Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Standing Party: Konsep Praktis yang Nggak Memuliakan Tamu

Ana Widiastuti oleh Ana Widiastuti
11 November 2022
A A
Standing Party: Konsep Praktis yang Nggak Memuliakan Tamu

Standing Party: Konsep Praktis yang Nggak Memuliakan Tamu (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Standing party memang praktis, tapi tamunya yang remhok

Pandemi belum resmi berakhir, tapi kegiatan kumpul-kumpul sepertinya sudah kembali seperti sebelum pandemi. Tempat wisata sudah mulai penuh, sambatnya pengelola hotel sudah tidak terdengar lagi terkait okupansi, dan kondangan sudah tidak ada pembatasan tamu lagi.

Beberapa hari lalu, saya menghadiri kondangan seorang kerabat. Kondangan, bagi manusia kek saya, itu bukan perkara sepele, soalnya saya jarang dandan. Tetap saja saya dandan dan datang tepat waktu, semua demi menghormati orang yang sudah mengundang.

Sampai lokasi, ternyata kondangannya mengusung konsep standing party. Konsep ini sekarang lebih banyak dipilih dengan alasan kepraktisan. Terutama jika resepsi di kampung atau gedung pertemuan yang tidak terlalu luas. Tamu datang bergiliran, tidak perlu menyediakan tempat duduk. Juga bisa menampilkan kesan meriah, bisa mengundang tamu yang banyak.

Lalu apa salahnya dengan standing party?

Sebenarnya standing party itu bukan konsep yang buruk, cuman ada yang luput dari perhatian: kenyamanan dan kemuliaan tamu.

Begini, konsep standing party kan memang biar praktis. Tamu datang, salam-salam, foto, makan, pulang. Jadi, nggak ada tempat duduk. Sirkulasi tamu bisa lancar, dan nggak harus nunggu tamu yang lain keluar dulu. Niatnya sih begitu.

Niatnya.

Baca Juga:

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

Sumbangan Pesta Hajatan di Gunungkidul, Tradisi Baik yang Berubah Jadi Ajang Adu Gengsi

Masalahnya begini. Nggak semua tamu punya stamina dan kesabaran yang sama-sama kuat. Kita harus antre panjang untuk foto, salaman, dan makan. Kalau capek, bisa duduk kan. Tapi kalau standing party, mau duduk mana, monitor sound?

Tamu-tamu yang sudah sepuh, bakal tersiksa sama konsep kek gini. Apalagi jika sudah ngantre lama untuk salaman dan foto, ternyata harus diserobot tamu VIP. Harus nambah lagi waktu antrean mereka. Mau istirahat gimana, nggak ada tempat duduk?

Siksaan fisik dan mental masih berlanjut di meja prasmanan. Antre panjang di meja buffet, dan makan tanpa tempat duduk. Yang memiliki keyakinan makan harus duduk ya mau nggak mau harus ngemper cari lokasi meletakkan pantat.

Bagi tamu dari teman-teman mempelai, yang notabene masih muda, standing party bisa jadi bentuk yang paling cocok. Tidak ribet. Bisa wara-wiri ketemu teman-teman. Bisa sekalian reuni dengan teman yang lama tidak berjumpa.

Tapi bagi tamu yang sudah berumur, bayangkan siksaan yang didapat. Boyok jadi taruhan. Meski sampai sekarang belum pernah nemu jasa penyewaan kursi pijat di luar venue kondangan standing party.

Jadi, di mana penghormatan terhadap tamu kalo sudah begini? Penghormatan tidak hanya sekadar jamuan yang berlimpah. Meski menu enak dan tersedia banyak, kalau suasana nggak nyaman ya, mending cabut. Standing party ya memang praktis, tapi kalau nggak nyaman ya gimana…

Kembali ke niat semula menyelenggarakan resepsi. Mengabarkan momen bahagia. Juga menjalin hubungan lebih erat antar keluarga dan kolega dari mempelai pria dan wanita. Nah, jangan sampai niat mulia di awal menjadi bumerang. Alih-alih menjalin hubungan yang lebih erat, malah bisa jadi masuk daftar persona non grata dalam pertemanan atau persaudaraan. Sekian minggu kemudian ketemu sama salah satu mantan tamu undangan, tidak disapa, karena merasa tidak diterima dengan layak waktu menghadiri undangan resepsi.

Ini undangan lho ya, sekali lagi yang punya hajat mengundang. Mengharap kedatangannya. Tamu yang diundang pun sudah ngebela-belain dandan maksimal, datang tepat waktu sesuai jam yang tertera dalam undangan. Maka sudah selayaknya dimuliakan. Tamu yang datang tanpa diundang pun wajib dimuliakan, apalagi tamu yang diundang. Minimal disalami dan disambut dengan baik, diberikan suasana yang nyaman.

Agar sama-sama nyaman, idealnya konsep resepsi harus disesuaikan. Penyesuaian antara budget yang disediakan, siapa yang diundang, serta kapasitas tempat yang ada. Tidak perlu memaksakan harus mengundang sebanyak mungkin orang. Yang penting tujuan tercapai mengabarkan kabar gembira dan menjalin kekerabatan terutama antara dua keluarga mempelai dan circle dekatnya.

Jadi, masih tega bikin konsep tunggal standing party untuk semua karakteristik tamu undangan?

Penulis: Ana Widiastuti
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Meluruskan Salah Paham Soal Pesta Pernikahan di Desa yang Bisa Berhari-hari

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2022 oleh

Tags: KondanganPernikahanstanding party
Ana Widiastuti

Ana Widiastuti

Ibu rumah tangga merangkap pekerja pelayanan publik.

ArtikelTerkait

Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan Terminal Mojok

Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan

5 Januari 2023
jawa dan sunda

Gagalnya Pernikahan Hayam Muruk dan Dyah Pitaloka, Membuat Kisah Percintaan Jawa dan Sunda Dihantui Cerita Masa Lalu

22 Juni 2019
Berusaha Memahami Hobi Sound System yang Terlanjur Dibenci Banyak Orang Mojok.co

Berusaha Memahami Hobi Sound System yang Terlanjur Dibenci Banyak Orang

17 November 2023
rel kereta api slamet riyadi mojok

3 Hal yang Saya Jumpai Selama Tinggal di Pinggir Rel Kereta Api

7 Agustus 2020
Cewek Indonesia Impiannya Menikah dengan Bule Apa Nggak Pernah Pikir Panjang? terminal mojok.co

Pernikahan yang Gagal, Si Tunggal vs Si Bungsu yang Tak Bisa Bersatu

1 Juli 2020
Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Menggadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga Mojok.co

Sisi Gelap Pernikahan di Desa, Sudah Gadaikan Sawah Demi Biaya Hajatan, Masih Aja Jadi Omongan Tetangga

24 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.