolak. Makanya kota ini selalu jadi destinasi wisata utama. Pun, para pelancong merasa wajib menjajah setiap sudutnya, termasuk saya.
Mitosnya, kalau sudah cinta Jogja, pasti ingin kembali lagi. Alhasil, keyakinan ini bikin saya merasa harus balik ke tempat yang sama untuk sekadar nostalgia. Padahal nggak ada urgensi sama sekali.
Di sisi lain, ada beberapa tempat wisata di Jogja, yang menurut saya, sifatnya hanya patut sekali coba. Di beberapa tempat rekreasi berikut, saya memutuskan buat skip kunjungan selanjutnya seusai kunjungan pertama. Soalnya kalau nekat kembali ke sana, pasti saya akan kecewa.
#1 Maliboro memang ikonik, tapi berhimpitan itu jelas nggak asyik
Jujur saja, Malioboro itu seperti pintu gerbang wajib Jogja. Namun, bagi saya, Malioboro itu cuma buat didatangi satu kali saja. Soalnya tempat wisata Jogja satu ini super macet. Nggak hanya pas musim liburan, tapi juga setiap akhir pekan.
Poin yang paling mengganggu adalah urusan pengamen. Coba saja duduk santai kurang lebih 10 menit, dijamin sudah ada tiga sampai empat pengamen yang silih berganti menghampiri. Sedihnya lagi, ada yang sampai berani mengumpat kalau nggak diberi.
Belum lagi masalah parkir. Tarif parkir motor suka ngawur. Ada yang dipatok Rp5.000 sampai Rp10.000. Bahkan parkir mobil bisa ditembak sampai Rp30.000. Kalau lagi apes, pelancong juga diminta bayar parkir lebih dari sekali. Alasannya? Ganti giliran jaga!
Pokoknya tempat wisata Jogja satu ini bikin saya kapok. Sebab, rasanya sesak dan banyak orang merokok. Padahal saya juga bawa anak. Ditambah lagi, di beberapa titik ada aroma bau kencing kuda yang menyengat. Saya jadi ingin lekas minggat.
#2 Niat cari ketenangan di Hutan Pinus Mangunan, malah ketemu rombongan
Hutan Pinus Mangunan ini sering dipromosikan sebagai surga. Namun bagi saya, kembali ke sana sama artinya dengan neraka. Pasalnya, akses ke sana cukup melelahkan. Jalanan menuju lokasi berliku-liku dan lumayan jauh dari pusat kota. Praktis, lokasi ini pantang disambangi buat mereka yang gampang mabuk perjalanan seperti saya.
Secara vibes, tempat wisata Jogja satu ini sebenarnya oke banget buat yang benar-benar cari ketenangan. Sayangnya, itu bisa jadi cuma sekadar angan kalau ke sana saat liburan. Sebab, Hutan Pinus Mangunan kerap kedatangan rombongan turis. Alhasil suasana syahdu bakal langsung bertransformasi seperti pasar kaget.
Satu catatan penting, jangan pernah pakai kostum aneh-aneh atau membawa kamera profesional kalau mampir ke sini. Soalnya, pengunjung rentan dikira mau mengadakan sesi foto. Kalau sudah dicurigai begini, biaya masuknya langsung meroket dan bikin jebol dompet.
#3 Tempat wisata Jogja yang bikin penasaran: Pantai Parangtritis, tapi cukup sekali
Saya yakin, sebagian besar dari kita yang pertama kali ke Pantai Parangtritis itu tujuannya cuma satu. Apalagi kalau bukan kepo sama kisah mistisnya. Pantai ini memang terkenal karena mitos Ratu Laut Selatan yang melegenda dan sering diangkat menjadi film misteri. Aura horornya itu yang jadi magnet utama, bukan keindahan alamnya.
Sebab, pelancong nggak mungkin bisa bersantai layaknya di pantai-pantai Bali. Ombaknya ganas, sering menelan korban jiwa. Belum lagi, pasirnya yang kehitaman membuat pantai ini kurang menawarkan kenyamanan buat leyeh-leyeh. Jadi, kalau dipikir-pikir, pantai ini memang nggak cocok dibuat tujuan wisata. Kecuali, niatnya mau uji nyali di sana.
#4 Taman Pelangi, tempat wisata Jogja yang cukup sekali lirik, bukan opsi untuk balik
Saya ke sini karena lokasinya yang strategis, mudah sekali didatangi, persis di Ring Road Utara. Bayangan saya, tempat wisata Jogja ini bakal mirip Taman Lampion yang ada di Malang yang punya vibes lumayan instagrammable. Sialnya, ekspektasi itu langsung buyar total.
Pasalnya, lampionnya terbilang sedikit dan jaraknya berjauhan. Sudah begitu, kondisinya juga memprihatinkan. Banyak titik yang berada dalam keadaan kurang baik. Alih-alih nuansa ceria, justru seperti memasuki arena rumah hantu yang mencekam.
Dulu, Taman Lampion memang sempat jaya dan jadi hiburan merakyat. Namun tampaknya, sekarang masa itu sudah sirna. Rumputnya terlihat nggak terurus, warung makanan nggak buka, dan wahana permainan sudah tiada. Sepertinya, bukan hanya saya yang batal kembali ke sana.
Keempat tempat wisata Jogja tadi sepertinya kudu puas memenuhi takdirnya sebagai tempat wisata yang cukup didatangi sekali saja. Setelah bucket list tercentang dan foto kenangan terunggah, nggak ada lagi esensi kembali. Mendingan, pakai waktu dan uang yang ada untuk menjelajahi sudut-sudut Jogja lainnya yang belum terjamah.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Aktivitas Wisata Jogja yang Nggak Semua Wisatawan Bakal Cocok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
