Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tempat Menyimpan Uang ala Santri Saat Keluar, selain Dompet dan Saku

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
2 Februari 2021
A A
Tempat Menyimpan Uang Ala Santri Saat Keluar, selain Dompet dan Saku terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Umumnya, manusia ketika sedang keluar rumah sekadar jalan-jalan atau melakukan hal lainnya, maka akan menaruh uangnya di dalam dompet atau saku baju. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi para santri. Pasalnya, santri bukan jenis manusia pada umumnya, melainkan manusia di luar batas kenormalan, bahkan untuk sekadar menentukan tempat menyimpan uang.

Dompet sendiri merupakan sebuah kemewahan hakiki bagi santri. Bagi mereka yang memiliki dompet, dapat dipastikan ia memiliki strata tertentu jika dibandingkan santri pada umumnya.

Saya sendiri baru memiliki dompet tetap secara legal ketika sudah di pondok selama tiga tahun. Sebelumnya uang saya simpan di tempat seadanya, yang penting menurut saya aman terkendali dan terbebas dari tangan-tangan jahat.

Meski beberapa santri ada yang memiliki dompet, bukan berarti ketika keluar pondok pesantren ia membawa dompetnya. Bahkan menurut saya cukup merepotkan banget ketika keluar pondok pesantren harus membawa dompet.

Coba bayangin saja, jika pada umumnya dompet ditaruh saku belakang celana, lantas jika santri apa mungkin ditaruh di saku belakang sarungnya? Sarung kan hanya lembaran kain polos tanpa fitur saku, apalagi ritsleting.

Adapun saku di baju kemeja maupun baju koko yang dikenakan santri, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat menaruh uang, namun sayangnya pakaian tersebut hanya berlaku jika keluar pondok untuk kepentingan formal seperti mengaji. Tidak berlaku untuk keluar pondok untuk keperluan nonformal.

Lantas, untuk keperluan nonformal seperti sekadar mencari makan, atau mungkin ke warung kopi yang biasanya hanya mengenakan kaus polos, sarung plus kopiah, bagaimana menyimpan uangnya?

Saya akan memberikan bocoran bagaimana kecerdasan seorang santri ketika menaruh uangnya ketika keluar pondok pesantren, yang mungkin jarang diketahui banyak orang. Jadi sebelumnya jangan kaget, ya.

Baca Juga:

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

#1 Di sela-sela songkok

Jika kalian tidak tahu apa itu songkok dan kepo dengan bentuk songkok yang saya maksud, maka tak perlu saya definisikan lebih lanjut, langsung saja lihat foto Bung Karno di Google atau di mana saja yang biasanya blio mengenakan tutup kepala di atas kepalanya. Nah, itulah yang dinamakan songkok.

Jadi, pada umumnya songkok memiliki dua lapisan di sampingnya, yakni lapisan dalam dan lapisan luar. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat sela seperti sela dompet. Nah, di sela itulah biasanya santri menyelipkan uangnya ketika sedang keluar. Yang terpenting jangan selipkan uang koin ya, pasalnya di kepala bakal terasa ada yang mengganjal, bahkan tidak mengenakkan.

Saya sendiri sering banget menaruh uang di sela songkok. Selain karena ribet kalau harus membawa dompet dan sedang mengenakan kaus, sela-sela songkok juga bisa menjadi dompet praktis ala santri. Jadi, menurut saya songkok memiliki dua fungsi secara tidak langsung, yakni sebagai tutup kepala dan sebagai dompet ala santri yang praktis, tanpa ribet.

#2 Di lipatan sarung

Kalau songkok merupakan dompet ala santri, maka lipatan sarung merupakan saku celana ala santri. Pasalnya, lipatan sarung ini merupakan pakaian bawahan sama halnya dengan celana, dan ketika ada tempat yang dapat menyimpan sesuatu di lipatan tersebut, maka dapat disebut juga saku.

Jadi, ketika mengenakan sarung secara tradisional tanpa modifikasi apa pun, hanya sehelai kain sarung saja, tentu akan ada lipatan sarung sedemikian rupa sebagai pengencangnya ketika mengenakannya.

Nah, lipatan sarung itulah biasanya menjadi tempat santri menaruh uang, mulai dari lipatan bagian tengah, samping kiri, dan kanan.

Bahkan saya pernah tahu, yang menurut saya paling nyeleneh, ada santri yang menaruh uangnya di lipatan sarung belakang. Tapi, biasanya model seperti ini malah jadi modus saja untuk menyembunyikan uang agar tidak ketahuan santri lain bahwa ia memiliki uang. Entah karena memang pelit atau takut uangnya dirampas, yang pasti saya pernah mengetahui teman saya seperti itu.

Sementara saya sendiri agak jarang menaruh uang di lipatan sarung. Saya menaruh uang di lipatan sarung hanya saat sedang tidak mengenakan songkok. Pasalnya, jika menaruh uang di lipatan sarung, berpotensi uang akan jatuh kalau tidak tepat menaruhnya atau saat sedang membenahi lipatan sarung itu sendiri.

#3 Di atas kepala yang tertutupi peci

Tempat menaruh uang yang terakhir ini sedikit antimainstream, beda dari pada yang lain. Tempat ini bukan dompet maupun saku ala santri sebagaimana sebelumnya, melainkan unik yang tak ada bandingannya.

Jadi, uang akan ditaruh di kepala santri atau tepatnya area yang tertutupi oleh peci, kemudian kepalanya ditutupi oleh peci agar uangnya tidak jatuh. Kelihatannya simpel, tapi agak nyeleneh dan di luar batas normal.

Menaruh uang model seperti ini sebenarnya tingkah laku teman saya ketika berada di pondok pesantren. Saya sendiri belum pernah melakukannya. Pasalnya, model seperti ini memperbesar potensi uang terjatuh, sama saja dengan uang yang ditaruh di lipatan sarung. Namun, bagi yang sudah pro, tentu tidak ada masalah untuk itu.

Jika kalian pernah nyantri, tentu menemukan beraneka ragam tempat menaruh uang versi santri. Sedangkan, jika kalian nggak pernah nyantri, mungkin beberapa keunikan di atas dapat kalian coba. Tapi ingat, kelihaian sangat diperlukan di sini agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kerugian ditanggung pengguna.

BACA JUGA Dear Pedagang Kecil, Jangan Remehkan Uang Receh dari Konsumen dan tulisan Mohammad Maulana Iqbal lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Februari 2021 oleh

Tags: santrisimpan uang
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

Belumlah AfdStereotip Menyebalkan Masyarakat Awam pada Lulusan Pondok Pesantren terminal mojok.coal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan santri pondok pesantren gudik terminal mojok.co

Belumlah Afdal Nyantrinya Seseorang Kalau Belum Gudikan

24 September 2020
Pahit Getir Bertahan Jadi Santri Pondok di Rentang Usia 25 ke Atas terminal mojok.co

Pahit Getir Bertahan Jadi Santri Pondok di Rentang Usia 25 ke Atas

9 Februari 2021
Masak Pengabdian Santri di Pesantren Nggak Dihitung sebagai Pengalaman Kerja? Nggak Adil, Rugi dong!

Masak Pengabdian di Pesantren Nggak Dihitung sebagai Pengalaman Kerja? Nggak Adil, Rugi dong!

15 Februari 2024
Santri pondok pesantren Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

Santri Zaman Sekarang, kalau Nggak Dituduh Teroris, ya Pelaku Bully, Suka-suka Kau lah

23 Oktober 2023
Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal30

Ngaji Kilatan dan Tradisi Melancong Santri di Bulan Ramadan. #TakjilanTerminal33

29 April 2021
lembaga dakwah kampus

Jadi Anak Pendakwah Itu Nggak Selalu Menyenangkan

24 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.